Akina merasa, apakah hari ini adalah hari patah hatinya? Mengapa ia merasa sangat kecewa?
Sepanjang hari Akina merasa tidak semangat sama sekali. Akina belum pernah pacaran atau dekat dengan siapa pun. Jadi dia masih sangat awam dengan percintaan.
"Kina kenapa si? Elsa ada salah?"
Akina hanya menggeleng.
"kenapa diem? Di apain sama Saga?"
"gue bego ya Sa"
"ya itu mah udah jadi rahasia umum"Akina melirik Elsana yang sepertinya tidak berniat menghibur Akina. Lalu Akina pun menidurkan kepalanya di meja.
Saat ini pelajaran sedang kosong, Jam yang sangat Akina sukai ini pun terasa hampa.
"tau ah pengin pulang aja,"
Tiba tiba Elsana berbicara seperti itu, dan membuat Akina menoleh kepadanya.
"apaan?"
"gue pengin putus aja Kin!"Elsana menangis dan memeluk Akina yang masih heran. Putus? Memangnya Elsana berpacaran dengan siapa?
"lah? Emang lo pacaran?"
Elsana berhenti menangis dan melepas pelukan nya. Akina menatap Elsana intens.
"gue belum cerita ya ke elo?"
Elsana menggaruk garuk kepalanya dan matanya tidak menatap ke arah Akina.
"ya belum lah!"
Akina kini melupakan rasa bimbang, marah, dan cemburu. Saat ini yang dia perhatikan hanyalah Elsana.
Perempuan yang sudah Akina anggap sebagai Sahabat itu, ternyata tidak menganggap Akina demikian.
"gue temen lo bukan si Sa?"
Tanya Akina.
Entah mengapa sejak kejadian dengan Sagara tadi, Akina menjadi sedikit sensitif.
"ya, te-temen gue Kin. Gue pacaran sama Haykal Kin, temennya Saga. Udah jalan 3 bulan"
Akina menghela nafas.
"Pajak Jadian nya mana anjir!"
Akina merangkul Elsana yang duduk di sebelahnya.
"pulang sekolah kuy? Gue emang mau ngajakin lo sekaligus ngasih tau lo kin"
Akina tersenyum lebar lalu memasukan buku di meja ke dalam tas nya karena bel pulang sekolah sudah berbunyi.
"eh bentar, katanya lo mau putus tapi kok malah ngasih gue PJ?"
"ga jadi putus hehe"Akina menautkan kedua alisnya, bingung.
Akina bersama Elsana berjalan ke Parkir an sekolah dan Akina baru ingat kalau dia berangkat sekolah menaiki Bus.
"aduh Sa, gue nebeng ya? Gue lupa berangkat tadi naik Bus!"
"waduh, maaf ya Kin? Gue sama Haykal naik motor"Akina menghela nafasnya lalu menoleh ke kanan dan kirinya ketika segerombolan lelaki berjalan lewat samping badannya.
Akina hanya mengenal Ano si biang masalah itu, dan tidak lama kemudian, Sagara berjalan kedepan memimpin para lelaki itu.
Senja pun berjalan di samping Sagara dan memeluk lengan Sagara
Akina membelakangi Sagara, saat ini ia sedang tidak ingin bertemu dengan Sagara.
Akina tahu betul bahwa apa yang dia lakukan ini salah dan tidak masuk akal. Tapi manusiawi kan kalau merasa kecewa?
Sebenarnya rasa kecewa ini Akina sendiri yang memulainya, tapi Akina menolak mengakui bahwa pemikiran Sagara menyukai nya adalah pemikiran sepihak.