SPION

Siapa yang ga kenal Daffa? Cowo tinggi dengan kumis tipis-nya yang menjadi salah satu daya tarik dirinya. Tinggi badan yang mencapai rata-rata dengan berat badan yang ideal. Warna kulit nya yang coklat eksotis, menambah nilai plus pada dirinya. Mata nya yang tajam dengan alis hitam yang tebal, tak lupa dengan bibir tipis yang sering kali menebar senyum genit yang mampu membuat setengah dari penghuni perempuan disekolah menjerit. Tampan, satu kata yang mendefinisikan sosok dirinya.

Kelas 12 saat ini memang sedang disibukkan dengan segala kegiatan pembelajaran dan persiapan yang cukup untuk bisa masuk ke Universitas yang mereka inginkan. Tapi tidak dengan Daffa dan teman-teman nya, yang justru terlihat santuy dalam kegiatan pembelajaran. Hal biasa jika geng nya Daffa atau yang biasa disebut Demokrasi Squad atau disingkat DS absen dari jam pelajaran. Mereka akan pergi meninggalkan kelas ketika mereka merasa tidak butuh pelajaran itu. Mereka akan pergi ke rooftop untuk menikmati angin, atau sekadar bercanda bahkan bisa sampai tidur di sofa yang berada di pojok rooftop.

Mereka hanya sering membolos pelajaran, tidak lebih. Geng Daffa bukan sekelompok penindas atau apapun itu. Mereka hanya malas belajar, itu saja. Belajar hanya akan menambah beban dan membuat kepala pusing, pikir mereka. Lebih baik bermain game atau mengikuti balapan. Ya, balapan motor liar adalah kegiatan rutin mereka setiap minggu. Bukan hanya mendapat uang dari hasil balapan, tapi juga semakin menambah kepopuleran mereka. Tépé sekali memang. Mereka akan melakukan balapan liar di pinggiran kota, jauh dari keramaian kota dan juga aman dari jangkauan pasukan berbaju coklat, Polisi.

Daffa dan teman-teman nya sudah aktif mengikuti balapan liar sejak kelas 11 SMA. Tak banyak murid sekolah mereka yang tahu kalau mereka sering terlibat balapan liar. Pernah mereka dipanggil oleh guru Bina Konsuling karena ada salah satu murid yang melapor, tapi itu tidak terjadi karena tidak adanya bukti bahwa mereka ikut balapan liar, sehingga mereka tidak mendapat hukuman apapun. Orang tua Daffa juga tidak tahu bahwa Daffa sering ikut balapan liar, itu terjadi karena Daffa akan beralasan pergi menginap ke rumah Aldi teman seper-gengan nya untuk belajar bersama. Balapan akan dimulai pukul 11.00 malam sampai dengan 02.00 pagi, bahkan bisa lebih jika banyak yang mengikuti balapan itu.

Hampir lupa, Daffa dan teman-temanya ini suka sekali membanggakan visual wajah mereka. Bukan hal biasa kalau Daffa menyimpan cermin di tas nya. Tentu saja untuk melihat kondisi wajah nya apakah masih tampan atau bahkan menjadi lebih tampan? Itulah Daffa dengan segala tingkah aneh nya, tapi tetap saja membuat para perempuan semakin mendekat. Banyak sekali perumpuan yang sudah menyatakan perasaan nya ke Daffa dengan berbagai cara. Setelah mereka menyatakan perasaannya, Daffa hanya akan berkata,

"Aku ini hanya akan jatuh cinta dengan motor kesayangan-ku saja" , ujar Daffa.

Menyebalkan memang. Yang benar saja dari sekian banyak nya perempuan ia hanya jatuh cinta pada motor berwarna hitam dengan body besar nya itu dan jangan lupakan suara knalpot yang bisa merusak indra pendengaran. Daffa ini seperti anti sekali dengan pacaran, atau justru sudah sangat jatuh cinta dengan motor besar nya itu? Entahlah.

"Perempuan itu hanya akan membuat ku semakin pusing dengan segala keinginan mereka yang aneh. Bagaimana kalau nanti mereka melarang ku untuk ikut balapan? Huuh, lebih baik aku mati saja dari pada harus berhenti balapan" kata Daffa.

Itu jawaban Daffa saat teman-teman nya bertanya kenapa ia menolak perempuan yang menyatakan perasaan padanya. Tapi itu tak membuat para perempuan menyerah, walaupun sebagian dari mereka ada yang memilih mundur dari pada harus dibandingkan dengan motor hitam sialan milik Daffa itu. Banyak dari mereka yang ingin sekali membakar motor hitam milik Daffa, hanya saja tak ada yang sampai seberani itu karena mereka akan tau akibatnya jika berani membuat lecet sekecil apapun pada motor kesayangan milik Daffa.