Harum kayu manis yang ga terlalu kuat langsung masuk ke indra penciuman Hyun-Joon sewaktu dia buka mata.
Kamar ini asing. Bukan kamarnya di rumah, bukan juga kamarnya atau pun kamar Kevin di unit.
Sampai pandangannya beralih ke orang di sampingnya, yang masih pules tidur menyamping ke arahnya.
Hyun-Joon diem, mencoba inget kejadian apa yang udah dia lewatin sampai bisa ada di sini.
Malam itu, Hyun-Joon noleh ke pintu, dan tau-tau lehernya terasa panas karena dapet tembakan jarum mendadak di situ. Mungkin ada obat biusnya? Hyun-Joon ga terlalu inget.
Masih ga bersuara, Hyun-Joon cuma bisa diam, natap Yun-Seong yang masih tidur itu.
Ini di mana, pikirnya. Apa masih di Seoul atau justru udah keluar Korea? Kepala Hyun-Joon penuh dengan segala kemungkinan itu.
Hyun-Joon akhirnya bangun perlahan, ga mau sampai Yun-Seong bangun.
Matanya nangkep keberadaan ponsel dan coat miliknya yang ada di atas sofa. Hyun-Joon cek, dompetnya masih lengkap ada di dalam coat.
Ga perlu mikir dua kali, Hyun-Joon langsung pergi keluar kamar, berniat kabur karena ini emang bisa dibilang penculikan. Hyun-Joon tanpa kesadaran dibawa ke sini, dipisahin dari Kevin.
Kevin apa kabar? Rasa khawatir langsung menelusup ke hatinya.
Begitu keluar kamar, Hyun-Joon bisa liat ruang tengah yang cukup luas. Ini di mana, Hyun-Joon masih ga tau.
Dia jalan sebentar ke arah jendela, merhatiin keadaan jalanan di bawah sana.
Hyun-Joon asing dengan pemandangan ini.
Dia coba iseng liat gps ponselnya sendiri sembari jalan cari pintu keluar.
Betapa terkejut dia saat tau Yun-Seong bawa dia ke mana.
"Los Angeles ...? Kenapa bisa di sini??"
Ga mau buang-buang waktu, Hyun-Joon nemu sepatunya di rak deket pintu. Hyun-Joon buru-buru pakai sepatunya dan keluar dari sini sebelum Yun-Seong sadar dia ga ada.
Hyun-Joon ga tau harus ke mana. Dia cuma mau pergi dari sini dan cari tempat aman. Dia harus pulang, entah itu ke Seoul balik ke rumah atau ke Stanford, mungkin Jyun-Hao atau Hyun-Jin bisa bantu dia.
Dia jalan cepat di sepanjang lorong apartemen karena ga mau buat keributan dengan lari-lari.
Tapi langkah Hyun-Joon terhenti begitu liat dua orang yang ga asing baginya.
"Kak Ye-Won ...?" mata Hyun-Joon memicing, memperjelas pandangannya.
Dia yakin banget itu Um-Ji, dan ada Vernon yang narik dia supaya masuk ke salah satu unit. Ini di Los Angeles, kan? Kenapa bisa ada mereka berdua? Begitu pikir Hyun-Joon.
"Kak Ye-Won!" pekik Hyun-Joon begitu dia liat Um-Ji yang bersikeras ga mau masuk ke sana tapi Vernon terus narik dia.
Hyun-Joon mau lari nyamperin mereka, tapi gerakannya terhenti oleh satu tangan yang narik lengannya.
"Kamu mau ke mana?"
Mata Hyun-Joon ga bisa bohong. Dia kaget karena Yun-Seong udah ada di belakangnya. Walau penampilannya berantakan khas orang bangun tidur.
Udah Hyun-Joon duga ini terlalu mudah untuk langsung kabur dari Yun-Seong. Ternyata bener.
Harusnya tadi Hyun-Joon lari aja, sekarang dia nyesel.
"Lepas!"
Hyun-Joon udah berusaha percaya sama Yun-Seong. Hyun-Joon masih anggap Yun-Seong temennya, tapi ini apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Is Not Only Yours (Book 2) || The Boyz
FanfictionLiving as a normal people isn't important anymore. You should only live your life well, full of love and happiness. The Boyz with other idols. BxB September 5 -