ARKAN ~ [1] Gak Suka.

5.1K 109 13
                                    

Syakilla Hasna Putri, gadis cantik nan tinggi itu berjalan ke arah toilet-- melewati koridor kelas dengan terburu-buru. Ia ingin buang air kecil, dan itu sudah diujung. Ia terus berlari sampai—

Dukk.

Brukk.

"Adaw! Woi lo kalau jalan pake mata dong!" pekik Syakilla.

Seseorang menabraknya dengan sangat kencang, membuatnya terjatuh dilantai.

"Yee bego. Dimana-mana jalan tuh pake kaki." balas orang yang menabraknya.

Syakilla mendongak, menatap tajam orang itu.

"Marva bangsat. Lo tuh salah! Harusnya minta maaf kek, bantuin gue berdiri kek! Gak berperikemanusiaan banget sih lo!" kesal Syakilla kepada Marva-- orang yang menabraknya. Dengan kesal, Syakilla berdiri.

"Cih. Emang lo manusia?" ledek Marva. Membuat Syakilla semakin kesal. Syakilla menendang keras tulang kering Marva membuat Marva meringis.

"Dasar! Cowok setan! Gak punya hati! Gue aduin Arkan juga lo!" maki Syakilla.

"Sakit anjir. Jadi cewek lembut dikit napa. Lagian gak ada Arkan disini."

Syakilla ingin membalas Marva tapi terhenti karena ia melihat Arkan. Syakilla menyeringai menatap Marva.

"Arkan!" panggil Syakilla.

Arkan menengok lalu menghampiri Syakilla dengan diikuti ketiga temannya yang lain yaitu, Sandi, Rendi dan Dava.

Sedangkan Marva sudah menggerutu tak jelas ditempatnya.

"Arkaaan. Marva ngedorong gue ih." rengek Syakilla sesaat setelah Arkan berada dihadapannya dengan bergelayut manja pada lengan Arkan.

Arkan menaikan sebelah alisnya. Ia menatap Marva.

"Lah? Lo kok nyalahin gue sih. Nih bangs Arkan ya, yang salah itu cewek lo. Jalannya lari-lari, gak liat liat lagi." timpal Marva.

"Lo kok nyalahin gue sih cowok setan!" hardik Syakilla membuat Arkan menatap tak suka Syakilla.

"Sstt. Ngomongnya." ucap Arkan dingin.

Syakilla merengut. Ia akan protes, namun Arkan keburu menyeretnya.

"Ikut gue." datar Arkan menarik lengan kanan Syakilla.

Syakilla menatap horor Arkan.

"Gak mauu. Yang salah Marvaa bukan Syakilla, Arkaan." rengek Syakilla. Namun Arkan tetap menyeretnya berlalu meninggalkan keempat temannya.

Syakilla menengok ke belakang, ia menatap memelas kepada Dava, Rendi dan Sandi seakan meminta tolong. Tapi ketiga orang itu hanya tertawa diikuti Marva yang juga tertawa kencang membuat Syakilla semakin kesal.

Arkan membawa Syakilla ke taman sekolah. Ia melepas lengan Syakilla lalu berlalu terlebih dahulu dan duduk dikursi taman. Sedangkan Syakilla masih terdiam berdiri dengan wajah tertekuknya.

Arkan menatap Syakilla. "Duduk." ujarnya. Syakilla menurut. Ia duduk disamping kiri Arkan.

Arkan merangkulnya. "Jangan gitu." dingin Arkan.

Syakilla menatap Arkan bingung. "Gitu apa?"

"Cewek gak boleh kasar." jawab Arkan.

"Arkan juga kasar." cicit Syakilla.

"Gue cowok."

"Sama aja." hardik Syakilla.

"Beda."

"Terus kalau lo cowok lo bisa kasar seenaknya gitu? Sedangkan cewek jangan kasar? Cewek juga gak harus apa-apanya lemah tau."

ARKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang