Pagi-pagi sekali Gu Hai berangkat ke perusahaan, dan ketika dia kembali pada siang hari, Bai Luoyin masih tidur. Sarapan yang dibuat untuknya tadi pagi, samasekali belum tersentuh, Gu Hai harus membuangnya dan membuatkannya makan siang. Ketika Gu Hai kembali ke rumah, awalnya dia ingin membangunkan Bai Luoyin, tapi melihat Bai Luoyin tertidur sangat lelap, dia merasa tidak tega, dia hanya bisa duduk di sampingnya selama sepuluh menit, tidak mengucapkan sepatah katapun.
Akhirnya Gu Hai memutuskan meninggalkan pesan untuk Bai Luoyin. Gu Hai kembali ke perusahaan, tidak lupa mengunci pintu.
Baru saja Gu Hai pergi, Gu Yang datang. Dia akan terbang ke Hong Kong malam ini, sebelum berangkat dia ingin menemui Gu Hai, tapi hasilnya mereka berdua melewatkannya di jalan. Ketika Gu Yang pergi ke perusahaan Gu Hai, Gu Hai sudah ada di rumah, ketika Gu Yang pergi ke rumah Gu Hai, Gu Hai baru saja pergi.
Gu Yang tidak mau menghubungi Gu Hai dan bertanya sedang di mana. Dia berpikir akan lebih baik kalau langsung menemuinya.
Melihat pintu rumah Gu Hai yang terkunci, Gu Yang berdiri di depan pintu dan bertanya-tanya apakah masih perlu masuk, karena dia sudah lama memiliki kunci rumah itu dari Gu Hai sendiri. Keadaan sudah jelas kalau rumah itu kosong, dan Gu Yang tidak tahu lagi harus berbuat apa.
Ketika kakinya akan melangkah pergi, tiba-tiba Gu Yang menghentikan langkahnya.
Dia merasakan kalau rumah itu tidak kosong, dengan samar seperti ada hembusan napas yang melayang dari dalam.
Gu Yang segera membuka pintu dan masuk.
Ruangan itu penuh dengan aroma makanan yang menggoda, Gu Yang mengambil kertas pesan yang berada di atas meja. "Makanan ada di dalam penghangat, ambil dan makanlah. Saya akan langsung pulang setelah selesai dari kantor, jika kamu merasa bosan, kamu bisa menyusulku ke kantor".
Orang bodohpun akan tahu bahwa ada orang lain di rumah itu.
Tampaknya adik laki-lakinya telah menemui kehidupan musim semi yang kedua.
Pintu kamar itu tertutup. Perlahan Gu Yang memutar pegangan pintu dan perlahan masuk, terlihat ada seseorang yang tidur di atas kasur, terbungkus seperti kepompong ulat sutra, hanya memperlihatkan setengah dari kepalanya. Aroma samar birahi tercium di kamar itu, jika seorang pria pasti akan tahu apa yang terjadi di kamar itu tadi malam.
Ketika Gu Yang melihat orang yang tertidur itu ternyata Bai Luoyin, tiba-tiba ada rasa ketidakbahagiaan di hatinya.
Tapi rasa itu jelas berbeda dengan rasa ketidaknyamanannya sewaktu mereka bersama di delapan tahun yang lalu. Rasa saat itu semacam penolakan dari lubuk hatinya, sementara sekarang, murni rasa canggung. Sama seperti saat Gu Yang ketika berdiri di luar rumah, Gu Yang menyadari kemungkinan ada adegan yang tidak ingin dia lihat, meski begitu tetap saja selalu membuatnya penasaran, sampai membawa dirinya masuk.
Bai Luoyin yang masih nyaman dengan tidurnya. Akibatnya dia masih menyangka kalau Gu Hai belum pergi. Bahkan, ketika Gu Hai menatapnya dari dekat tadi pagi, Bai Luoyin masih merasa kalau dirinya terlalu mengantuk dan terlalu malas untuk membuka matanya.
Gu Yang duduk di tempat tidur membelakangi Bai Luoyin sambil merokok dalam keheningan.
Tiba-tiba satu kaki Bai Luoyin terbentang naik ke tangan Gu Yang, kemudian mencubit kulit punggung tangannya dengan jari-jari kakinya. Gu Yang merasa kesakitan hingga menggigit rokok yang berada di mulutnya sambil berusaha memegang dan menahan pergelangan kaki Bai Luoyin, sehingga kaki itu tidak bisa lagi bersembunyi ke bawah selimut.
Mengingat tempramen Gu Yang yang tidak biasa, apalagi jika seseorang telah berani mengganggunya, jangan harap orang itu akan selamat. Dan sekarang ada orang yang berani menyerang tangannya dengan kakinya, tapi Gu Yang tidak marah, dia hanya bisa menyeringai menahan sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
KECANDUAN 2
RomansaMusim ke-2 烈焰浓情 (lièyàn nóng qíng - Cinta Yang Membara) Bab 1 - Bab 106 (Tamat) Diangkat dari novel kisah percintaan karya 柴鸡蛋 (chái jī dàn) Judul Asli : 你丫上瘾了 (nǐ ya shàngyǐn le) Judul : 上瘾 (shàngyǐn) Dikenal Juga Dengan : 海洛因 (hǎiluòyīn - Hero...