Denata
Bagian 7
"Gais gais..." Pagi itu suasananya yang masih cocok untuk bersantai tiba-tiba menjadi heboh ketika Putri datang sambil memukul-mukul meja.
"Duduk dulu shay, minum terus baru ngomong." Ucap Adyla, seraya fokus ke novel milik Alaska.
"Aaaah~" Itu suara Putri yang habis menenggak botol minum milik Kevin yang kebetulan ada di atas meja.
"Jadi nih ya, gue ketemu alasan kenapa Ester sedeket itu sama Nata." Saat itu senyuman Putri terukir dengan jeleknya.
"Biasa aja ngapa muka lo! Jelek anjir!" Celetuk Dave yang kebetulan datang lalu duduk di atas meja dekat Malidya.
"Sialan lo bule potan."
"Udah ah cepetan apa." Ucap Malidya.
"Jadi tu bokapnya Ester kasih amanah ke Nata, buat jagain anaknya karena Papa Ester ini lagi ngurusin Mamanya yang koma di Italia gitu, nah udah gitu si Ester ini kan punya penyakit jantung jadinya ya... gitu."
"Lah apa banget, emang bokapnya nggak bisa suruh orang lain apa kenapa harus Nata?" Pertanyaan itu terucap dari Adyla ketika Putri sudah menyelesaikan omongannya.
"Soalnya waktu itu Ester tiba-tiba pingsan di rumah sakit yang kebetulan Nata ada disana, inget ga Las waktu lo demam?" Alaska mengangguk, ia ingat betul saat Nata membawanya ke rumah sakit kala itu.
"Nah dari situ alasan kenapa Ester deket sama Nata, dan Nata yang milih Ester ketimbang Alaska."
"Jelas kan?" Tanya Putri lagi.
"Ya jelas sih, tapi bisa nggak sih orangnya di ganti jangan Nata kek... pembantunya kek, siapa kek, atau nggak bodyguard nya gitu. Elah!" Gerutu Adyla, membuat mereka diam termasuk Alaska.
"Jadi selama ini dia sembunyiin dari lo dong Las?" Tanya Malidya, dibalas anggukan kecil Alaska.
"Tapi lo tau nggak sih--" Ucap Putri namun di potong langsung oleh Malidya.
"Ada lagi?"
"Ada, makanya dengerin dulu!" Omel Putri, dibalas cengiran bersalah dari Malidya.
"Ester itu nggak suka Nata, tapi dia suka Kevin." Mendengar itu, yang diomongin datang, panjang umur buat mereka
Ester duduk di bangkunya, ketika Nata menggeret kursi tempat duduk miliknya agar gadis itu bisa duduk tanpa harus menggeret kursi terlebih dahulu.
"Yang pacar sebenernya Alaska apa Ester sih heran gue." Celetuk Adyla, sambil melihat ke arah kukunya.
Ester tersenyum kecil ketika Alaska melihatnya, namun Alaska memutar bola matanya malas dan menarik tangan Putri.
"Kevin dimana?" Tanya Alaska berpura-pura.
"Di OSIS." Jawab Nata kemudian Alaska termangu pada sebuah benda yang dibawa di punggung pria itu, gitar milik Reyhan.
"Itu kan gitarnya Reyhan." Tanpa Alaska beri tahu, Nata juga sudah tahu. Bodohnya kamu Alaska.
"Udah tau."
"Mau kamu balikin?" Tanya Alaska.
"Iya."
"Makasih ya." Ucap Alaska sambil tersenyum manis lalu kembali pada tujuannya mencari Kevin.
"Bentar-bentar lo mau cari Kevin tujuannya apa?" Tanya Putri yang tergopoh-gopoh ketika tangannya di tarik Alaska.
"Buat permainan." Ucap gadis itu sambil tersenyum puas, Putri tau maksud anak ini.
"Lo yakin? Emang ga akan memperkeruh hubungan lo sama Nata?" Sejenak Alaska terdiam, kemudian tersenyum kecil ketika Kevin datang sambil tersenyum lebar ke arahnya.
Ah sudah biasa bagi seorang Alaska dan Kevin.
"Kepiiin." Panggil Alaska manja, membuat Putri menepuk dahinya.
"Nanti temenin yuk ke gramedia." Kevin berfikir sejenak.
"Abang gue nggak mau lagi?" Alaska sih sebenarnya tak tahu jika Nata akan mau pergi atau tidak, tapi kan dia itu sibuk dengan Ester jadi...
"Kan dia ngurusin Ester jadi ga mau." Ucap Alaska.
"Iya tapi sorean ya, gue ada rapat." Kevin tersenyum kecil kemudian mengacak-acak rambut Alaska dengan gemas.
"Oceeee." Alaska melenggang di depan Putri, ketika Kevin sudah menghilang dari hadapannya.
"Gue nggak ikut campur ya Las, nanti."
"Tenang aja sih."
...
Mata Ester memanas ketika melihat Alaska tengah berjalan berduaan di Koridor sekolah di sore hari itu, lantas Ester berlari kecil menghampiri mereka lalu tersenyum manis ketika dirinya berhasil membuat Kevin menoleh karena tepukan pelan di bahunya.
"Apa?" Sudah biasa jika Kevin akan bersikap dingin di hadapannya.
"Kalian berdua mau kemana?" Alaska memutar bola matanya malas.
"Seberapa penting emang buat lo?" Tanya Alaska, Ester tersenyum getir.
"Aku mau tau."
"Kepo amat sih lo sama hidup orang, gue aja nggak pernah kepo ketika lo bareng sama Nata." Cibir Alaska, puas akan segala perkataannya yang ia simpan sejak lama.
"Yuk Kevin jalan." Kevin mengangguk sambil merangkul Alaska, jujur ketika Kevin melakukan itu kepada Alaska hatinya merasakan sakit yang luar biasa, perih yang ia rasakan, matanya memerah dan wajahnya terasa panas.
"Maafin aku Alaska... aku udah berusaha untuk jauhin Nata, tapi..."
Ester mengusap kedua air matanya ketika Nata datang sambil memegang air mineral yang ada di tangannya.
"Diminum, pulang, istirahat." Ucap Nata, dibalas anggukkan kecil Ester.
"Jadwal check up besok, lo mau nungguin gue atau kesana sendiri?" Tanya Nata.
"Emang kamu mau kemana?"
"Latihan."
"Aku bisa sendiri."
"Kalo gabisa jangan di paksain."
"Iya Nata."
"Ya."
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Denata | Jaehyun (SELESAI)
Novela JuvenilAlaska yang mencoba sabar? Ester yang mencoba menjelaskan? Atau Nata yang tak berperasaan? Semuanya memiliki tanda tanya masing-masing, berjuta-juta kali pria itu meminta maaf tetapi berulang kali dia mengulanginya, hingga sampai dimana Alaska lelah...