Part 1 : Elena Pricilla Dirgantara

954 28 4
                                    

Pukul 05:40 Seorang gadis menguap merenggangkan badannya setelah terbangun oleh suara jam weker karakter pandanya. Hari ini dia bertekad untuk berangkat lebih pagi untuk mengawali hari barunya, yahh hati ini dia resmi menjadi kelas 11 di sebuah sekolah elit "SMA PELITA JAYA" .

Yahh gadis itu adalah Elena Pricilla Dirgantara.

Setelah 30 menit kemudian dia sudah siap dengan seragam, tas dan segala kelengkapannya untuk berangkat sekolah dia bergegas turun ke meja makan yang di yakini sudah terdapat sarapan yang di siapkan oleh pembantu di rumahnya.

Jangan tanyakan orang tuanya, karena mereka sudah di pastikan tidak berada di rumah mereka sedang berada di luar negeri untuk mengurus pekerjaan.

Kadang Elena Pun Merasa Jengan, Tapi Dia Juga Harus Mengerti Semua Itu Di Lakukan Oleh Orang Tuanya Untuk Dirinya Juga.

Jika bukan karena orang tuanya yang bekerja seperti sekarang Dia tidak akan mungkin bisa hidup dengan keadaan serba terpenuhi seperti sekarang, dia bisa membeli segala yang dia inginkan kecuali kebersamaan dengan orang tuanya.

Ahh memikirkannya membuat Elena merasa sedih

Terlahir sebagai anak tunggal membuatnya sering mengeluh karena selalu merasa kesepian hanya bersama pembantu di rumahnya yang sangat besar ini, dia merasa hampa setiap kali berada di rumah.

Dia hanya akan merasakan sebuah kebersamaan bila berada di sekolah karena teman-temannya .

Yahh betapa beruntungnya dia memiliki sahabat seperti mereka. Walaupun hanya memiliki 2 sahabat tapi mereka selalu ada saat dia membutuhkannya, selalu menghibur saat ada masalahnya.

Tapi dia yakin suatu saat akan ada kebahagiaan yang lebih untuknya, yahh dia yakin akan itu, bahkan sangat yakin.

Elena menuruni tangga dengan semangat, tidak sabar untuk segera sampai di sekolah dan bertemu dengan teman-temannya.

Setelah sampai di bawah dia melihat bibi yang sedang menyiapkan sarapan untuknya di meja makan.

"Pagi bibi" Elena tidak lupa untuk menyapa orang yang sudah melayaninya selama ini, di Sertai dengan senyum manisnya yang seolah menyalurkan kekuatannya tersendiri terhadap orang yang melihatnya untuk ikut tersenyum juga

"Ehh pagi non Elena, semangat banget keliatannya"

"Iya dong Bi, Elena semangat banget pengen ketemu temen-temen Elena di Sekolah"

"Ya udah, kalau gitu Non Elena sarapan dulu baru berangkat ke sekolah"

"Iya Bi"

Elena menyantap sarapan nasi gorengnya dalam diam, setelah selesai dia pamitan kepada Bibinya.

"BI Elena berangkat sekolah dulu yh" Elena berteriak karena Bibinya sedang berada di belakang membersihkan kolam renang.

Tanpa mendengarkan respon dari pembantunya itu dia bergegas ke garasi untuk mengambil mobil Sport berwarna merah yang menjadi favoritnya, dia mengendarainya dengan santai.

Butuh waktu 15 menit untuk sampai di sekolah, mengingat ini masih pagi sehingga dia tidak perlu terjebak macet.

Pukul 06:45 dia sudah sampai di sekolah dan sekolah masih dalam keadaan sepi hanya ada satpam dan beberapa siswa berkaca mata yang dia yakini datang lagi ke sekolah untuk dapat mengambil posisi duduk terdepan dalam kelas.

Setelah memarkirkan mobilnya Elena bergegas ke papan informasi untuk mengetahui pambagin kelasnya dan betapa senangnya dia saat menemukan nama kedua sahabatnya juga berada dalam kelas yang sama dengannya.

Kelas 11 MIPA 2 kelas yang akan menjadi tempatnya menuntut ilmu dan menjadi saksi bisu bagaimana dia selama 1 tahun kedepan.

Di sini lah Elena sekarang di depan ruang yang berlabel 11 MIPA 2. Dia memasuki kelasnya dan melihat beberapa orang yang berada di sana, dan pastinya orang-orang yang akan menjadi tokoh-tokoh dalam cerita perjalanannya di kelas 11 ini. Dia mengambil posisi duduk di urutan ke dua dari depan dekat jendela yang terlihat masih kosong.

Tak lama kemudian terdengar suara toa sahabatnya Bella.

"Selamat pagi semuanya" disertai cengiran khasnya yang tak lama kemudian di susul keluhan dari sahabatnya yang satunya lagi

"Bell bisa nggak sih nggak usah teriak² masih pagi juga, elahh" Dia Laura orangnya kalem dan kadang lumayan dewasa asal tidak di pancing untuk berdebat masalah kecil dengan Bella, manusia rempong yangembuaf suasana selalu menjadi lebih rame.

"Justru karena masih pagi Lau, jadi kita harus mengawali pagi dengan semangat. Iyya nggak temen²" ucap Bella mencari dukungan dari teman temannya yang lain

"Iya dong Bebep Bella" sahut seorang lelaki berbadan besar yang muncul dari pintu yang berada di belakangnya.

Laura yang melihat itu hanya terkekeh kecil sambil memutar bola matanya malas.

Siswa-siswa yang menyaksikan itu hanya tersenyum melihat mereka.

"Ehh udah-udah mending duduk deh sini" sahut Elena untuk mencegah Bella meladeni ucapan fiqri si badan gempal.

Bella yang mendengar ucapan Elena pun hanya mendelik malas ke arah fiqri, yang justru di balas cengiran olehnya.

Laura memilih duduk bersama Elena Dan Bella Bersama Seorang Gadis manis bernama Kayla.

Pukul 07.10 bel berbunyi seorang guru masuk memperkenalkan dirinya bernama Ibu Hana selaku guru bahasa sekaligus Wali kelas Dari 11 MIPA 2, hari ini mereka belum belajar efektif hanya mendapat beberapa arahan dan penjelasan tentang tatib serta pemilihan perangkat kelas.

Elena yang tidak berminat untuk menjadi perangkat kelas justru terpilih menjadi sekertaris, tapi dia juga tidak dapat menolak karena Ibu Hana sendiri yang langsung menunjuknya menjadi sekertaris kelas.

Tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul 14:30 waktunya untuk pulang.

Elena berpisah dengan teman temannya di parkiran karena mereka membawa kendaraan masing-masing.

Dalam perjalanan pulang di jalan yang terlihat sangat sepi beberapa motor datang dan menghalangi jalan Elena, mereka terlihat seperti preman. Elena menghentikan mobilnya dengan segala pikiran negatif yang berputar di kepalanya.

Gendoran pada mobilnya menyadakannya.

"Keluar Lo!!!" Teriak seorang preman berbadan besar dengan rambut gimbalnya

Elena semakin merasa ketakutan, dia kebingungan tidak tahu apa yang harus di lakukannya. Dia tidak mungkin bisa melawan mereka, dia tidak menguasai bela diri apapun. Satu satunya hal yang dapat di lakukannya adalah keluar dan meminta tolong kepada siapa pun yang sekiranya bisa menolongnya.

Dengan rasa takut yang sangat kelihatan Elena membuka pintu mobilnya

"Akhirnya keluar juga Lo" ucap preman yang mengendor gendor mobilnya sedari tadi

"Cepetan serahin semua barang barang berharga Lo kalau mau selamet" ucap preman berwajah sangar lainnya dengan membentak membuat nyali Elena semakin menciut

"Saya nggak punya apa-apa, tolong lepasin saya" ucap Elena ketakutan

"Nggak percaya Kita, mobil Lo aja bagus gini masa nggak punya apa-apa, cepet serahin sebelum kita bertindak kasar

Elena yang semakin ketakutan berusaha untuk kabur, tapi belum juga melangkah tangannya sudah di cengkram dengan kuat oleh salah seorang preman yang ada di sana

" Mau coba-coba kabur yah Lo, jangan harap Lo bisa pergi sebelum Lo kasih kita semua barang-batang yang Lo punya.

Teriak hanya itu yang terlintas di pikirannya.

"Tolong" Elena berteriak sambil berusaha memberontak dari preman-preman itu.

"Tolong!!!"

"Tolong!!!"

"Siapa pun tolong gue!!!"

Preman yang geram karena Elena tidak mau diam pun mendorong Elena hingga jatuh dan menyebabkan lengannya terluka karena tergores aspal.

😘😘😘

PS: Vote dan Coment😉

My Possesive Bad boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang