“Carilah seseorang yang sempurna karenamu, dan menjadikanmu sempurna.” – HEE Couple
~0000~
Rae Hee membutuhkan udara segar. Jadi, meskipun jam menunjuk angka sebelas, Rae Hee masih menyusuri trotoar di sekitar dorm. Hanya memutar di daerah tersebut sampai kakinya terasa ingin putus. Dia jelas tidak bisa berpikir jernih kalau di dalam ruangan tertutup, apalagi ruangan sempit yang tidak membebaskannya bergerak.
Jadi, disinilah dia.
Teringat kembali percakapan yang dilaluinya tadi sore dihadapan Royal Lady. Yeon Hyo meninggalkan kamarnya dengan marah. Ryeon Woo berteriak memanggil Yeon Hyo dan mengabaikan Rae Hee. Sedangkan Eu Hyun dan Eun Na hanya menatapnya diam, lalu meninggalkannya begitu saja. Hingga tersisa Hye Bin yang menggumamkan “Maaf” dan pergi belakangan.
Rae Hee tidak tahu maaf untuk apa yang gadis itu ucapkan. Tapi Rae Hee menyadari bahwa mereka berlima marah padanya. Mungkin tidak semarah Yeon Hyo, tapi jelas ada emosi lain yang menguasai semuanya. Entah itu perasaan sedih, kesal, atau bahkan kecewa.
Lalu ketika dia sendirian, otaknya seolah akan meledak. Memikirkan begitu banyak hal dalam waktu yang bersamaan.
Tapi….
Setelah menghabiskan berjam-jam hanya berputar-putar tanpa bisa meluruskan pikirannya yang kusut, Rae Hee menyerah dan memutuskan untuk kembali ke dorm. Dia harus beristirahat untuk memulai latihannya kembali besok, mempersiapkan evaluasinya yang tinggal menghitung hari.
“Choi Rae Hee-ssi.”
Rae Hee menoleh ke samping kanannya. Berdiri sosok yang ditemui Rae Hee tadi siang. Sopir Jo, dengan gerakkan seperti robot menghampirinya.
“Saya mencari Anda sejak tadi,” lapornya. “Tapi sekuriti mengatakan bahwa Anda pergi sejak sore.”
Rae Hee menghadapkan tubuhnya pada pria paruh baya tersebut dan berdeham. “Ya, saya berjalan-jalan sebentar. Saya harap tidak membuat Anda menunggu lama.”
“Hanya dua jam,” kata Sopir Jo. Rae Hee mendeteksi sindiran dalam nada suaranya, tapi memutuskan untuk mengabaikannya saja.
“Ada yang perlu saya ketahui lagi, Jo-ssi?”
Jo mengangguk dan memberikan kotak kecil yang dipegangnya sedari tadi kepada Rae Hee. “Anda bisa membukanya.”
Rae Hee membuka kotak tersebut dan terkejut mendapati ponsel dengan model asing didalamnya. Dia mendongak dan memberikan tatapan heran pada Jo.
“Ponsel yang akan diluncurkan HEElectricity bulan depan. Nyonya mengharapkan Anda untuk mulai menggunakannya. Didalamnya berisi kontak Nyonya dan saya. Untuk kontak Nyonya, hanya beliau yang bisa menghubungi Anda. Selebihnya, jika Anda memerlukan sesuatu, Anda bisa menghubungi saya,” jelas pria tersebut.
Rae Hee mengernyit. HEElectricity adalah merek elektronik paling popular di Korea. Tiga tahun ke belakang, HEEelctricity sudah menempati posisi paling atas, mengalahkan Samsung dan LG. Tapi yang membuat kerutan di dahi Rae Hee semakin dalam adalah…
“Mengapa saya akan memerlukan sesuatu?” tanyanya.
“Nyonya memutuskan untuk membawa Anda lebih cepat dan memperkenalkannya dengan Tuan Muda. Besok adalah hari pelantikan Tuan Muda dan Nyonya memerintahkan Anda untuk hadir. Beliau akan mengirimkan seseorang untuk menjemput Anda pukul tujuh malam.”
Besok. Hari libur hanyalah hari ini. Dan besok jelas adalah hari latihan yang seperti biasa, selesai jam sepuluh malam.
Dan apa?? Memerintahkan? Bagus. Dirinya sudah sangat tidak memiliki nilai.
KAMU SEDANG MEMBACA
PREWEDDING
RomantizmIni tentang harapan yang mungkin masih tersisa. Pertemuan antara dua orang asing yang saling membutuhkan demi memenuhi kepentingan masing-masing. Yang satu untuk menyelamatkan nyawanya sendiri, dan yang satu lagi untuk menyelematkan ibunya.