6.ketakutan dan khawatir

5.5K 327 6
                                    


Omelan Ustadzah Fatimah , Lisha semakin terbiasa .
Lisha berjalan menuju ke Asrama karna Waktu sholat Asar.
Lisha memutuskan Sholat Asar di Asrama saja dan meminta Izin ke pada Vira jika Ustadzah Fatimah Menanya.

Kaffah , Lisha merindukannya.
Hanyalah Kaffah yang bisa membuat Lisha merasa terlindungi di tempat ini.
Menurut Lisha ini tempat yang tidak bisa Lisha tinggali.
Tempat ini seperti penjara Buatnya , banyak hukuman dia lewati , omelan ustadzah dan tatapan sinis santri lain.
Yah begitu lan Lisha rasakan semenjak di sini.

Selesai Sholat Asar Lisha melakukan pembersihan depan Gudang pesantren bersama santri Lainnya , ada yang membersihkan di bagian dalam dan juga di bagian Luarnya.
Lisha menyapu halaman dan mengusap keriangatnya karna kelelahan , Hanya Lisha , Vira dan dua santri lainnya menyapu bagian luar yang sangat Luas.
Lisha heran , kanapa santri lainnya mau mengambil bagian dalam? Emangnya gak berat angkat kesana kemari barang yang tak di pakai.

"Alhamdulillah dah selesai" ucap Vira.

"Gue capek , lo kalau kau ke asrama duluan aja , gue mau istirahat dulu di sini" ucap Lisha duduk di atas batu besar.

"Yah udah deh , saya duluan , ingat sholat Magrib" ucap Vira.

"Iya bawel" ucap Lisha sedikit meledek.

"Yah udah , Assalamualaikum".

"Waalaikumsalam".

Vira pun pergi meninggalkan Lisha yang masih duduk di sana.

Kini tempat pun sepi , para santri telah pergi ke Asrama.
Lisha yang ingin bangkit dari duduk dan langsung mendengar suara benda jatuh dalam gudang.

"Apa itu..?" Ucap Lisha.

Tampa berfikir panjang , Lisha pun masuk ke dalam Gudang yang gelap , Lisha mencari benda yang jatuh Tadi.
Tiba Tiba Pintu Gudang tertutup dan Lisha tidak mendengarnya.
Ternyata pecahan Gelas lama berhamburan di lantai , Lisha melihat Susunan Gelas kurang Rapi sehingga ada Gelas yang jatuh.

"Cuman Gelas aja , bikin repot aja , yah sudah berserakan aja di sana" ucap Lisha kesal dan berjalan ke arah Pintu.
Saat Lisha memegang genggaman Pintu dan membukanya.

"Astaga , Nih pintu kenapa ? Ko gak bisa di Buka sih..?" ucap Lisha khawatir.

Lisha terus berusaha untuk membukanya tapi hasilnya Nihil , pintu itu tidak bisa terbuka.

"Astagfirullah ya Allah , TOLONG...ADA ORANG DI LUAR...TOLONG...!!" Lisha berusaha teriak , namun hasilnya nihil , tidak ada satu orang pun mendengarnya.

"Kak Kaffah tolong Lisha , Lisha takut kak" ucap Lisha sambil menangis.

Tempat gelap , sepi , membuat Lisha ketakutan .
Lisha kelelahan , merasa kan haus dan lapar .
Lisha hanya duduk di ambang pintu dan menangis ketakutan.

"Ya Allah , bagaimana ini? , ka Kaffah tolong Lisha" isak Lisha .

~===========~

"Astagfirullah , Lisha mana sih? Udah mau magrib gak balik balik" ucap Vira.

"Vir , Lisha di mana?" tanya meli.

"Aduh mel , saya bingung , Lisha gak balik balik dari tadi , saya takut nanti dia buat kesalahan lagi" ucap Vira khawatir.

" udah , ayo kita ke mesjid aja , siapa tau Lisha bakal balik sebentar" ucap Meli meyakini Vira agar tidak perlu terlalu khawatir.

~=============~

mendengar Azan dari Mesjid , hatinya tenang .
Lisha kebingungan harus mencari mukenah , tapi hasilnya nihil , Lisha tidak mendapatkannya.
Lisha kembali duduk di ambang Pintu dan menangis.

The Santri love story 💙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang