Nebula

127 50 24
                                    


Bel pulang sekolah berbunyi. Akhirnya satu hari berkurang lagi menuju kelulusan. Hari ini sudah memasuki bulan ke tiga aku menduduki bangku kelas 12.

"Alice!" Teriak seseorang dari ujung lorong. Aku mengenal dengan jelas suara itu. Suara yang selalu membuatku ingin cepat meninggalkan sekolah ini.

"Kok anak haram ini udah berani ninggalin gue ya? Nih, bawain tas gue baik-baik. Ini tas mahal, kalo kenapa-kenapa lo gabakal mampu ganti." Katanya sambil melempar tas ke arahku.

BRAKK!!

Aku banting tas mahal itu, dan kini aku menjadi pusat perhatian semua orang yang sedang lewat.

"Kamu punya tangan kan? kenapa masih nyuruh orang lain buat bawain tas kamu? kenapa? lumpuh? ngga kan?" Sembari ku periksa tangannya disertakan tatapan sinis.

"Gausah pegang-pegang! Lumpuh lo bilang? dan itu tas gue lo lempa.."

"JANGAN BERANI BERANI GANGGU GUE LAGI!!" bentak ku di depan mukanya.

Ia terkejut. Iya, dia pasti terkejut. Karena akupun begitu. Ini pertama kali nya aku memberontak saat dirundung sejak SMP. Dia, orang yang sama sejak 5 tahun yang lalu. Dia tidak pernah membiarkan aku bersenang-senang di sekolah.

"Oh iya satu lagi, jangan pernah memanggil aku Anak Haram. Aku benci itu." Untuk menutup percakapan, ku tendang tas mahal itu ke arahnya.

Bukankah aku sangat keren? Hahaha, ku harap aku bisa berpikir begitu. Nyatanya, sekarang aku takut. Berapa banyak masalah yang akan ku hadapi karena ini?

+x+

Bau rendang yang sangat khas membuatku lapar. Aku berjalan keluar kamar.

"Alice, ini bunda masak makanan favorit kamu. Habisin ya." ucapnya lembut.

"Iyaa pasti Alice habisin. Bunda, sehat terus ya. Biar bisa sering masakin Alice rendang." Aku mengatakan hal itu bukan sekedar omongan biasa, aku benar-benar berharap bunda selalu sehat dan bahagia. Air mata yang menetes membuatku terbangun. Ternyata hanya mimpi. Jika tiap hari mimpi ku seperti itu, rasanya aku hanya ingin tidur untuk selamanya.

"ALICE! BANGUN!" Biasanya suara seorang ibu selalu menenangkan. Tapi bundaku pengecualian. Dia selalu membentak dan berteriak. Tidak pernah sekalipun berbicara secara halus padaku.

"Iya bun, Alice sudah bangun." seru ku pelan.

"Anak gadis baru pulang sekolah langsung tidur. Kerjaan kamu tuh masih banyak. Nyuci, ngepel, setrika, jemur, masak. Kalo kamu tidur, yang ngerjain itu semua siapa? Rumah ini bisa kayak kapal pecah kalo kamu kerjaannya tidur mulu. Nilai pelajaran jelek, seenggak nya kamu harus berguna di rumah!" Apa kalian percaya kalau aku bilang dia ibu kandung ku? mungkin tidak. Tapi nyatanya, iya. Dia ibu kandungku.

7 tahun yang lalu dia cerai karena sebuah perselingkuhan. Meskipun sekarang sudah menikah lagi, itu tidak membuatnya bahagia. Suami yang sekarang, atau ayahku adalah orang yang sangat egois, orang yang sangat keras. Tak pandang wanita atau pria, bila tak sesuai keinginannya maka ia akan bermain fisik. Mungkin itu salah satu alasan kenapa bunda menjadi orang yang keras.

+x+

Hari ketika kau membenci dirimu
Hari ketika Kau ingin menghilang
Ayo buat pintu di hatimu
Bila Kau membuka pintu itu dan masuk ke dalamnya
Tempat ini akan menunggumu
Tidak apa percayalah, itu akan menghiburmu
di sini, di magic shop ini.

Menjemur pakaian sembari mendengarkan lagu adalah hal yang paling menenangkan. Ini salah satu lagu favoritku.

Lagu yang memberikan aku kekuatan. Terkadang aku berharap magic shop itu benar adanya. Berdasarkan lirik lagu ini, dalam magic shop itu kita bisa menukar kesedihan kita dengan kebahagiaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NebulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang