3. KEMBALINYA DIA

64 14 0
                                    

Happy Reading💕

Saat bel pulang tiba, Devanya dicegat oleh Alana, Karin,dan Alvin di gerbang sekolah.

"Dasar lo cupu" ucap Alana.

"A-apa" jawab Devanya sambil berjalan mundur, ia merasa ketakutan.. tanpa teman-temannya dia bukan apa-apa.

"Lo liat? Temen-temen lo itu tadi ngaduin gua ke guru, dan sekarang? Gw udah dapet peringatan." Sahut Alana.

"Tapi itu kan salah kamu." Jawab Devanya

"BERANI YA—” jawab Alana dengan keras, dan melayangkan satu tangannya, tetapi terdapat lelaki dengan badan besar menahannya.

"Apa-apaan sih lo?" tanya Devano.

"Lo yang apa-apaan, ngapain lo belain dia?"

"Heh Alana! Dengerin gw sekali lagi. Meskipun gw ini suka ngebully orang, tetep aja GW GAK SUKA KALO ADA ORANG BENER TAPI DISALAHIN. Karna apa? Karna gw benci diposisi itu, gw gak mau orang lain ngerasain di posisi itu! Gw udah sering ngerasain.” jawab Devano.

"Liat aja deh Nya!" sahut Alana sambil nunjuk Devanya persis di depan matanya. Anak-anak EAGLE semua meninggalkan Alana, kecuali Devano.

Devanya sedikit senang dengan perkataan yang baru saja diucapkan oleh Devano. Yang benar saja? Devano baru saja membelanya.

“Inget ya. Gw kayak gini bukan berarti damai sama lo. Jadi lo gausah GR dulu deh, gausa senyum-senyum” ujar Devano dengan nada cuek. Pria dengan lengan seragam sekolah yang ditekuk itu segera meninggalkan Devanya sendirian, dan mengejar teman-temannya yang sudah berjalan duluan.

"Pada dasarnya, cinta itu tumbuh perlahan dari sebuah kebencian, Devano Oliver."  kata Devanya pelan sambil menatap Devano yang perlahan-lahan menjauh dari matanya.

***
Pukul 08.00 anak-anak EAGLE berkumpul di Warung Kartini, mereka semua saling bercanda, mengejek satu sama lain, dan saling berbagi cerita. Mereka semua masih mengenakan baju putih abu-abu nya yang sudah kusut dan berbau rokok.

"Gua ga yakin kalo udah kuliah nanti kita bisa kaya gini lagi. Iya gak gais?" kata Joko tiba tiba.

"Iya nih. Jangan sampe lupa ama temen loh ya." sahut Karin.

Devano diam saja. Mendengarkan teman teman SMA nya yang tertawa kecil dan membahas sesuatu yang dia tidak tahu.

Kuliah? Apa itu kuliah? Sekolah dan kuliah itu tidak penting. Lebih baik bekerja dan mendapat uang sendiri. Itu menurutnya. Lagipula orang tuanya tidak akan bangga pada Devano jika bahkan Devano mendapat gelar Dokter. Lagi lagi, itu menurut Devano.

***
Di sisi lain, Devanya sedang belajar Fisika dengan sahabat karib nya. Siapa lagi? Tentu saja Clara dan Fifi. Dua cewek baik yang sudah dianggap Devanya sebagai saudara.

"Lo gapapa, Nya?" tanya Fifi tiba tiba.

"Kenapa? Aku gak lecet lecet kan? Yaudah berarti aku gak apa apa." jawab Devanya sambil tersenyum, seperti biasa.

"Kalo ada apa-apa sama geng nya Devano, bilang sama kita loh ya." sahut Clara.

"Aku gak mau selalu mengandalkan kalian. Kalian bukan bodyguard aku. Yang harus selalu jaga aku. Kalian temen aku, kan?" jawab Devanya panjang lebar.

"Ya lo sih! Diapain sama Devano diem aja! Orang gila aja palingan greget ama lo!" sahut Fifi.

"Kalau memang, menyakiti aku bisa bikin dia bahagia. Aku rela. Asalkan dia bisa senyum bahagia."

***
+62 813 47xx xxxx
Besok jam 7 gw tunggu lo di pojok Warung Kartini, lo gak dateng? CUPU. -Bryan Eduard

Devano yang membaca pesan itu mengeraskan rahangnya. Lagi-lagi Bryan kembali. Musuh terbesar Devano semenjak ia memasuki masa SMA.

“HAYO! Nape lu Van. Serius amat main HP nya..” Griffin bingung, mengapa mimik wajah Devano tiba-tiba berubah menjadi serius saat melihat ponselnya.

“Palingan juga NONTON VIDEO 17++++ tuh..” sahut Joko sambil terkekeh. Devano yang awalnya menaikkan kaki diatas meja, menurunkannya dan berdiri dari tempat duduk.

“Bryan kembali,” Seketika itu juga, anak-anak EAGLE yang awalnya tertawa santai menjadi membulatkan matanya pada Devano termasuk Alana. Alana adalah salah satu mantan Bryan Eduard.

“Kalem aja bray, positive thingking. Bisa jadi dia udah tobat kan? Nggak usah mikir yang aneh-aneh dulu.” Ujar Alvin yang akhirnya membuka mulut.

***
“Alvin….. gue boleh nebeng lu nggak pulangnya??” ujar Alana dengan suara yang membuat Alvin ilfeel padanya. Jujur saja, Alvin sebenarnya sangat tidak suka bila ada PEREMPUAN yang nebeng dengannya.

“Sama yang lain aja kenapa?” sahutnya dengan padat singkat dan jelas.

“Gue mau sama lo plissss… plissss banget, ya boleh ya?”

“sama yang lain.”

“plisss…..” ucap Alana lagi sambil merengek.

“GW BILANG SAMA YANG LAIN.” Kata-kata yang baru saja diucapkan oleh Alvin membuat semua temannya menoleh. Dengan kesal, Alana pergi sambil berlari meninggalkan Warung Kartini.

“ET DAGH BANG. Perempuan secantik Alana lu tolak mentah-mentah? Padahal sebenernya lo bisa nganter dia kan? Cuma lo aja yang ga mau kan? Aduh Vin.. Vin, bingung gw sama lo.” Ujar Griffin.

“Iye, au tuh. Inget nih Vin, kalo lo ka—” seketika itu juga, Alvin memotong pembicaraan Joko.

“Gue duluan.” Kata Alvin dengan nada yang dingin.

“Yeh.. Gw ngomong di potong gitu aja.. . UNTUNG LO TEMEN GUE VIN.” Ucap Griffin pada Alvin sambil berteriak.

***
“Lu kenapa Van.” Tanya Alvin dengan wajah datar.

“hm?”

“Keliatan kalo ada sesuuatu yang ngebuat pikiran lo berat.” Devano yang mendengar ucapan Alvin tidak menanggapinya, ia masih tidak ingin memberitahu bahwa Bryan mengajaknya ketemuan di pojok Warung Kartini. Ini adalah pertemuan pribadi antara mereka.

Kayak ada yang gak beres sama Devano. Batin Alvin.

***
Kini waktu pulang sekolah telah tiba, Devano segera menuju pojok Warung Kartini sambil menghidupkan sepedamotor ninjanya yang berwarna hitam. Anak-anak EAGLE sudah merasa sejak tadi pagi bahwa ada yang tidak beres dengan Devano, pria yang biasanya membully setiap harinya, kali ini tidak. Mereka, segera mengikuti Devano dari belakang tanpa sepengetahuannya.

“Tunggu apalagi? Gas!” perintah Griffin dan membuat anak-anak EAGLE mengegas sepeda motornya menuju Devano.

***
Sesampai di pojok Warung Kartini, Devano melihat seorang  wanita yang rambutnya terurai, membuat Devano melangkah dikit demi sedikit. Ya, itu adalah Devanya. Orang yang suka Devano bully.

“Anya?” wajah dan nada bingung Devano mulai keluar. “Bry?” lagi dan lagi.

Jangan sampai Bryan jadiin perempuan sebagai ancamannya. Ucap Devano dalam hati.

Kalo ada typo maafin yaa
Note: Aku bakalan upload langsung banyak kayak gini ya kalo aku update nya lama.. Makasih💕

BENCI ATAU CINTA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang