Hari masih gelap ketika Sohee terbangun. Dia hanya diam berbaring di tempat tidur untuk beberapa saat sambil memikirkan kejadian pagi tadi di depan toko roti milik So Hyun. Jika saja Sohee tidak buru-buru pergi dari sana, mungkin kedua pria itu ada di kantor polisi saat ini. Sohee menarik selimut tebal yang membungkus dirinya, berniat turun dari tempat tidur, namun gerakannya dalam kamar yang gelap itu menarik perhatian orang yang berada di sampingnya.
"Apa kau berniat kabur dariku bersama pria itu?" suara Kyuhyun yang dalam dan berat mengejutkannya, membuat Sohee refleks kembali menyambar selimut dan menariknya, menutupi sebagian tubuhnya yang hanya berbalut gaun tidur transparant. Sudah berapa lama Kyuhyun ada di sana?
"Apa yang kau lakukan disini? Kenapa kau ada di kamarku?"
Mendengar perkataan Sohee, Kyuhyun tertawa dengan getir, "Kamarmu? Apa kau yakin?"
Tunggu, itu tidak benar. Tidak mungkin kan? Dia tidak mungkin salah masuk kamar.
"Tidak mungkin," pungkas Sohee. Dia mendengus sambil menggelengkan kepalanya perlahan.
Kyuhyun bangkit dari tempatnya, tangannya yang panjang meraba dinding. Hanya dalam hitungan detik, kamar yang semula gelap gulita itu berubah terang. Memperjelas penglihatan Sohee yang mulanya bertanya-tanya.
"Tidak mungkin," Sohee lagi-lagi menggeleng, saat ini rasanya seperti otaknya seketika berhenti bekerja. Dia terlalu terkejut dengan kenyataan ini. Bagaimana dia bisa berada di kamar Kyuhyun? Tiba-tiba saja Sohee merasa pening, seolah dia sedang mabuk, padahal seingatnya dia hanya minum tidak lebih dari satu gelas wine.
"Wine?"
Sohee mendongak, matanya kembali bertemu dengan tatapan Kyuhyun—dan jantungnya kini entah kenapa berdengup lebih kencang. Samar-samar, sebuah ingatan klise tentang kejadian semalam tergambar di dalam pikirannya. Setelah Sohee menghabiskan waktu seharian di luar rumah membeli pakaian dan kebutuhan lainnya, Sohee duduk di pinggir kolam sambil menikmati wine yang baru di belinya. Satu gelas, tidak. Dia tidak hanya minum satu gelas. Sohee terus minum karena merasa tenggorokkannya gatal sampai tidak sadar akhirnya berapa banyak wine yang masuk ke dalam perutnya. Hal terakhir yang diingat Sohee adalah sosok Kyuhyun yang menggendongnya. Sohee menyentuh kepalanya, karena rasa pening yang kembali menyerang.
"Bagaimana aku bisa ada disini?"
"Aku menggendongmu."
"Apa? Mana mungkin kau melakukan itu?" Sohee tahu betul sifat Kyuhyun, dia adalah tipe orang yang tidak perduli dengan keadaan sekitar. Dulu ketika adiknya mabuk berat setelah acara perjamuan keluarga, Sohee ingat dia sama sekali tidak mau membantunya. Dia justru membuat adiknya itu tidur di lantai semalaman.
"Mungkin saja, buktinya kau ada disini."
Kyuhyun duduk di samping Sohee, lalu mengulurkan segelas air. Sohee mengambil air minum itu dan menenguknya dalam-dalam. Karena masih merasa terkejut dia meminum air itu terlalu banyak dan membuat dirinya tersedak. Kyuhyun buru-buru meraih gelas itu dan menyingkirkannya, lalu menepuk-nepuk punggung Sohee dengan perlahan. Sohee mengangkat tangannya, menghalau tangan pria itu yang menyentuh punggungnya.
"Kau baik-baik saja?" tanya Kyuhyun khawatir.
"Aku baik-baik saja," jawab Sohee sambil merintih pelan.
Kyuhyun duduk kembali lalu memperhatikan Sohee dengan hati-hati. "Apa kau yakin?"
Sohee menatap Kyuhyun lagi—dan menyadari ekspresi pria itu penuh dengan rasa khawatir.
"Ya."
"Kau sedang beruntung malam ini," ujar Kyuhyun, suaranya mengeras.
Sohee tahu Kyuhyun berusaha mengatakan sesuatu yang penting, namun karena dia terlalu lelah untuk mencari tahu lebih dalam, Sohee enggan bertanya lebih lanjut. Tapi kemudian sesuatu yang buruk dan maksud dari perkataan Kyuhyun yang mengatakan dirinya beruntung kembali melintasi benaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Pieces of You
FanficWarning 🔞 Diberi kesempatan kedua, Jo Sohee bertekad untuk lepas dari cengkraman Cho Kyuhyun, si pria berhati dingin yang begitu membencinya. Dia mencoba dan terus mencoba tapi hasilnya dia justru jatuh semakin dalam dan mustahil untuk keluar. Kini...