Hari itu masih dini. Tidak biasanya dom mengajakku keluar di pagi hari. Dan tidak biasanya juga kami pergi ke tempat seperti ini. Umumnya hanya ke mall, kafe, restoran, dan tempat hangout lainnya. Ia bilang ingin mengajakku berkenalan dengan teman-teman baru. Tapi ini... kebun binatang. Ah, dia berusaha menghinaku lagi. Terakhir aku kemari adalah saat aku masih berusaha menghafalkan perkalian satu sampai sepuluh. Tidak masalah, pikirku. Aku juga penasaran bagaimana kini penampakannya setelah tidak kukunjungi hampir dua dekade. Apakah lumba-lumba yang pernah mengecup pipiku masih hidup?
Begitu menukarkan tiket, selembar gelang kertas bertuliskan Kebun Binatang Surabaya melingkari pergelangan tangan kananku. Dom menatapku dan menyentuhkan brosur yang digulung ke dada dan pinggangku. "Ini lepas, lepas, underwearmu..", katanya. What? Apa dia sungguhan?
"Di.. Disini?"
"Ya nggak lah. Ayo cari toilet."
"Ta-tapi aku takut."
"Karena itu aku bersamamu. Percayalah."
Aku terenyuh mendengarnya. Dasar sepik.
Aku menuruti langkahnya mencari toilet. Hatiku bergejolak untuk menolak perintahnya. Tidakkah itu terlalu beresiko? Ini kebun binatang. Banyak anak kecil dan orang tuanya. Bagaimana kalau aku ketahuan? Huaaaah itu sangat memalukan. Pikiranku terhambur saat melihat palang bertuliskan 'toilet', yang berarti tugasku akan segera dimulai.
"Masuklah. Aku tunggu di sini. Seratus detik." Katanya sambil melipat kedua tangannya di depan dada. "Satu.. dua.. tiga.." Lanjutnya sambil berhitung. Aku melihatnya lirih dan cepat-cepat masuk ke salah satu bilik toilet. Aku menggantungkan tasku di paku yang tertancap di pintu bilik. Aku ragu selama beberapa detik. Ah bodoh, dia bahkan tidak memberiku waktu untuk berpikir. Aku melepaskan kaos dan kugantungkan di paku lainnya. Jadi inilah alasan mengapa dia menyuruhku menggunakan rok? Perfect. Semakin menambah tekanan dalam diriku. Aku melepas bra dan memelorotkan celana dalamku sesuai keinginannya. Jantungku berdegup kencang berharap waktu masih panjang untukku. Cepat-cepat kupakai kembali kaosku dan menyimpan baju dalamku ke dalam tas lalu berlari kembali ke depan dan menyerahkan koin seribu ke penjaga.
"Hmm.. kau terlambat delapan detik. Terima hukumanmu." Bisiknya sambil menyentil putingku yang sudah tidak tertutupi bra. "Ow!" Sontak aku menutupi dadaku dengan kedua lenganku. Aku melihat ke bawah. Siapapun yang memperhatikan akan sadar bentuk payudaraku yang tidak tertutupi bra dengan puting susu yang mengerucut ke depan. Aku harap hari ini semua orang terlalu sibuk untuk memperhatikan ada yang aneh dari pakaianku. "Bagus kok. Jangan ditutupi." Ia menggandeng tanganku yang berusaha menutupi dadaku. Rasanya sungguh aneh. Aku berpakaian namun terasa seperti telanjang. Angin pagi yang dingin melewati kedua pahaku dan mengelus lembut selangkanganku yang tidak terlapisi kain.
Tidak jauh kami berjalan dari toilet, ia melingkarkan collar berwarna biru benhur di leherku, lengkap dengan lonceng bulat silver, senada dengan kaosku. "Ini hadiahmu karena berani melepas pakaian dalammu." Aku tersenyum kecil. Antara senang mendapatkan reward dan malu karena harus kupakai di publik. Dia menggoyangkan lonceng bulat itu sehingga mengeluarkan suara gemerincing. "Cocok." Lanjutnya sambil tersenyum puas. "Bunyikan." Aku terbelalak, namun dengan patuh langsung kugoyangkan leher dan kepalaku berusaha membuatnya berbunyi. "Good girl." Katanya sambil tertawa dan mengelus kepalaku. Rasa bangga menyeruak di dalam hatiku.
Kami kembali berjalan menyusuri kebun binatang, sambil ia sekali-sekali memainkan dadaku. Aku tidak menyangka dapat melakukan hal-hal ini di publik, di tempat yang tidak seharusnya. Kulihat beberapa orang menatapku agak lama. Entah apa yang menarik perhatian mereka. Antara collarku, puting susuku yang mencuat dari balik kaos, public display of affection yang dom berikan, atau yang lainnya. Aku merasa malu dan tidak mampu memberikan eye-contact pada siapapun. Setiap langkah yang kuambil berhasil membunyikan suara klinting dari leherku dan mengguncang buah dadaku. Ini memalukan.
"Kau lihat mereka?" Tanya dom sambil menunjuk ke dalam kandang monyet berpantat merah.
"Uh-huh. Kenapa dom?"
"Mereka iri padamu. Mereka ingin berada di posisimu saat ini. Kubawa jalan-jalan dan kuberikan collar. Jadilah peliharaan yang baik atau kamu akan bertukar posisi dengan salah satu dari mereka."
"Tapi aku tidak punya pantat seperti mereka.."
"Oh, aku bisa membuatnya saat ini juga." Seketika aku menyesal menjawab demikian.
"Tidak, tidak.. Aku akan jadi peliharaan yang baik."
"Heh. Kalau begitu buktikan." Katanya tersenyum senang.
Kami berjalan ke area akuarium yang saat itu cukup sepi. Ikan warna-warni menghiasi kaca-kaca akuarium, berenang kesana dan kemari. Di tengah-tengah diriku yang sedang fokus membaca tentang ikan badut, ia berbisik ke telingaku. "Flashing time."
"Apa? Flashing?"
"Ya. Sekarang. Tunjukkan susu dan kemaluanmu."
Aku terhenyak. Ini.. ini tempat umum. Denyut jantungku bertambah dan bertambah. Bagaimana kalau ketahuan? Bagaimana kalau ada yang melihat? Bagaimana kalau aku dilaporkan dan ditangkap polisi?
"Ayo. Apa yang kamu tunggu?"
Aku menoleh ke kanan, kiri, belakang, dan atas, memastikan ketidakberadaan orang lain atau cctv. Perlahan aku mengangkat kaosku dan rokku, mengekspos tubuhku ke dunia luar, ke tempat umum. I feel like a total pervert, exhibitionist, aku malu.
"Tahan 10 detik."
Tubuhku menegang. Aku menutup mataku saking malunya. Otakku beku dan tak mampu menghitung, kupercayakan 10 detik itu pada domku saja.
"Oke, tutup."
Aku langsung menutup bajuku dan jongkok ke lantai. Aku tidak tahu semerah apa wajahku. I can feel the shame and embarrassment rushed all over my body.
Dom mengelus kepalaku dan membantuku berdiri. "Ayo jalan lagi." Ajaknya.
Kami melewati kandang gajah, macan, rusa, jerapah, dan kuda nil, sampai kami menemui tempat pertunjukkan. Dom menggiringku naik ke atap gedung itu. Dari sana kami dapat melihat gunung-gunungan yang dibangun untuk kambing gunung. Saat itu hanya ada kami berdua. Bukan tempat yang dilewati banyak orang. Perlahan kedua tangannya menggelayuti kedua buah dadaku dan memainkannya. Aku masih dapat melihat para pengunjung lain berjalan dari atas gedung dan berharap mereka tidak sampai naik ataupun melihat ke atas. Tangannya perlahan berpindah ke bawah, meraba titik tengah selangkanganku.
"Look.." Katanya sambil menunjukkan jemarinya yang terlumuri cairanku. "Wet already?"
"Dari tadi." Jawabku.
Ia menyingkapkan rokku dan kembali menyelipkan jarinya ke dalam labiaku, membuka jalan bagi jarinya untuk masuk kedalam lubang kenikmatanku. Oh, ini sangat, sangat tidak patut. Tapi aku menikmatinya, menikmati setiap gesekan dan tumbukan jemarinya di dalam kemaluanku. Membiarkan diriku diliputi ketakutan akan resiko yang tinggi dan menikmatinya di saat yang bersamaan. Inikah yang dicari oleh para pemain public? Aku mulai mengerti dan mulai menyukainya. Aku mengeluarkan desahan kecil yang tertahan. Jari-jarinya menggelitik klitorisku, membuatku menyuguhkan ekspresi yang tidak dapat dijelaskan untuk sang pemberi kenikmatan. Enak. Surga kecil melayang di kepalaku dan semprotan air tidak tertahankan keluar dari kemaluanku, menyemburkan saksi-saksi bisu kenakalan di area publik. Aku jatuh terduduk, dengan kaki yang terbuka lebar dan kemaluan yang menganga. Ah, aku benar-benar rendah.
"Suka?"
"Sukaahh..."
"Hahaha. Yaudah sini, kamu mau ngangkang kayak gitu terus?"
Aku berdiri dan bergelayut di lengannya. Kami turun dan melanjutkan berjalan-jalan. Dom membelikanku segelas es teh manis untuk menghilangkan dahaga. Sebelum keluar dari pintu kebun binatang, kami melihat sepasang berang-berang yang tengah asyik berenang.
"Dom tahu? Berang-berang kalau tidur sambil pegangan tangan, katanya biar gak hanyut kena arus." Kataku.
"Kamu kode? Yaudah nanti malam kalau tidur gandeng jangan dilepas ya, aku takut kamu hanyut juga kebawa dom-dom lain."
"Yeee. Ya ga gitu juga kali"
"Tapi mau juga kan?"
"Hehe mau lah."
"Flashing dulu."
"No no no no no."
***
The End.
YOU ARE READING
Insert Characters Short Stories
DiversosInsert Character: Dirimu adalah pemeran utamanya! Dalam kompilasi short stories ini, readers akan turut berperan dalam skenario sensual. FemaleSub x MaleDom. WARNING: SUPER NSFW STORIES! DON'T LIKE IT? DON'T READ IT! 1. Melted - bondage, ice play 2...