"gue ngga mau hilang dari pikiran lo, dan hati lo. Gue mau selamanya di sana"
....
"lo mau ga nyariin gue pacar?"
Akina terbengong mendengar apa yang baru saja Sagara ucapkan.
Kambink, kirain mo nembak gue! -Batin Akina
"yang cantik ya"
Tambah Sagara. Akina yang masih terbengong itu berusaha mengembalikan fokusnya yang hampir saja hilang.
"lo, maunya yang kaya gimana?"
"yang cantik, lucu, imut"
"yang kek gitu mah banyak ga, lo ke lampu merah aja banyak"Akina tertawa hambar.
"yang ada lesung pipinya, anak mading, suka ngejar ngejar, hobinya ngegas teros"
"idih emang ada cewe aneh kek gitu?"
"marah kalo gue motoran, makannya banyak, suka es krim"Akina terlihat berfikir sejenak. Lalu menatap Sagara dengan tatapan menuduh.
"lo emang niat mo nyusahin gue kan?"
"ya engga lah Kin"
"ya masa syarat bat jadi pacar lo gitu! Mana ada cewe kaya gitu!"
"ada kok, orangnya di depan gue"Akina terbengong kembali lalu berdehem. Akina tertawa keras sekali
"cewe kek gue tu limited edision! Ga bakalan ada lagi Ga, lo aneh aneh aja deh"
"yaudah, lo aja"
"HAHA GUE APA?!"Sagara tersenyum melihat Akina di depannya.
"tuhkan ngegas"
"dih bodo Saga apaan si!"Sagara memegang kedua pipi Akina lalu mencubitnya.
"ga peka banget si Sayang"
"ntar pipi gue melar!"
"emang harus jelas ngomong sama lo. Iya ini salah gue kodein lo"Sagara melepaskan kedua tangannya yang berada di pipi Akina. Sagara membelakangi Akina, lalu berbalik lagi.
"gue pengin lo jadi pacar gue"
"Hahaha! Lo typo ya!"
"mana ada ngomong typo Kin"Akina yang tadinya tertawa terbahak bahak kini berubah menjadi diam. Ia merasa pipinya sangat panas.
"mau ga? Jadi pacarnya Saga?"
Akina ingin berkata iya. Tapi mengingat Senja yang tiba tiba datang kembali membuatnya sedikit takut.
Iya takut, Akina tidak ingin terluka oleh cinta.
Dan Cara Sagara memperlakukan Senja pun berbeda dengan cara Sagara memperlakukan Akina.
Akina pikir mereka berdua sudah berpacaran, tetapi mengapa Sagara malah menembaknya?
Apakah ini cara lain Sagara mempermainkan perasaannya lagi? Saat sudah bosan dia akan langsung mengakhirinya?
Otak Akina tidak mau menerima Sagara, tetapi Hatinya sangat ingin menerima Sagara sebagai Kekasih Pertamanya.
"hei, kok diem? Gue ditolak nih?"
Pertanyaan Sagara membuyarkan lamunannya.
"Gue butuh waktu Ga"
"oke, Gue paham. Jangan kelamaan ya"
"gue pulang ya?"
"gue anter"
"gue sendiri aja"Akina berjalan meninggalkan Halte bus yang sudah dekat dengan Komplek Perumahan tempat dia tinggal.
Sepanjang jalan Akina memikirkan harus memberi jawaban apa kepada Sagara. Sebenarnya Akina ingin meng iyakan,
Tapi Akina masih belum yakin dengan perasaan Sagara kepadanya.
Dan Akina berbalik lalu berlari ke arah halte tempat mereka berdua berhenti. Akina pun melihat Sagara hendak masuk kedalam Taksi.