Senggolan sikut teman sebangkuku pada lenganku menyadarkanku dari lamunanku. Buku pelajaran Fisika yang dikeluarkan olehnya menunjukkan bahwa sudah waktunya pergantian jam dari mata pelajaran Bahasa Indonesia--yang berhasil mengosongkan pikiranku selama sekian menit saking bosannya--ke mata pelajaran Fisika, mata pelajaran jam terakhir pada hari Jumat yang cukup melelahkan ini. Sebenarnya hari ini tidak terlalu berbeban bagiku, namun semingguan ini sangat banyak kuis dan tugas yang harus kuhadapi. Hari ini menjadi sedikit penghibur untukku, apalagi dengan misi khusus yang kuberikan untuk diriku sendiri. Apa kamu penasaran?
"Ini kita waktunya laboratorium, kan?" Tanyaku pada sahabatku, memastikan.
"Iya lah. Tiap dua minggu di hari Jumat kan waktunya laboratorium." Jawabnya sambil menyiapkan kotak pensilnya.
"Iya sih, yaudah, ayo cepetan, keburu telat lagi." Kataku menyuruhnya lebih cepat untuk tidak menggagalkan rencanaku.
"Apa sih, belum ada yang jalan kesana juga."
"Yaudah, aku duluan nih ya." Kataku sambil berjalan duluan.
"Tungguin ih. Mentang-mentang gurunya kece baru semangat banget, coba tadi, ngantuk mulu." Sahutnya mengikuti langkahku.
Aku mendengus mendengar perkataannya. Memang benar apa katanya. Tentu saja aku bersemangat kalau urusannya dengan dirimu. Guru paling hot satu sekolah, mungkin sedunia, meskipun sudah beranak tiga.
Benarlah aku menjadi yang pertama memasuki ruangan itu, dengan kamu yang sedang menyiapkan bola-bola berbandul untuk materi hari ini. Nafasku tertahan beberapa detik saat aku melihatmu berdiri disana dengan eloknya, membuat jantungku bersemangat. Ya, bersemangat melihat kamu, guru Fisikaku yang super seksi. Hari ini, aku harus bisa membuatmu menyadari keberadaanku.
Aku meletakkan buku paket Fisika dan alat tulisku di meja paling depan dan tengah, demi mendapatkan view terluas untuk dapat melihatmu tanpa halangan. Umm, mungkin masih ada satu penghalang... kemeja biru muda yang memberi siluet pada torsomu, dan celana kain berwarna biru dongker yang menyelimuti kedua kakimu. Aku ingin melihat penghalang itu lenyap sama sekali. Mungkin sekalian dengan kain di bawahnya. Ah, apa yang sedang kupikirkan, sih? Dasar aku.
"Kelas IPA-7?" Tanyamu singkat.
"Iya, Pak." Jawabku turut singkat dengan mata berbinar. Ini pertama kalinya kamu mengajakku berbicara secara langsung. Jantungku berdegup kencang tak terkendali.
Aku dapat melihat bola matamu yang menurun dari mataku pada dadaku. Sekilas kamu mengeluarkan keraguan sebelum akhirnya berbicara.
"Um.. anu, maaf ya, kancingmu terbuka satu." Katamu sambil berusaha memalingkan bola matamu ke arah lain.
Aha! I got you, sir.
"Ah, terima kasih, Pak. Aku nggak sadar, temanku kok nggak ada yang bilang ya?"
Aku berpura-pura kaget dan malu sambil mengancingkan kembali kancing kemeja yang dengan sangat sengaja kubuka sendiri sebelum menginjakkan kaki di ruangan ini.
"Hmm, mungkin karena temanmu suka melihat apa yang mereka lihat?" Jawabmu ringan, kemungkinan besar bercandaan.
"Apa Bapak juga suka?" Cengirku nakal sebelum memalingkan wajah karena teman-teman sekelasku yang lain mulai mengisi laboratorium ini. Aku yakin wajahmu mulai memerah karena tingkahku.
Kamu mulai membuka pembelajaran seperti biasa, menyiapkan alat peraga sambil menjelaskan secara kasar materi yang akan dibahas hari ini. Aku berusaha terlihat mendengarkan kata-katamu secara antusias, namun tanpa kamu tahu pikiranku ada di sisi lain. Sisi gelap yang sangat ingin kulemparkan kepadamu.
YOU ARE READING
Insert Characters Short Stories
Ngẫu nhiênInsert Character: Dirimu adalah pemeran utamanya! Dalam kompilasi short stories ini, readers akan turut berperan dalam skenario sensual. FemaleSub x MaleDom. WARNING: SUPER NSFW STORIES! DON'T LIKE IT? DON'T READ IT! 1. Melted - bondage, ice play 2...