Part 54

1.9K 88 3
                                    


Pagi ini Zhea masih menunggu kabar Athalla, berharap cowok itu mengabarinya dengan sekatapun sudah membuat Zhea tidak merasa khawatir sekarang. Semalam diacara prom night tidak ada apa-apanya bagi Zhea, sama sekali terasa sepi jika tidak ada dia. Kerumunan semua murid SMA Taruna Bangsa, rata-rata semua hadir mengikuti acara itu. Kecuali dia, dia yang Zhea tunggu ternyata sama sekali tidak datang dan tidak mengabarinya sama sekali.

Zhea merasa kalau ia belum menjadi pacar yang baik untuk Athalla, sehingga cowok itu meninggalkannya tanpa kabar sedikit pun.

Pintu kamar Zhea tiba saja terketuk dengan tiba-tiba, "Non? disuruh Nyonya makan dibawah. Ayo Non," panggil Bik Desi dari arah depan pintu.

Zhea tidak berniat membuka pintu kamarnya, mengurung diri berhari-hari dalam kamar tidak membuat ia lupa dengan cowok itu. Tapi? apa boleh buat? Zhea sama sekali tidak ada nafsu makan atau nafsu untuk ngapa-ngapain.

"Gak, Bik. Zhea nggak laper bilangin sama Mama yah." jawab Zhea sedikit berteriak dari arah dalam kamar.

"Makan yuk Non. Nanti Bibik kena marah sama Nyonya dibawah karena nggak berhasil buat Non Zhea turun kebawah." ucap Bik Desi.

"Bilang aja kalo ini aku yang minta. Mama nggak bakal marah kok, Bik. Mama orang baik." jawab Zhea.

"Baik, Non." jawab Bik Desi, kemudian ia kembali turun kebawah menuju ruang makan.

"Maaf Nya, Non Zhea bilang dia nggak laper." kata Bik Desi memberitahu kepada Mama Zhea, "Atau saya antar makanannya ke kamar Non Zhea aja, Nya?"

"Iya Bik, anter kekamarnya aja."

"Baik, Nya." Bik Desi langsung membawa sarapan pagi untuk Zhea menuju keatas, kamar Zhea.

Bik Desi kembali mengetuk pintu kamar Zhea, "Bukain Non, Bibik anter sarapan pagi dulu."

Dengan terpaksa Zhea harus membuka pintu kamarnya, kemudian mempersilahkan Bik Desi untuk masuk kedalam kamarnya.

Bik Desi melotot melihat dua piring yang belum sama sekali tersentuh makanannya berada diatas nakas kamar Zhea.

"Non? makan malem sama makan siang kemarin belum dimakan sama sekali?" tanya Bik Desi merasa khawatir, khawatir karena kalau Zhea tidak makan ia akan sakit. Dan khawatir, Bik Desi takut ia akan dimarahi majikannya—Papa atau Mamanya Zhea.

Zhea menggeleng tanpa dosa, "Zhea kan gak laper, Bik? jadi buat apa makan. Lagian kan, Zhea makan kok diluar kalo lagi pergi." Zhea ingin meyakinkan Bik Desi agar tidak terlihat khawatir.

"Tapi Non, kan takutnya nanti Non Zhea jatuh sakit gimana? kan nanti Bibik Non yang dimarahi sama Tuan dan Nyonya. Yang sarapan pagi ini dimakan yah. Bibik mohon."

"Iya, Bik. Pasti Zhea makan. Yaudah yang dua piring itu bawa kebawah aja. Tapi buang dulu makananya, basi. Nanti diliat sama Mama."

"Iya Non."

Setelah Bik Desi keluar dari kamar Zhea, Zhea meraih piring sarapan pagi yang baru saja Bik Desi antarkan itu, bukan memakannya, Zhea malah membawanya masuk kedalam kamar mandi kamarnya dan membuang makanan itu dikotak sampah dekat toilet. Sial.

"Kan dah gue bilangin berapa kali, gue gak laper. Kalo gue laper pun pasti gue bakal minta dan makan. Kan gak laper, buang aja." omelnya pada diri sendiri.

Dan gadis ini masih stay dengan ponsel yang berada digenggamannya. Berharap pesan masuk dari orang yang ditunggu. Namun, harapan itu tak pernah datang. Tak pernah muncul notifikasi dalam ponselnya.

Pintu kamar Zhea terbuka. Zhea lupa kalau ia belum mengunci pintu kamarnya kembali. Zhea melirik keambang pintu, dimana ada seseorang dibalik sana. Dan ternyata Kayla, adiknya.

Dia, 'Athalla' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang