"Wake up", terdengar suara samar namun terasa lembut dan hangat. "Udah pagi." Aku mengerang lemah tanpa niat membuka mata, rasanya apa yang terjadi tadi malam masih seperti mimpi. Apa suaranya barusan masih sebuah pertanda aku bermimpi?
Selimut putih yang beristirahat tenang di atas tubuhku perlahan ditariknya jatuh ke lantai, meninggalkan kulitku yang hanya tertutupi gaun tidur putih semi-transparan yang dibelikannya kemarin. Dingin. Kutarik kedua kakiku dan meringkuk, berusaha menghambat lepasnya sisa-sisa kehangatan keluar dari badanku.
"Ayo lari pagi."
Ugh. Lari pagi? Disini lebih nyaman. Aku pura-pura tidur saja.
"Kok nggak jawab?"
"Enggak ah... Ngantuk.." Jawabku malas.
"Mau dibikin nggak ngantuk?"
Klik. Sebuah besi dingin melingkari pergelangan tangan kananku. Kejutan kecil itu berhasil memaksaku membuka mata dan menepis apa yang kupikir hanya sebuah mimpi. Aku meliriknya bingung. Dari sorot matanya, ia sepertinya telah mencetuskan hal-hal kesukaannya untuk dipraktekkannya kepadaku. Tanpa ba bi bu, ditariknya sisi lain borgol yang belum terpasang dan membimbingku ke arah kamar mandi. Lantai marmer yang dingin menggelitik kedua telapak kakiku. Tanpa dia tahu, punggung tegapnya yang tidak tertutupi sehelai kain pun sudah cukup membangunkanku.
"Masuk", perintahnya sambil menunjuk ke arah bathtub yang kosong. Ditidurkannya tubuhku di atas bathtub dan mengangkat kedua tanganku. Dapat kudengar suara borgol mengunci pergelangan tangan kiriku di antara saluran keran air. Kini kedua tanganku sudah tidak bisa kemana-mana. Oh, aku semakin penasaran dibuatnya. What will he gonna do to me?
It turns out the preparation is not yet ready. Dia mengangkat paha kiriku dan merantainya ke bathtub handle, begitupun dengan sisi lainnya. Now my crotch is open for him, my limbs can't even reach anything to prevent him to see anything. "Can you escape?", tanyanya sambil tersenyum puas. Pertanyaan itu membuat wajahku memerah karena malu. Suara gemerincing logam yang kubuat terlihat membuatnya semakin bersemangat untuk mempermainkan tubuhku dan emosiku.
"I don't even touch you yet but you already this wet."
Oh fuck that's embarrassing. Celana dalam semi-transparan itu tentu saja tidak dapat menutupi apa yang seharusnya tidak terlihat. "I want to see more."
Aku kira dia akan menyingkap atau merobek sisa kain yang menutupi tubuhku, ternyata apa yang dilakukannya sangat diluar perkiraanku. Titik-titik air dingin tiba-tiba menghujaniku dari atas bathtub. Dia menyalakan shower dengan suhu paling rendah. "Dingin! Ah, stop! Dinginnn!", teriakku. Air yang membasahi lingerieku membuatnya terlihat semakin transparan dan menghighlight bagian-bagian tertentu. Aku meronta berusaha menjauhi pancuran shower namun sia-sia. Dinginnya suhu yang mendadak menyerang tubuhku membuat daerah sensitifku menegang, termasuk puting susuku yang kini terekspos dari balik lingerie basah. Mendadaknya suhu dingin yang mengenai tubuhku membuat kulitku menampakkan bumps kecil yang kasat mata. Dia mematikan pancuran shower dan menginspeksi tubuhku dengan seksama. "Pemandangan bagus. But this will make it prettier", katanya sambil menyingkap lingerie dari dadaku dan memasang nipple clamps berlonceng. Tak ketinggalan, spider gag yang pernah diceritakannya kepadaku dipasangkan pula. Sekarang diriku benar-benar tidak memiliki kemampuan untuk menahannya melakukan apapun.
"Satu foto nggak akan melukai siapapun", katanya dilanjutkan dengan suara klik dari iPhonenya. "..kalau nggak disebar, right little girl?"
"Ooof!" Jeritku sia-sia. Damn, aku pikir dia tidak akan pernah berniat menyebarkan. Apa dia bercanda? Apa dia serius? Aku tidak bisa membayangkan teman-teman atau keluargaku melihatku dalam keadaan seperti ini.
YOU ARE READING
Insert Characters Short Stories
RandomInsert Character: Dirimu adalah pemeran utamanya! Dalam kompilasi short stories ini, readers akan turut berperan dalam skenario sensual. FemaleSub x MaleDom. WARNING: SUPER NSFW STORIES! DON'T LIKE IT? DON'T READ IT! 1. Melted - bondage, ice play 2...