semua berawal dari...

169 57 23
                                    

Pagi ini matahari menunjukkan sinarnya malu-malu. Langit yang membentang biru di balut awan putih yang menyejukkan penglihatan. Kicauan burung yang bersahutan seolah tahu betapa semangatnya aku pagi ini. Hari ini aku memutuskan berangkat lebih awal. Aku mengenakan baju putih dengan luaran abu-abu dan celana jeans hitam dan mengenakan sneakers putih kesayanganku.

Aku berjalan menuju taman dekat kampus sambil mendengarkan musik lewat gawai. Arah pandanganku mulai teralihkan saat melihat seorang laki-laki yang duduk tidak jauh dari posisiku dengan rambut hitam pekat, hidung yang mancung dan sorot matanya yang tajam. Terlihat dia sedang membaca buku dan menggunakan earphone di telinganya. Perasaan yang aneh menyeruak di hati. Aku menuliskannya pada sebuah kertas berwarna merah jambu dan ku masukkan pada botol kaca yang sudah terisi kertas warna-warni.

***
Hari ini adalah hari pertamaku kuliah. Aku bergegas menuju mading kampus untuk melihat kelas baruku. Aku mencari-cari namaku diantara deretan nama mahasiswa baru lainnya. Aku melihat namaku berada di ruang dua puluh tujuh, aku pun bergegas mencari ruang 27 melewati lorong-lorong yang penuh dengan kerumunan orang. Duduklah aku di kursi barisan empat. Disebelahku terdapat perempuan cantik dengan rambut ikal di gerainya, bola matanya yang hitam pekat bulu matanya yang lentik dan hidungnya yang lumayan mancung.

''Hai, namaku Safira Arabeliia, panggi laja Abel'', Ucapku sambil mengulurkan tangan dan tersenyum.

''Haloo, namaku Clarita Aracelya Cheseya , panggil aja Acel'', Mengulurkan tangannya sambil tersenyum ramah.
''Ohhya, kamu asal dari mana?'', Tanyaku pada Acel.
''Aku asli dari Bandung, kalau kamu sendiri?'', Jawab Abel.
''Kalau Acel dari Jakarta'', Jawab Acel.

Percakapan kami pun terhenti ketika bola mataku menangkap sosok laki-laki yang ada di taman tadi pagi memasuki ruangan yang sama dengan ruanganku. Laki-laki itu membuat jantungku berdegup kencang.

Lamunanku terhenti ketika Acel menepuk pundakku. Bola mataku terus memperhatikan laki-laki yang sekarang duduk di bangku paling belakang itu. Dosen pun masuk dan memperkenalkan diri. Dibagikannya selembaran kertas yang berisi data diri pemilihan organisasi kampus. Namun, bola mataku seakan sudah tersihir oleh laki-laki tadi hingga aku tak memperhatikan dosen itu.

''Selembaran kertasnya dikumpulkan sekarang anak-anak'', Ucap dosen.

Aku kaget. Langsung saja aku mengisi lembaran formulir itu dengan asal.

***
Sekarang aku dan Acel sedang berada di kantin.

''Abel, kamu mau nitip makan apa?'', Tanya Acel padaku.
''Hmm... mie tek-tek sama es jeruk deh, makasih ya'', Jawab Abel.

Kami pun menyantap makanannya. Acel yang memesan nasi goreng seafood dan milk tea. Di tengah keramaian kantin terlihat sosok lelaki berhidung mancung itu sedang memainkan gawainya. Pandangan kami bertemu. Namun aku memutuskan pandangan ketika Acel bertanya padaku.

''Abel lu masuk organisasi musik?', 'Tanya Acel.
''Loh? Kata siapa? Gue sama sekali gak bisa nyanyi ataupun mainin alat musik'', Jawab Abel kebingungan.
''Ini ada nama lu di daftar organisasi musik'', Jawab Acel sambil menyodorkan gawainya.
''Haduh pasti karena gue ga baca selembaran kertas itu'', Jawab Abel dengan kesal. Sambil melihat gawai.

***
Sekarang aku berada di ruangan musik kampus. Laki-laki itu kembali kulihat. Dia ngapain disini?, tanya ku dalam hati. Laki-laki itu duduk tepat di hadapanku. Aduhh perasaan aneh ini muncul lagi, Aku merasa gelisah. Ketika kakak senior datang, ia menyuruh menulis nama pada kertas yang ia beri. Selesai semuanya menulis kakak senior memanggil nama kami satu persatu.

''Safira Arabeliia'', Panggil kakak senior.
''Hadir'', Jawabku sambil mengangkat tangan.
''Alfi Ananta Asyari'', Panggil kakak senior.

Lalu laki-laki di hadapanku menjawab.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hati Yang TerjatuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang