Bab 50

2.9K 398 18
                                    


Seorang wanita berperut buncit menenteng sebuah plastik berisi makanan manis kesukaan orang yang dikasihinya.

Senyuman manis terukir lebar ketika memikirkan kemungkinan besar sebentar lagi dia akan bersama orang yang dicintai olehnya itu. Ratih yakin, hubungan Ali dan istrinya sudah pasti tidak tertolong lagi setelah apa yang Ali lakukan dan dia lakukan.

Senyuman kemenangan seketika terbit saat membayangkan mungkin Prilly sedang menangis histeris karena Ali meninggalkan Prilly dan memilih untuk bersama dirinya dan juga anak dalam kandungannya saat ini.

Dia bisa melihat seberapa besar keinginan Ali memiliki anak namun tak kunjung didapatkan dari istrinya. "Ck! Mandul sih!"Ejeknya dengan senyuman sinis.

Ratih terus melangkahkan kakinya menuju rumah sakit. Setelah dimuntahi Ali tadi dia menyempatkan diri ke mall untuk membeli pakaian baru darpada pulang kerumah yang menghabiskan lebih banyak waktu dijalan belum lagi macet.

Ratih melangkah memasuki loby rumah sakit senyumannya tak hilang dari bibirnya. Mendekap erat plastik yang berisi bubur ayam yang dia bawakan khusus untuk Ali.

Mungkin Ali muntah tadi karena memakan makanan rumah sakit yang tidak enak makanya dia berinisiatif untuk membelikan makanan dari luar untuk Ali.

Ratih bersenandung pelan sambil menunggu lift terbuka. Dia sudah membayangkan malamnya akan indah bersama Ali. Ali tidak akan mungkin menolak keinginannya toh dia punya senjata jitu untuk memohon pada Ali yaitu anak dalam kandungannya.

Ratih mengusap pelan perutnya dia merasa bersyukur diperkosa oleh Bram dan berakhir dengan Ali yang bertanggung jawab. Ah, bahagianya hidup.

Tring!

Pintu lift terbuka dan dengan tidak sabar Ratih melangkahkan kakinya lalu menekan tombol menuju lantai dimana Ali berada.

Pintu nyaris tertutup bertepatan dengan tangan seseorang menghentikannya. Ratih nyaris mengumpati orang yang baru saja menghalangi dirinya untuk cepat-cepat  bertemu dengan Ali.

Namun semua umpatannya kembali tertelan ketika matanya menangkap sosok yang baru saja menghentikan pintu lift tertutup dan sialannya sosok itu masuk dan berada dalam satu lift yang sama dengannya.

"Selamat malam Buk."Sapa Ratih sopan meskipun didalam hatinya komat-kamit memaki wanita dihadapannya ini. Dia yakin wanita ini akan menjadi penghalang untuk dirinya melewati malam bersama Ali.

"Eum."

Aminah benar-benar tidak menyangka akan bertemu Ratih disini. Dan dia yakin wanita hamil ini berniat menemui putranya.

Aminah memang sedikit terlambat kerumah sakit karena setelah kepulangan Ratna tadi dia harus mengistirahatkan dirinya yang tiba-tiba sakit kepala karena shock dan tidak menyangka kalau Ratna sama busuknya dengan anaknya yang kini tersenyum manis padanya.

Dulu, ketika putranya terluka saat Ratih dan keluarganya menolak dan menghina putranya dia memang sakit hati tapi tidak sampai tahap membenci tapi kali ini dia benar-benar muak dengan cara Ratih dan keluarganya yang secara terang-terangan ingin menghancurkan putranya lagi.

Katakan dia jahat tapi sebagai Ibu dia akan melakukan apapun demi kebahagiaan anaknya. Mungkin dulu ia akan melarang Mona untuk bertindak tegas karena dia masih menghargai Pak Rw sebagai Ayah Ratih tapi sekarang dia akan mendukung putrinya untuk menjauhkan 'hama' ini dari kehidupan anaknya.

Ratih memudarkan senyumannya ketika Aminah melongos setelah membalas sapaannya begitu datar dan cuek. Kedua tangannya mengepal kuat disisi tubuhnya, sialan! Lihat saja jika Ali sudah memilih dirinya dia bersumpah akan menyingkirkan dua wanita menyebalkan ini dikehidupan Ali.

After Wedding (Mas Al nikah Yuk)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang