CHAPTER 1

54 7 5
                                    

Kicauan burung dan suara ayam berkokok mengiringi sinar matahari yang mulai muncul dari arah timur. Cahayanya yang lembut menembus jendela kamar Farah.

Ibu Farah sudah beberapa kali membangunkan Farah yang tertidur pulas dengan berteriak dari luar kamar. Panggilan berikutnya terdengar bahwa ibunya sudah sangat kesal.

"FARAAAH!!! CEPAT BANGUN! JAM SEGINI KOK BELUM BANGUN! NIAT SEKOLAH NGGA? "teriak ibu farah dari dapur.

"Iya Buuu! Palingan masih jam enam."jawab Farah lirih. Farah mencoba membuka matanya yang terus ingin menutup.

Farah terkagetkan hingga terjatuh dari atas ranjangnya saat melihat kearah jam dinding yang jarum jamnya mengarahkan ke angka 7. Farah mencoba menenangkan dirinya sambil berpikir positif, calm down Farah! Mungkin jamnya habis baterai atau rusak.

Sambil menenangkan dirinya Farah mencari ponselnya ingin melihat sekarang sudah pukul berapa.

"AAAAAAA! " teriak Farah dengan panik lantaran kaget karena tenyata sudah pukul 07:10.

Melihat itu Farah langsung bergegas mengambil handuk sambil berlari menuju kamar mandi. Pikirannya semakin panik, bagaimana tidak? Sekolah dimulai pukul 07:30, sedangkan Farah baru bangun pukul 07:10 dia bahkan belum mandi, menyiapkan buku pelajaran untuk hari ini dan belum sarapan pagi, lebih paniknya lagi rumah Farah dan sekolah cukup jauh jadi dia pergi naik ojek atau taksi untuk pergi kesekolah.
*****

Farah berlari menuju dapur dan mengambil sehelai roti diatas meja.

"Bu! Farah berangakat sekolah ya assalamualaikum. "pamit farah. Dengan sehelai roti ditangan, dia berlari sambil memakannya.

******

"Duuuh ojek sama taksi mana sih! Giliran dibutuhin nggak muncul-muncul. "omel Farah berbicara sendirian dipinggir jalan dengan perasaan semakin gelisah.

Tak lama setelah itu ojek pun lewat. Dengan cepat dan gesit Farah langsung menaiki ojek tersebut.

*****

Farah membuang nafasnya dengan lega karena bisa tiba dikelas. Walaupun dia terlambat 1 menit, tapi setidaknya guru belum masuk ke kelasnya.

"Oi! Tumben datang telat far? Pasti kesiangan ya?" tanya Heny sambil menepuk pundak Farah.

Heny adalah sahabat dekat Farah. Ia sudah lumayan lama akrab dengan farah. Kalau diperkirakan sekitar 1 tahun. Heny berteman dengan Farah sejak awal masuk kelas X (sepuluh) / 1 SMA. Walaupun baru setahun kenal tapi baginya heny adalah sahabat yang baik.

"You surely understand! "keluh Farah.

"Wajar aja rambut lo udah kayak sangkar burung" ledek Heny. Dia seperti menahan tawanya sambil melihat farah dengan kritis.

"Hah serius?" tanya Farah. "Duuuh ini pasti pas naik ojek tadi, terus sampe sekolah udah lari-larian. " Farah membetulkan rambutnya yang acak-acakkan dengan risi.

"Lagian kenapa harus buru-buru? Kan pak Danu nggak masuk! Relax aja lah "tanya heny. Dengan santai heny bicara kalau pak danu (guru fisika) sambil membaca sebuah buku.

"Hah serius? " dengan serius Farah menatap ke arah heny.

"Gunanya bohong apa coba? " jawab Heny meyakinkan farah.

"Kalau tau gini mungkin gue masih sarapan sambil nonton tv dirumah! Gara-gara takut telat gue belum sarapan. " sesal Farah menundukkan kepalanya dimeja.

"ulu ulu kaciaan" ledek Heny sembari menepuk bahu Farah.

"By the way, tumben pak danu nggak masuk? " tanya Farah dengan heran.

Imprint of FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang