5

37 6 0
                                    

Merry Christmas and Happy Holidays Everyone 🎄🎄🎉🎉☃️☃️

Hope you have a wonderful day💖💖💖💚💚💚

Jangan lupa untuk follow, vote dan komen.
Happy reading 💜💜

---------------------------------------------------------

"Apa alasan sebenarnya kau datang kerumah ini?"
Tanya Namjoon dan ia mengambil posisi duduk dihadapan Nana.
Nana sempat tercekat mendengar pertanyaan Namjoon. Ia ragu harus jujur atau tidak. Ia tidak mau di anggap gila karena mimpi konyol yang selalu menghampirinya sejak kecil.

Nana menelan ludahnya pelan sebelum menjawab pertanyaan Namjoon.
"Aku tak tahu kau akan percaya atau tidak. Tapi memang ini yang terjadi"

"Apa yang terjadi? Maksudku, kau seorang model terkenal apa yang kau lakukan kerumah ini? Semua orang juga tahu rumah ini tak beres" ujar Namjoon dengan tatapan penuh tanya.

Nana mengeluarkan kertas berisikan surat yang ia temui diatas meja di apartemennya kemarin. Namjoon mengambil kertas itu dan membaca isinya.
"Siapa itu M Na?" Tanya Namjoon.

"Dari kecil, setiap aku mimpi hal yang menyeramkan selalu ada sosok anak kecil disana. Bahkan sampai di usiaku yang sekarang, anak kecil itu tak pernah absen untuk hadir di mimpiku. Namanya Molly, aku tak tahu siapa dari mana anak itu. Dan wajahnya pun tak jelas. Kemarin malam aku memimpikannya lagi, persis berada dirumah ini. Dan di mimpi itu ia memberiku surat. Dan isinya sama dengan yang kau pegang sekarang. Saat terbangun dari mimpi itu, aku ingin kedapur untuk minum. Tiba-tiba mataku melihat kertas ini ada di atas meja. Dan saat kubaca isinya pun aku sangat terkejut. Kupikir dengan kesini akan membuat anak kecil itu tak pernah hadir lagi di mimpiku. Pasalnya jika aku memimpikannya akan ada bagian dari tubuhku yang lebam saat bangun. Dan itu rasanya sakit sekali"  ujar Nana panjang lebar menceritakan semuanya ke Namjoon.

Namjoon yang mendengarkan masih terus memperhatikan surat itu. Memang hanya satu kalimat, tapi entah ia merasa sangat curiga.
"Kau sendiri? Apa yang kau lakukan? Kupikir kasus ini sudah ditutup. Kenapa kau menyelidikinya lagi?" Sekarang giliran Nana yang buka suara bertanya pada Namjoon.

"Ada seseorang yang meminta kasus ini dibuka lagi. Dan lucunya bahkan Pak Kepala Detektif tak pernah melihat orang tersebut secara langsung. Hanya permintaan via telepon" jawab Namjoon.

Nana mengangguk-angguk mendengar jawaban Namjoon. Jadi sebenarnya mereka bisa terperangkap di rumah ini karena hal bodoh, ah bukan lebih tepatnya hal konyol.
"Lalu apa yang akan kita lakukan sekarang?" Tanya Nana lagi.

"Ikuti dulu permainannya. Sementara kertasmu kupegang dulu boleh? Aku masih curiga akan suatu hal. Mungkin bisa jadi titik terang kasus ini"

"Baiklah kau pegang saja dulu"

Nana berjalan ke arah tumpukan cup ramen. Tak ingin membohongi dirinya sendiri jika ia sangat lapar. Ia merutuki dirinya yang terburu-buru tadi pagi hingga lupa sarapan.
Namjoon masih sibuk menganalisis foto yang ia bawa dan surat dari Nana. Matanya hanya bergerak ke kanan kiri mencari apa maksud dibalik kasus ini. Hingga matanya tertuju pada Nana yang hendak menyuapkan ramen ke dalam mulutnya.

"Nana!!!" Teriak Namjoon yang membuat wanita itu kaget dan menurunkan kembali sumpit yang ia pegang.

Namjoon lalu berjalan ke arah Nana dan mengambil cup ramen yang siap makan itu.
"Kau tak takut jika ini beracun?" Tanya Namjoon pelan, ia mengerti Nana masih dalam keadaan terkejut karena teriakannya tadi.
Nana hanya menggeleng pelan menjawab pertanyaan Namjoon.

"Tapi, cup ramen itu masih dalam keadaan tertutup rapat" ucap Nana.

"Na, aku sudah berkali-kali menghadapi trik seperti ini. Memang bukan diramennya, mungkin di sumpit atau air panas itu"
Jelas Namjoon yang membuat Nana semakin takut.

"Disana ada akuarium ikan, kita coba masukkan sedikit ramen ini. Jika ikan itu baik-baik saja, maka kau boleh memakannya. Aku tau kau lapar"
Lalu Namjoon dan Nana berjalan kearah akuarium dan memasukkan sedikit ramen kedalam sana.
Tak sampai 3 detik, mata Nana membulat hingga ia menutup mulutnya yang terbuka lebar saat melihat ikan didalam akuarium itu sudah tak bernyawa. Ia memegang lengan Namjoon dengan sebelah tangannya.

"Lihat. Sepertinya kau harus menahan laparmu. Tak ada yang aman disini Nana" ucap Namjoon.

~

"Kalian sama sekali tak tergoda dengan wangi ramen itu? Baiklah, padahal jika kalian memakannya dibagian dasar ramen itu akan ada kunci untuk membuka pintu. Seperti biasa, harus satu-satu yang keluar. Dan syaratnya adalah kalian harus memakan ramen itu. Kali ini waktu kalian lumayan banyak karena harus menunggu ramen masak dan memakannya bukan. Waktu kalian 15 menit dari sekarang. Selamat makan"

Namjoon dan Nana mendengar perintah Sang Master saling tatap. Ini sama saja dengan mereka menjemput ajal. Tahu yang mana ramen yang tidak beracun saja tidak.

"Namjoon, bagaimana ini?" Tanya Nana khawatir.
"Tenang dulu Na. Aku sedang berpikir" jawab Namjoon.
"Tenang bagaimana hah? Aku tidak ingin lama-lama disini. Aku tak ingin mati disini" balas Nana dengan nada sedikit tinggi karena ia kelewat panik.
Tangisnya pecah karena sudah bingung bagaimana lagi. Namjoon menarik Nana kepelukannya dan menenangkan wanita itu.

"Na, kau harus tenang dan kuat. Jika kau panik dan menangis seperti sekarang, Sang Master akan semakin senang mengerjai kita. Kita tidak boleh salah ambil langkah" bisik Namjoon tepat di telinga Nana. Tangannya sambil mengusap punggung gadis itu.
Nana mengangguk dengan masih terisak di pelukan Namjoon.

"Kita harus memakan ramen itu tanpa sumpit. Karena sumpit itu yang beracun" ujar Namjoon.

"Bagaimana caranya? Ramen itu panas Joon"

"Waktu kita 15 menit. Memasak ramen membutuhkan 3 menit, mau tak mau kita harus mendinginkan ramen itu selama 5 menit. Lalu kita harus memakannya dengan cepat maksimal 3 menit. Sudah 11 menit kita habiskan, sisa waktu 4 menit kita gunakan untuk keluar dari kamar ini bergantian. Kau mengerti?"
Jelas Namjoon.

Nana mengangguk lalu mulai menyeduh 2 cup ramen untuknya dan Namjoon. Setelah selesai mereka duduk dimeja makan sambil menunggu ramen itu masak.
Setelah 3 menit, mereka mulai membuka ramen itu. Namjoon mengeluarkan foto yang ia bawa.

"Jangan lihat gambar fotonya jika kau tidak ingin muntah. Gunakan foto itu untuk mengipas ramen agar tidak terlalu panas supaya kita bisa memakannya. Satu lagi, jangan sampai foto itu rusak. Itu petunjuk untukku"

Nana mengambil foto itu lalu mengipas ramen dihadapannya. Begitu pula dengan Namjoon. Setelah sudah tidak panas, mereka makan dengan cara seperti orang minum. Karena tak ada alat bantu makan selain sumpit beracun itu. Sesekali mereka tersedak karena harus menyeruput ramen itu.

Setelah habis, Namjoon menyuruh Nana keluar terlebih dahulu.

"Seperti biasa Na. Tunggu aku dan percayalah" ucap Namjoon karena ia melihat Nana sedikit ragu untuk keluar meninggalkannya.

Nana keluar dari kamar itu, tak sampai 1 menit pintu kembali terbuka dan muncul sosok Namjoon sambil tersenyum.
"Kita berhasil lagi Na. Ayo kalahkan Sang Master"
Ucap Namjoon penuh yakin.

by : dikook0901

Trapped (✓)Where stories live. Discover now