“Carilah seseorang yang sempurna karenamu, dan menjadikanmu sempurna.” – HEE Couple
~0000~
Dewi itu menunduk terlalu dekat dengannya. Dengan hoodie hitam kebesaran dan tudung yang menutupi kepalanya. Sebagian wajah dewi itu tertutup oleh masker hitam dan matanya yang merah menatapnya heran. Kemudian tatapan Hee Chul turun ke bawah. Gambar di tengah hoodie itu adalah gambar Kematian.
Hee Chul pikir dirinya mungkin sudah benar-benar gila. Bagaimana sosok didepannya ini menjadi seorang “dewi”? Bukankah itu penghinaan besar-besaran kepada Para Dewi –yang selama ini diketahuinya berwajah cantik tanpa cela, memiliki tubuh yang bagus, mata indah yang tak ada tandingnya?
~PLAK!
Dan seorang Dewi tidak mungkin sekasar ini. Kekuatan tamparannya luar biasa.
Hee Chul mendongak, mengerjap berkali-kali, lalu dengan perlahan tangannya terangkat menuju pipinya yang baru saja ditampar oleh Dewi Kematian itu (sepertinya itu julukan yang bagus). Dan hanya menatap gadis itu blank. Kenapa gadis itu menamparku?
Yang ternyata pertanyaanku terelasisasikan dalam bentuk ucapan keras karena gadis itu berkacak pinggang.
“Tidak sopan. Apa yang kau lihat?” katanya.
Apa yang ku lihat? “Itu.” Kim Hee Chul menunjuk bagian tengah hoodie gadis itu yang ternyata membuatnya mendapatkan tamparan sekali lagi.
Itu menyadarkan Hee Chul dan dengan murka dia berdiri tegak, giginya bergemeletuk. “Apa-apaan kau?!” katanya marah.
“Kau amat sangat tidak sopan,” ucap gadis itu ketus setelah sebelumnya sedikit berubah ekspresi saat melihat perubahan emosi Kim Hee Chul.
Untuk sesaat, Hee Chul tidak mengerti. Tapi setelah melihat ekspresi mata gadis itu yang tersinggung dan seolah merasa terhina, Hee Chul sadar. Dan dia mendengus. “Aku tidak melihat dadamu, Gadis Sialan. Gambar itu, gambar di pakaianmu.” Hee Chul bersedekap saat melihat gadis itu menunduk untuk melihat apa yang dimaksud Hee Chul. “Lagipula, tidak ada apa-apa yang bisa dilihat dari luar. Ku pikir ukuranmu tidak terlalu besar.”
KAMU SEDANG MEMBACA
PREWEDDING
RomansaIni tentang harapan yang mungkin masih tersisa. Pertemuan antara dua orang asing yang saling membutuhkan demi memenuhi kepentingan masing-masing. Yang satu untuk menyelamatkan nyawanya sendiri, dan yang satu lagi untuk menyelematkan ibunya.