3055

140 55 10
                                    


"Peter, apakah kamu tidak tahu betapa mahalnya mainanku ini?! Jika saja aku tidak bisa terbang, mungkin mainanku sudah terjatuh dan rusak." Holland memarahi Peter karena Peter tidak sengaja melempar jauh mainan milik Holland.

"Maaf Holland, aku tidak sengaja melemparnya terlalu jauh, lagipula mainanmu itu tidak rusak kan?" Jawab Peter membela dirinya.

"Ya, aku memaafkanmu. Meskipun mainanku tidak rusak, namun kamu harus berhati-hati ketika meminjam barang milik orang lain," Holland menjawab dengan santai.

Tahun 3055. Masa di mana tidak ada lagi padi dan laut alami. Masa di mana makanan hanya berbentuk chipset. Masa di mana hanya ada laut buatan yang tidak berisi apa-apa. Masa di mana teknologi sangat canggih yang bisa membuat manusia terbang dan rumah-rumah hanya memiliki satu bentuk, yaitu botol.

Mereka yang memiliki uang banyak tentunya akan membeli chipset mahal yang dapat menahan lapar hingga bertahun-tahun dan tentu saja mereka memiliki teknologi yang sangat canggih. Sedangkan, mereka yang tidak memiliki banyak uang hanya dapat membeli chipset murahan yang tentunya hanya dapat menahan lapar dalam waktu yang singkat dan mereka tidak punya teknologi canggih seperti yang dimiliki oleh orang-orang kaya.

"Holland, hari sudah mulai larut, aku akan kembali besok," ujar Peter pamit dari rumah Holland.

"Maaf Peter, sepertinya beberapa hari ke depan, aku tidak ada di rumah. Karena mulai besok, aku akan menghadiri pertemuan para bangsawan dari seluruh penjuru negeri ini," jawab Holland.

"Oh yasudah, kita bertemu di lain hari saja," ujar Peter saat meninggalkan halaman depan rumah Holland.

Peter dan Holland adalah teman baik. Mereka berteman baik karena pada awalnya keluarga Holland berada pada satu kasta yang sama dengan keluarga Peter. Namun pada suatu saat, Ayah Holland menemukan suatu teknologi yang diberi nama KCW-0106. Teknologi tersebut dapat membuat seseorang bisa melihat masa lalu dan mengirim pesan melalui teknologi tersebut. Sehingga dengan penemuan tersebut keluarga Holland diangkat menjadi bangsawan dan tinggal di lingkungan yang mewah.

***

"Sialan! Mengapa aku tidak terlahir dari keluarga yang kaya raya?" Pikiran ini selalu menghantui Peter setiap saat.

"Kamu sedang memikirkan apa Peter?" tanya Ayah Peter yang melihat Peter seperti sedang memikirkan sesuatu di teras rumah.

"Ayah, mengapa kita miskin? Apakah kita tidak bisa mengubah nasib keluarga kita?" tanya Peter penasaran.

"Tidak bisa, Peter. Ini semua ulah nenek moyang kita, mereka tidak meninggalkan ilmu apapun kepada generasinya sehingga kita juga terkena dampaknya dan mungkin sampai generasi berikutnya. Berbeda dengan keluarga Holland. Keluarga mereka masih mendapatkan ilmu dari nenek moyangnya, sehingga mereka bisa mengubah nasib mereka." Ayah Peter menjelaskan semua hal yang dia ketahui.

Mendengar penjelasan Ayahnya, Peter menjadi kesal dengan nenek moyangnya dan dia bersumpah akan merubah nasib keluarganya serta generasi-generasi berikutnya. Peter kembali ke kamarnya dan memikirkan apa yang harus ia lakukan sehingga ia dapat mengubah nasibnya. Namun, Peter tertidur sesaat setelah dia membaringkan tubuhnya di kasur.

Beberapa hari kemudian Holland menghubungi Peter.

"Peter, apakah kamu ada di rumah? Aku sudah kembali dari pertemuan para bangsawan. Jika kamu ingin main ke rumahku, silakan," ujar Holland.

3055Where stories live. Discover now