Suasana sarapan pagipun masih setegang semalam.Namun sedikit tenang karena Rekha tidak hadir dimeja makan itu.Pagi-pagi sekali Jacky menemui Rekha dan memohon pada Rekha agar tidak mengacaukan sarapan pagi anggota keluarganya,namun Rekha justru salah paham dan merasa tersisihkan dari meja makan.Diapun memilih sarapan di kamarnya sebagai bentuk marahnya pada sang putra.
Meski Jacky merasa bersedih telah membangkitkan amarah sang ibunda tapi ia lega,anggota keluarganya yang lain menikmati sarapan dengan baik.Nampak Zayn yang ceria dengan celotehannya.
"Kak Imran,apa tidak mengizinkan Kak Dinda kuliah?,nanti biar kuliah di kampusku,aku siap deh menjaganya!"celoteh Zayn
Imran tak menyaut,Jackylah yang nampak menyetujui celotehan Zayn"Bagaimana Dinda,apa kamu mau kuliah?"tanya Jacky,mengabaikan Imran yang sepertinya kembali pada mode acuhnya
"Emmh...bagaimana ya?"Dinda nampak ragu,terlebih sang suami tak menunjukkan reaksinya
"Mau saja Kak,daripada bosan dirumah!"Suara Rizky kembali mengejutkan semuanya,karena biasanya Rizky dan Imran paling acuh untuk ikut bersuara,jika belum dalam suasana terdesak.
Saat Imran masih menatap tajam Rizky,Kharisma bersuara"Aku setuju Din,mungkin bisa membuatmu lebih betah di Jakarta!"ucapnya,jika tidak berhadapan dengan Rekha,sesungguhnya Kharisma adalah tipe wanita yang ceria.Dia tidak pernah merasa asing berhadapan dengan keluarga suaminya,kecuali pada Rekha yang selalu menyudutkannya.
"Imran,bagaimana menurutmu?"Jacky tahu jika Dinda menunggu persetujuan putranya
"Apa kamu mau?"kan...suaminya ini selalu berubah-ubah,nada tanyanya kali ini terdengar lembut ditelinga Dinda.Dinda jadi semakin sulit mengerti Imran.
"Nanti aku fikirkan lagi.Aku kan belum genap 2hari tinggal disini!"jawab Dinda melempar senyum manisnya pada seluruh anggota keluarga barunya yang berada diruang makan itu.
Semuanyapun membiarkan Dinda memikirkan keputusannya.Kegiatan sarapan berlanjut dengan celotehan Zayn lainnya yang ditimpali Salman,Kharisma,Hema,dan Jacky.Seperti biasa Imran dan Rizky hanya menjadi pendengar setia dengan tawa kecil sesekali keluar dari bibir mereka.Dinda sedikit merasakan kehangatan dengan suasana ini.
******
Dinda mengantar Imran keluar rumah untuk bekerja,ada Kharisma yang juga tengah mengantar Salman,juga Hema yang mengantar Jacky,tentunya Rizky dan Zayn juga keluar dari rumah itu untuk melakukan aktifitasnya.Rizky tertegun melihat Imran melakukan hal yang sama seperti Salman dan Jacky yang mengecup kening istri masing-masing.Rizky merabai dadanya yang terasa nyeri.Dinda istri kakaknya kan?,lalu untuk apa dia tidak suka dengan perlakuan Imran pada Dinda.
"Ayo jalan,Kak!"rangkulan dan teguran Zayn mengacaukan lamunan Rizky,Imranpun segera ikut menyusul kedua adiknya melangkah menuju mobilnya.Salman berjalan beriringan dengan sang ayah,dibelakang ketiga adiknya.
Saat Imran hendak membuka pintu mobilnya yang berada tepat di samping mobil Rizky,Rizky mengejutkannya dengan pertanyaan yang sulit dimengerti Imran.
"Kak Imran,apa kamu bahagia dengan pernikahan kalian?"tanya RizkyTak hanya Imran yang merasa aneh dengan pertanyaan Rizky,namun Zayn yang masih setia merangkul bahu Rizky,ikut merasa heran.Seketika dia melepaskan rangkulannya.Salman dan Jacky sudah memasuki mobil mereka,dan mulai menjalankannya.
"Apa maksudmu?"tanya Imran
"Aku hanya takut kamu menyakiti istrimu Kak,dia tidak bersalah!,jika kakak sudah menerima keputusan Papi untuk menikahinya,sebaiknya kakak bisa menjaganya seperti Papi dan Kak Salman yang selalu melindungi Mami dan Kak Risma!"ucap Rizky,Imran menyelami manik mata Rizky yang menyimpan gurat kesedihan itu,entahlah Imran merasa Rizky tengah menyembunyikan sesuatu padanya,dan perhatian Rizky untuk Dinda ini dinilainya berlebihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengikuti Takdir
FanfictionDinda hanya bisa mengikuti kemana takdir akan membawanya,setelah kepergian sang ayah.Tanpa Dinda duga,sahabat sang ayah memintanya untuk menikahi Imran,putra dari sahabat ayahnya itu.Dan disana dia bertemu dengan Rizky,adik Imran yang sepertinya men...