Bagian 7

6 0 0
                                    


Istrirahat pertama.

Karla tersenyum, memaklumi Sahwa yang terburu-buru dan keluar paling akhir.

"Ya ampun kar. Loe tau nggak, sebenarnya Sahwa itu busuk dari belakang loe asal loe tahu dech?" tanya Aska yang dengan mimik serius. Karla menyipitkan matanya. Milanie menaik-turunkan alisnya.

"Iya tuh benar Sahwa itu busuk sebenarnya dibelakangnya loe. Kamek berdua nie tek sahabat ie dulo tek.(sambil menepuk jantung dramatis.)," sahut Milanie, menambah bumbu penyedap."Benar, kat. Gue aja yang jadi sahabat ia dari sd pun tak tahan dengan sifat munafik dan playgirlnya," balas Gita menambah kecurigaan Karla.

"Kalo kou ndak percaya pade kamek nie mendingan kou nie lihat dikelas 11 C tuh." Wajah Milanie berubah menjadi lebih menyedihkan lagi. Satu sisi Karla mencoba tidak mempercayainya tapi entah kenapa satu sisi yang lainnya, ia tidak mempercayainya. angsung melesat untuk mencari kebenaran membuat ketiga orang itu bertos ria sambil mengekor Karla.

Sahwa tampak terburu-buru keluar dari kelasnya langsung saja ke kelas Arkan.

"Bang, kumohon jangan beritau siape-siape tentang peristiwa kemarin tek," lirih Sahwa sambil duduk berlutut. Arkan yang sendiri kelas hanya tersenyum miris.

"Kumohon bang," lirih mohon Sahwa yang tanpa disengaja memegang tangan Arkan.

Karla tampak curiga dengan tingkah laku Sahwa yang gelisah dari tadi pagi. Apalagi, Sahwa keluar hampir akhir padahal ia sendiri yang selalu awal. Tapi, apa yang ia peristiwa tadi.

"Gue nggak tau kalau loe itu busuk sebenarnya dibelakang gue, Sahwa," suara nonformal familiar Karla membuat Sahwa dan Arkan menoleh kepada Karla.

"Aku bise menerangkan pade kou," balas Sahwa.

"Tak, mulai saat ini dan seterusnya. Loe bukan sahabat gue lagi," sergah Karla sambil berlalu. Gita dan gengnya tersenyum puas. Arkan dengan rasa bersalahnya. Sahwa dengan wajah yang tak terbaca.

Bersambung...

Selamat berjumpa lagi di Part 9 teman-teman semuanya

Kekuatan persahabatanWhere stories live. Discover now