Level Legend

2.1K 100 4
                                    

"So what ?!" Kataku terkejut
"Why ? Are you happy now ?" Tanyanya
"Oh i am so hate this." Kataku melenggang pergi darinya.

¤¤¤

Aku pun berjalan kearah kelas dan sudah ada setumpuk kertas banyak tebalnya 20 cm.
"Maaf saya telat pak tadi ada sedikit kendala. Kalau bapak tidak percaya tanyakan saja pada kepala sekolah." Kataku
"Baiklah itu adalah soal soalmu kerjakan sampai level terakhir klau kamu bisa." Kata bapak tersebut aku melihat dan pergi ke bangku ku mengerjakan soalnya.
Lima menit kemusian ada seseorang masuk.

"Oke anak anak ada anak pindahan dari kelas sebelah karna potensinya besar maka dipindah ke kelas ini." Kata pak guru tadi dan aku acuh padanya.
"Daniell Verothic Everest. Element es." Katanya
"Baiklah duduk di sebelah blue." Kata pak guru.

10 menit kemusian aku selesai mengerjakan soal. Dan aku terkejut melihat daniell disebelahku.
"Hey kenapa kau duduk disini hah ?" Tanyaku dengan suara kecil.
"Pak Verley yang menyuruhku." Jawabnya, aku menghembuskan napas panjang.
"Baiklah baiklah." Kataku berjalan kedepan membawa soal soalku.

'Cepet banget blue udah selesai.'
'Halah paling juga salah semua.'
'Anak songong paling ngerjainnya ngarang.'
'Nyontek kali sok si.'

Kata anak anak dikelas. Aku pun tersenyum smirk.
"Eh blue lo udah selesai ?" Tanya sey.
"Iya udah, gue kira soalnya susah eh ternyata gampang banget." Kataku duduk kembali ke bangku.

Selang beberapa jam...
"Oke anak anak jam nya sudah habis. Kumpulkan ke meja saya dalam hitungan kesepuluh kalau tidak saya tidak akan menerima jawaban yang kalian kerjakan.
1 (daniell mengumpulkan tugas)
2
3
4
5
6
7
8
9
10( semua pun ribut mengumpulkan)
Oke jadi saya sudah periksa jawaban blue. Jawabannya tidak ada yang salah, baru pertama kali ada seseorang yang menaiki level legend dalam pelajaran sejarah ini. Tepuk tangan untuk blue !" Kata pak varley meninggalkan ruangan itu

Bell pun berbunyi saatnya istirahat

Aku, sidka, sey dan natha pun berjalan ke kantin sekolah. Tiba tiba aku merasakan seperti ada yang mengikuti langkahku. Aku pun tiba tiba berhenti.

Brukk

"Hei bisakah jalanmu tidak menggunakan rem dadakan ?" Tanyanya
"Ya salah siapa ngikut trs dari kemarin." Jawabku
"Lah aku mau kekantin apa masalahmu !" Katanya
"Lain kali jangan jalan di belakangku." Kataku

Aku berjalan menyusul teman teman yang lupa akan kehadiranku.
"Hei temannya hilang ga tau apa ?" Tanyaku
"Loh lo hilang blue ? Kok bisa disini." Tanya sey
"Wah blue hilang ? Trus yang disini siapa ?" Tanya sidka
"Bahahahaha." Tawa natha

"Bodo ah, yang cepet duluan ke kantin gue traktir." Kata ku berlari lalu berteleport agar tidak ketahuan.
Selang beberapa detik aku melihat ketiganya kelelahan karena berlari.
"Oke oke aku akan traktir kalian bertiga. Mau pesan apa ?" Tanyaku
"Nasi goreng seafood sama milkshake coklat." Jawab sey semangat
"Samain aja blue." Jawab natha
"Aku juga." Jawab sidka.

"Baiklah baiklah. Aku akan segera kembali nona nona." Kataku memesan makanan.

"Bu aku pesan nasi goreng seafood 4 sama milkshake 4." Kataku
Selang beberapa menit akhirnya pesananku jadi, aku memberikan kartu Emasku. Ya kartu kredit untuk membayar makanan di kantin, seperti di asrama. Kamu akan dikirimi uang oleh ortumu lalu tersimpan di kartu ini, banyak yang mempunyai kartu perak. Namun, ayahku adalah raja dia memberiku cukup banyak uang karena jika aku ketinggalan barang bisa membeli barang baru. Ayahku memang begitu, padahal aku hanya ingin memiliki kartu perak.

Aku berjalan kearah meja makanku yang sudah berubah dengan kursi 8. Hei hei siapa yang akan bergabung ke majaku ?
"Hei siapa yang akan menduduki 4 kursi ini ?" Tanyaku
"Farel, rendra, leo dan daniell." Jawab natha
"What ?" Teriakku
Tanpa ku ketahui farel, leo dan rendra langsung duduk di meja makan kami.
Kursinya tu didepan sidka ada leo, didepan sey ada farel, didepan natha ada rendra dan terakhir didepanku ada Daniell sikeras kepala.

"Jadi kalian udah pesen makanan ? Kenapa gak sekalian aja pesenin makanannya kita ?" Tanya farel
"Pelit amat si squad nya ladies ladies." Beo leo
"Diem, gue udah pesen." Tibalah daniell membawa 4 nasi goreng telur dan 4 milkshake coklat.

"Hah jadi kenapa kalian pindah kesini ?" Tanyaku
"Gue diganggu ciwi ciwi. Liat tu banyak yang liat kesini." Kata rendra. Gue dkk pun menengok ke segala arah dan benar saja banyak yang melihat kami.

"Uluh uluh acian." Kata sidka mencubit pipi leo.
"Kasian, makanya tampang nya gausah jelek." Kata sey
"Lah tampan gini dibilang jelek." Kata farel.
"Iya kalian emang jelek." Tambah natha.
"Mata lo blurr apa gimana ?" Tanya rendra.

"Au ah brisik. Gue makan duluan." Kataku melahap nasi goreng.
"Gue juga." Kata Daniell
'Oke satu sendok lagi habis.. tapi gue kenyang, habisin ah dari pada mubadzir.' Batinku dalam hati. Sebelum aku memakan makanan terakhir tiba tiba.

Brakk.

Mejaku bergetar oleh seorang kakak kelas ~ selva. Makanan terakhirku berhamburan, dan aku membeku.
"Woi ngapain lo disini. Bangku dan meja ini punya gue." Kata kak selva manatap ku dan kawan kawan.
"Ada tandanya kalo ini punya kakak ? Bukannya udah di kasih tau ya tempat makan masing masing ?" Tanya sey.
"Minggir lo berempat kita mau makan sama pacar pacar kita." Kata kak selva. Lebih tepatnya selva karna songong jadi gue ga anggep dia kakak kelas. Masih tetap seperti tadi aku masih membeku ditempat kulihat semua makanan dimeja ini sudah habis.

"Heh lo kenapa tiba tiba jadi batu hah ?! Gak dengerin gue ? Takut sama gue ?." Katanya smirk. Gue pun bangun dan...

Brakk

Meja makan udah jadi dua piring dan gelas pecah.
"Berani berani nya lo bentak gue dan ganggu makan gue." Kata gue, dan aura mengintimidasi pun hadir ditempat ini. Mataku langsung semerah darah. Aku mengarahkan tanganku ke arah selva. Dan..

Grep

Tiba selva berpindah ke tanganku.
"Gue saranin kalo lo ganggu gue makan lagi gue bakal bunuh lo ! Makanan gue mubadzir tau ga !" Kata gue melemaskan tangan dan..

Brukk

Selva jatuh ketanah, lemas.
"Selva !" Teman temannya menolong nya.
"Kalian kakak kelas jangan sok berkuasa, ingat ular ga akan ganggu kalo dirinya ga diganggu." Kataku. Aku pun pergi menuju taman belakang.

Kekuatan blood gue aktif.

Aku merasa ada yang memperhatikanku sejak tadi. Mataku pun meliahat keseluruh arah, namun ga ada. Akupun duduk di kursi taman, menangis.. kenapa ? Karna aku hampir aja bunuh orang. Kenapa si aku jadi kuat banyak masalah berat yang aku hadapi.

Ini sama sekali ga keren, aku ingin jadi anak lain, bisa berlarian kesana kemari tanpa diganggu ratu hitam. Kamu tau aku pernah hampir mati. Dan kakak ku pun mati gara gara aku. Akan ku ceritakan nanti di lain bagian...

¤¤¤

Flashbacknya kapan ? Habis ini kok, karna ini udah 1000 an kata aku ganti kebagian lainnya. Bye bye. Jangan lupa vote dan komen :)

The magic elementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang