Salju turun dengan indah nya. Mendinginkan suasana hangat menerpa. Menanti kedatangan Renjun, seraya mengeratkan mantel. Berulang kali aku mengatakan padanya untuk mnunggu sedikit lebih lama. Setidaknya membiarkan musim sedikit mereda.
Renjun sama keras kepala seperti kakak nya. Dan aku tidak bisa menghalanginya untuk bertemu wanita ku. Kyungsoo juga wanita berharga Renjun.
Seorang lelaki manis. Rambut putih seperti salju disisir rapi. Sejak kapan dia mewarnai rambut? Tapi, itu sangat cocok untuknya.
Dia tersenyum menyapaku. Mendekat dan memelukku erat. "Ugh. Baru saja setahun dan aku sudah merindukan mu, hyung."
Aku tertawa pelan. "Aku memang orang seperti itu."
Di melepaskan pelukannya. Mencebil dengan senyuman bahagia. Dia menarik kembali koper nya mendekat. "Ayo, hyung. Aku sangat merindukan noona."
Aku menyamai langkah nya. Berjalan munuju mobil yang sengaja ku parkir dekat. "Sohyun juga sudah ada dirumah. Pasti kau yang menyuruhnya."
Dia tertawa. "Hubungan jarak jauh sangat menyiksa,hyung. Apalagi aku dan Sohyun baru setahun serius."
Aku menepuk bahunya. "Tenang saja. Sohyun tidak bermain nakal. Yang harus kuragukan adalah dirimu, Ren. Apa kau memiliki simpanan?"
"Tidak, hyung. Bagaiman bisa aku melepaskan Sohyun? Tidaka akn bisa."
"Lalu, kenapa kau mewarnai rambut? Kau sudah seperti idol saja. Kau sadar? Jika sedari tadi banyak yang menatap kita lapar. Seperti ingin menerjang saja."
Dia tertawa. "Aku hanya iseng bersama temanku, hyung. Dan sepertinya aku kecanduan."
"Apa Kyungsoo tau?"
Dia menggeleng. "Baru semalam aku mewarnai nya."
Aku membuka bagasi mobil dan memasuki koper nya. Dia berjalan masuk kedalam mobil. Aku mengikuti nya dan duduk dibalik kemudi. "Apa Kyungsoo akan suka dengan rambutmu itu?"
Aku meliriknya dan dia hanya mengangkat bahu. "Sohyun sih menyukainya. Entah dengan Noona. Dulu dia sempat menyukai rambut berwarna. Tapi, entah sekarang."
"Kuharap kau diterima."
Dia hanya tertawa. Aku mulai menjalankan mobil menjauhi bandara. Menuju rumah dengan diisi berbagai cerita Renjun tentang sekolahnya.
"Cepatlah selesaikan sekolah mu. Banyak dari petinggi benar benar menantikan mu memimpin perusahaan itu."
"Aku tau, Hyung. Ayahmu juga selalu mengatakan itu jika menelpon ku."
Aku tertawa pelan. Kemampuan Renjun dalam teknologi memang sangat cakap. Tidak diragukan lagi jika ayahku menyerahkan IT padanya. Bahkan para petinggi dan pemegang saham sangat mempercayainya. Dia sangat mudah menerima kepercayaan itu.
Sesampainya dirumah. Ada beberapa mobil berjajar rapi di halaman. Renjun langsung turun tanpa pamit saat aku menghentikan mobil. Dia langsung berlari masuk kedalam rumah meninggalkan ku yang menatap nya kesal.
Ku keluarkan koper nya. Aku masih bersyukur jika hanya satu koper. Aku masih mau membantunya.
Aku membawa koper nya masuk kedalam rumah. Melangkah masuk dan mendengar banyak ocehan menyapa.
"Daddy..." Naeun datang memeluk ku. Kuraih badan mungilnya kedalam gendongan ku. Mencium kedua pipi putihnya.
"Bagaimana harimu, sayang?"
"Baik, dad. "
Tak lama ujung mantel ku terasa ditarik. Aku melihat kebawah. Dan ada gadis manis disana menatapku tersenyum. Aku meraihnya juga. Menggendong kedua gadis kecil dan melangkah masuk lebih dalam kerumah. Meninggalkan koper Renjun. "Dimana kakakmu, Lisa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Right✔
Fiksi PenggemarKehadiranmu sudah membuatku bahagia tanpa kau berbuat apapun. Tetaplah seperti itu, walau untuk keterpaksaan. Jika kau ingin aku bahagia... KaisooGs DoKyungsoo KimKai