Chapter VI (Terror)

263 8 0
                                    


Halo, jangan lupa vote cerita ini ya..

mohon maaf jika typo bertebaran dimana mana


***

"Bruuukk ....." pintu kamar mandi yang sedari tadi terbuka, tiba tiba saja tertutup dengan sendirinya, Mas Nur yang sedang bercerita , langsung mendadak diam dengan muka yang tegang, "Sepertinya dia tidak suka kita ceritakan sekarang Mas" dengan wajah ketakutan Mba Sri memegang erat lengan Suaminya. "Maaf Nia, kita gak ada maksud apa apa, saya mohon kamu jangan ganggu kita lagi" Mas Nur mencoba berbicara dengan hantu yang dia yakin itu hantu Nia, sontak saja aku dan Andy yang selama ini tinggal dikamar ini semakin parno, nyali yang kami bangun selama ini mendadak rontok dengan terror bantingan pintu kamar mandi yang sangat mengagetkan kami. "Maaf Mba Nia, kami disini hanya numpang singgah saja, tolong jangan ganggu kami" aku bersuara lirih, hening... tanpa ada kata-kata lagi, kami semua terdiam dikamar petak berukuran 4X4 ini, tidak ada suara dari kami ataupun tangisan seperti malam malam sebelumnya, hanya suara Hujan dan petir yang memecah ketegangan kami.

"Mas Aku takut, kita lebih baik ke kamar saja mas, atau ke kamar Ito disebelah" rengek Mba Sri yang sedari tadi tidak melepaskan pegangannya pada tangan Mas Nur, "Tapi ini sudah malam, tidak enak juga Aku sama Ito, kan sedang ada istrinya juga Sri" Mas Nur mencoba menengkan Mba Sri yang terlihat pucat "Toh sudah tidak ada apa apakan sekarang?" Lanjutnya sambil menuntun Mba Sri ke tempat tidur "lebih Baik kamu tidur saja, jangan mikir macem macem" lanjutnya sambil merebahkan Mba Sri diatas ranjang. Aku dan Andi yang mulai Parno, langsung naik ke ranjang dan mencoba menutup mata, sedang Mas Nur memberanikan diri mengecek ke Kamar Mandi, dibukanya perlahan pintu kamar mandi yang tertutup rapat, dengan jeli Mas Nur melihat sekeliling kamar mandi, tidak ada apa apa, semua tidak ada yang janggal, "Disinilah dulu Nia gantung diri, tepat di tengah tengah ruangan ini" Mas Nur membatin, tanpa disadari, suasana di kamar mandi ini menjadi sedikit mencekam, cuaca dingin karena Hujan, mendadak menjadi hangat dikamar ini, tengkuk mas Nur mulai merinding, seolah ada yang sedang mengawasinya dari sudut kamar mandi, dan dengan lirih mas Nur mendengar suara seorang wanita menangis pilu, "Hu hu hu hu ...." Sontak membuat Mas Nur terperanjat dan sedikit berlari menuju istrinya, tanpa banyak bicara mas Nur langsung masuk kedalam selimut membenamkan diri.

"Kalian setiap hari mendapat gangguan seperti itu?" Mas Nur membuka percakapan pagi ini, hari ini rencananya aku tidak akan masuk kantor, aku sudah Izin ke Bu Ayu kemarin sebelum pulang, ada hal penting yang harus segera ku selesaikan hari ini, "Iya Mas, setiap hari kami diganggu suara menangis dari kamar mandi, tapi kami beranikan saja dan menganggap tidak pernah mendengar apapun" aku menjawab rasa penasaran Mas Nur yang sedikit kaget dengan terror malam tadi, "Wah kalian berani sekali ya, saya sehari digangguin saja sudah tidak mau lagi menginap disini" timpal mba Sri sambil nyelonong keluar sembari siap-siap merapikan kamarnya yang sedikit berantakan akibat kejadian kemarin, "yam au gimana lagi mba, mau cari kontrakan juga gaji kami masih pas-pas hehe" Andy menimpali dengan sedikit malu malu.

"Lu hari ini gak kerja mau kemana Ga?" Andy sedikit penasaran padaku, karena memang sebelumnya aku tidak memberitahu Andi jika hari ini aku tidak masuk kantor, "Aku mau cari kontrakan Dy, bisa gila kalo tiap malam aku digangguin hantu cewe itu, mending aku digodain Anita dari pada digodain hantu haha" aku menjawab pertanyaan Andi dengan sedikit bercanda membuat Andi langsung memukul bahuku dengan cukup keras "Lah jadi orang koplak banget! Terus lu pindah, gw ditinggalin sendiri gitu disini? Sama hantu Nia?" Andi mencecarku tidak terima, tanpa memperdulikan Andy, aku langsung nyelonong ke kamar mandi untuk membersihkan badan dan siap siap ingin sekedar berjalan jalan dikota ini, karena walaupun sudah hampir tiga bulan dikota ini, belum pernah sekalipun kami menelusuri kota ini.

"Kalo mau jalan-jalan, Pakai saja motor Mas Nur" mba Sri dengan ramah meminjamkan Sepeda Motor suaminya yang memang tidak dipakai untuk bekerja, Motor yang kulihat hanya dipakai saat hari libur saja oleh Mas Nur dan Mba Sri hanya untuk sekedar Jalan Jalan keliling kota, "Terima kasih Mba, saya memang berniat mau pinjam Motor Mas Nur, Tapi belum sempat bilang" Aku sedikt sungkan untuk meminjam motor mas Nur, tapi mau bagaimna lagi, tidak mungkin aku meminjam mobil kantor hanya untuk keliling-kelilng kota.

Cuaca Kalimantan disiang hari benar benar terika, setelah berkeliling kota tanpa Tujuan, akhirnya aku menepi dipinggir jalan dibawah pohon rindang, disana juga ada beberapa penjual makan dan minuman ringan, sambil melepas dahaga, aku memesan satu cangkir es kelapa muda, cukup menuntaskan dahagaku di terik siang ini.

"Pak Es Kelapanya 1 ya" aku memesan es yang memang terlihat menyegarkan sekali "Siap Mas, disini atau mau dibungkus?" Bapak penjual Es itu bertanya sambil mencuci beberap gelas bekas disamping gerobaknya, "disini saja pa" aku menjawabnya singkat.

Tanpa terasa segelas Es kelapa muda itu meluncur ke tenggorokan ku dengan cepat, ku lirik kiri kanan, aku melihat sebuah tempelan ditiang listrik tidak jauh dari tempatku duduk,

"Kontrakan Kosong, Murah. 

Hubungi Ibu Dina No. HP . 0888 888 8888"

Malam KelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang