5. INDY AURELIA JASMINE.

77 32 37
                                    

Tingg.. Satu pesan masuk kedalam ponsel Indy, ia melihat nya dan ternyata itu dari Tiara.

Tiara🎈

Indy, lo dimana? Gue lagi ada masalah nih. Disini ada sikeong busuk, gimana dong? Indy gue takut, sekaligus malas. Kalau gue di mutilasi gimana? Kalau dipekrosa dulu gimana? Kalau gue di jadiin gembel gimana? Indy tolong gue!

Indy menggaruk kepala nya pusing, siapa yang dimaksud Tiara dengan sebutan keong busuk? Apakah yang dimaksud Arkan, tapi Arkan itu kan tampan kenapa Tiara bisa memanggil nya keong busuk.

Indy🎈

Sorry Ra gue gak bisa. Karena gue harus latihan soal untuk olimpiade untuk minggu depan. Sorry ya Ra

Tiara langsung membaca pesan balasan dari Indy tapi ternyata hasil nya tak sesuai yang ia bayangkan. Indy memasukan ponsel nya kedalam saku seragam milik nya. Namun baru saja Indy memasukan ponsel nya sudah ada pesan yang masuk kembali.

Tiara🎈

Indy please tolongin gue, gimana dong nih itu sikeong busuk dah manggilin gue mulu. Indy tolong gue huaaa.

Indy menepuk kening nya kasar saat ia menerima pesan balasan dari Tiara, bagaimana cara nya ia menolong Tiara? Indy langsung berlari untuk menyampari guru bimbingan olimpiade.

"Ibu, bisa gak saya izin dulu sebentar aja. Saya ada urusan sama Tiara" pinta Indy.

"Gak! Kamu kan harus menghafalkan soal olimpiade. Dan ibu sudah menyiapkan orang yang akan bertanding bersama kamu dalam olimpiade ini" ujar bu Mawar.

"Tiara bu?"

"Bukan lah, kan dia sendiri yang gak mau ikut olimpiade. Kata nya takut capek lah, malas ngafalin soal lah, ada meeting lah, segala hal dia sebutin. Teman kamu aneh aja, jadi kamu jangan sampai otak nya ngikutin Tiara"

"Ibu! Dia sahabat saya loh" jawab Indy sambil tersenyum.

"Bercanda, tapi ada benar nya deh dikit doang" ujar bu Mawar.

"Ibu saya boleh izin ya" mohon Indy.

"Gak! Itu dia orang yang akan bertanding bersama kamu di olimpiade nanti" ujar bu Mawar sambil menunjuk ke arah seorang pria.

Indy mengikuti arah telunjuk bu Mawar berhenti dan telunjuk itu berhenti tepat di hadapan seorang pria, dan Indy mengenal pria itu bahkan sangat mengenal. Dia adalah Arjuna, benar dia adalah Arjuna seorang pria yang baru saja masuk ke kelas nya hari ini dan apa urusan nya dengan bu Mawar. Tunggu, apa jangan jangan yang di maksud bu Mawar untuk menemani nya di olimpiade adalah Arjuna, kalau benar maka akan tamat riwayat hidup Indy.

"INDYYY! " teriak bu Mawar.

"Ehh iya bu"

"Kamu kenapa? " tanya bu Mawar.

"Bu saya izin ketemu sama Tiara dulu ya bu, sebentar aja bu. Please" pinta Indy.

"Kalau lo pergi nanti yang ngasih tau gue tentang materi olimpiade siapa? Lo kira gue tau apa materi nya" jawab seseorang tapi itu bukan bu Mawar melainkan Arjuna. Ya Arjuna, yang sekarang sudah berdiri tanpa ekspresi di hadapan Indy.

Lagi lagi ia harus merasakan hal ini, jantung nya berdetak kencang kembali dan ia tidak bisa berbuat apa apa selain mengikuti alur dari kehidupan nya. Arjuna langsung mengeluarkan handfhone nya dari balik saku, entah nomor siapa yang ia tuju tapi seperti nya ia meminta bantuan seseorang.

"Masalah lo udah gue selesai kan. Sekarang tinggal masalah lo sama gue! Tunjukin dimana ruang osis nya" perintah Arjuna.

Indy hanya mengangguk pasrah sambil mengambil tumpukan kertas yang dipegang bu Mawar. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya pada Indy, Arjuna terus mengikuti arah kaki Indy berjalan sampai akhirnya mereka tiba di ruang osis.
Cklek..

Pintu ruang osis pun terbuka dan mereka masuk kedalam ruangan tersebut. Di ruangan itu sudah ada pak Rony dan siswa lain nya yang mengikuti olimpiade, mata Indy bergerak kesana kemari seraya mencari kursi yang kosong namun nihil karena tak ada satu pun kursi yang kosong kecuali kursi diseblah Arjuna.

"Eumm, Ar-arjuna A-aku boleh duduk di samping kamu gak? "

"Kalau mau duduk, duduk aja ngapain pake izin duku ke gue! " sahut Arjuna tanpa melirik Indy sekalipun.

Indy pun duduk di seblah Arjuna. 'Galak banget sih' batin Indy.

Aduh, Indy bodoh! Ngapain juga pake nanya boleh duduk apa enggak! Ya jelas boleh lah! Indy terus mengumpat didalam hati nya merutuki atas pertanyaan nya yang payah itu.

Setelah lama pak Rony menjelas kan akhirnya ruangan menjadi hening kembali. Mereka semua kembali terfokus pada latihan soal masing masing.

"Eumm Arjuna! Bisa bantu aku gak?"

"...." tak ada jawaban dari Arjuna.

"Arjuna"

"...".

"Arjuna. " Masih tak ada jawaban dari Arjuna. Sekali dua kali mungkin Indy masih sabar namun sudah kunjung tiga kali nya Indy memanggil tapi tak kunjung di jawab kesabaran nya sudah hilang saat ini juga!

"Arjunaa! "

Spontan, suara nyaring Indy membuat semuanya menoleh kearah Indy dan Arjuna. Dan Indy hanya menggaruk leher nya karena menahan rasa malu atas tindakan bodoh yang tadi ia lakukan.

"Ada apa Indy? Kenapa kamu teriak teriak? " tanya pak Rony.

"Tidak ada apa apa pak. " Jelas Indy.

Kini Arjuna tengah menatap Indy datar seperti biasanya dan saat pandangan mereka bertemu perasaan Indy menjadi tak karuan diri nya selalu saja gugup apabila Arjuna menatap nya seperti itu.

"A-ada apa?" tanya Indy dengan nada gugup.

"Aneh" sahut Arjuna dengan malas.

"S-siapa yang aneh?"

Bukannya menjawab pertanyaan dari Indy, Arjuna malah merebut paksa kertas yang sedang dipegang oleh Indy. " Lo mau gue bantu jawab soal ini kan? " Tanya Arjuna pada Indy.

Indy hanya mengangguk kecil. Dan Arjuna mulai fokus menjelaskan tentang soal yang Indy ingin tanyakan padanya tapi karena ketakutan nya jadi dirinya lah yang harus menegur gadis konyol itu.

🌝🌝

"Assalamualaikum, Bunda."

"Waalaikumsalam, kamu sudah pulang Sayang? " tanya Maria.

"Iya Bun." Jawab Indy yang langsung masuk kedalam kedalam rumah nya namun tidak lupa juga untuk mencium punggung tangan Bunda nya.

"Ya udah sekarang kamu ganti baju, abis itu makan siang. Jangan lupa shalat! Kalau bisa sekalian mandi, kamu bau bingitt" ejek Maria.

"Bundaaaa" rengek Indy lalu langsung berlari menuju kamar nya.

Cklek.. Indy membuka kamar nya dan mulai menaruh tas nya asal ia berlari menuju kamar mandi untuk mengganti pakaian nya dan mengambil air wudhu. Setelah selesai ia langsung melaksanakan shalat sebagaimana umat islam seperti biasa nya.

Indy menaruh mukena milik nya di atas meja yang tersedia di sana. Setelah itu Indy langsung berjalan menuju tepi kasir nya dan mengambil sebuah boneka jasmine yang sangat cantik, rambut berwarna hijau toska yang diikat sangat rapih oleh sang empunya. Indy kembali teringat kepada orang yang telah memberikan boneka itu pada diri nya. Ia sangat bahagia saat itu tapi tidak ada yang tahu bahwa itu adalah hadiah terakhir untuk nya.

Haiilooooo semua nya... Masih menanti cerita ini? Selamat yahhh kalian telah mendapatkan pahala.. Hehehe... Sudah ada yang merasakan kebingungan? Kalau ada comment ya aku pengen tau orang nya.. Hahahah.. See you nextar.. Hahaah makanan kali ya nextar.. 😀😁😂😂😂🤣🤣

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sebatas RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang