7

1.7K 107 32
                                    

Mohon bijak dalam memilih bacaan. Banyak adegan yang tidak boleh ditiru, dan juga kata-kata yang tidak pantas.

***


Cinta dan cerita yang rumit ketika sama-sama meminta kejelasan, cintanya berlabuh pada dua wanita yang punya hubungan darah. Cantik, seksi, pintar, dan juga kaya, apalagi yang kurang? Boby sangatlah beruntung, hubungannya dengan Veranda berjalan baik, semakin dekat dan semakin berani sedangkan hubungannya dengan Shania di mulai saat malam itu.

Mereka sudah dewasa, ketika cinta di bumbui dengan kenikmatan itu hal yang biasa bagi sebagian orang. Seperti Boby dan Shania yang kadang melakukan sesuatu diluar batasnya. Boby tidak akan berani mengajak Shania ke rumah Kinan, yang ada Kinan akan mengadu ke Veranda. Akhirnya mereka akan melakukan adegan panasnya di mobil. Jangan berpikir terlalu liar, adegan panas bukan tentang telanjang dan ranjang. Hanya cumbuan kecil tidak akan membuatnya hamil.

Semakin dalam dan semakin jauh, cintanya kian sulit untuk memilih, kepada siapa hatinya akan berlabuh.

Siang ini Veranda dan Boby sedang menikmati hari liburnya. Setelah beberapa minggu tidak bertemu, akhirnya keduanya bisa saling melepas rindu.

Sebuah cafe bergaya modern menjadi tempat pilihan Veranda. Selain suka ketenangan Veranda juga suka melihat langit terbuka, ia memilih salah satu tempat yang menurutnya enak untuk mengobrol sambil menikmati siang ini bersama kekasihnya.

"Sayang, nanti sore kita gak bisa nonton, Kinan ngajak aku main bilyard." Boby melepas kacamatanya, mengusap pelan matanya yang lelah.

"Kok gitu sih, kita kan baru ketemu hari ini, aku masih kangen." Veranda menekuk wajahnya, menutup Novel yang baru selesai ia baca.

"Sayang.." Veranda menepis lengan Boby yang berusaha menyentuh lengannya.

"Besok aku janji nemenin kamu deh, seharian. Hari ini Kinan sama temen kampus minta ketemu, aku gak bisa nolak, sayang." Boby kembali menyentuh lengan Veranda, tak ada penolakan kali ini. Veranda kembali menyandarkan tubuhnya pada dada bidang milik Boby. Sandaran yang paling nyaman akhir-akhir ini.

"Hemmm... iya." Wajah kesalnya masih terlihat, Veranda tidak rela jika waktunya bersama Boby tak bisa ia manfaatkan dengan baik. Belum lagi jika Boby harus mengikuti banyak kegiatan semakin sulit saja rasanya untuk bertemu.

"Udahan dong cemberutnya, aku gigit nih." Boby menggigit kecil bahu Veranda, kemudian berganti kecupan ringan yang membuat Veranda menahan geli.

"Geli... Boby." Veranda tersenyum, Boby selalu punya cara untuk membuat kesalnya hilang.

Usapan pada rambut panjang Veranda tak berhenti sejak tadi. Tangan Boby terus menganggu kekasihnya yang sedang sibuk membaca Novel.

"Yank... Udahan bacanya sih, aku kangen."

"Kungan-kangen tapi ditinggal terus. Nyebelin!" Veranda meletakan Novelnya di meja, mata indahnya menatap wajah Boby yang tirus. Mengusapnya perlahan sebelum akhirnya mencubitnya dengan gemas.

"Ah, sakit yank.." Boby mengusap pipinya dengan kedua tangan.

"Ganteng banget sih pacar aku."

"Iyalah dari lahir."

"Idih..." Veranda tersenyum, ia menyamankan posisi duduknya agar lebih merapat. Menikmati langit biru siang ini dengan perasaan yang berbeda.

"Yank, aku boleh gak bilang soal hubungan kita ke mama papa atau Shania atau teman-teman kamu yang lain." Boby susah payah menelan minumannya saat Veranda dengan tiba-tiba berkata demikian. Boby menarik napas panjang sebelum ia mengucapkan kalimat yang mungkin tidak bisa Veranda terima.

Paralyzed (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang