Prolog

7 2 0
                                    

"Sekolah sungguh-sungguh.."

"Iya, Bang."

".. jangan jadi gadis murahan, jangan kasih para lelaki harapan, jangan.."

Ayesha mendesah. "Iya, Bang. Ayesha sudah besar, tau mana yang salah mana yang benar." kali ini Johan yang mendesah kesal.






Ayesha terlalu elok rupanya. Sayang seribu sayang, ia suka memainkan hati para bujang di sekolahnya, mengangkatnya tinggi-tinggi lalu dihempaskan begitu saja. Hancur lebur.

"Aku tidak ada maksud untuk mempermainkanmu. Memang dari awal tiada rasa aku kepadamu."

Drama pagi dimulai. Ayesha tengah menatap tajam lelaki yang sedang berlutut dihadapannya sambil menunduk. "Berdirilah. Jangan buat harga dirimu jatuh hanya karena cinta." Ayesha mengangkat lengan lelaki di depannya. Berat.

"Lihat? Kau sendiri, Ayesha. Kau sendiri yang memberikan perhatian padaku seperti sekarang ini," lelaki itu mendengus. "Tapi semua itu palsu. Aku akui kau bisa membolak balik hatiku.."

Ayesha memotong. "Sungguh, hanya Tuhan yang bisa membolak-balikkan hati manusia.." gadis itu tidak melanjutkan perkataannya. Manusia dihadapannya itu tiba-tiba melancarkan serangan. Sebuah ciuman.

"Kau apakan adikku?!"

***

Johan menatap adik satu-satunya penuh rasa kecewa. Disisi lain, ia merasa gagal sebagai seorang kakak. Ia baru saja lulus dari sekolah yang kini ditempati adiknya. Tentu saja Johan tidak akan bisa mengawasi adiknya lagi.

"Sudah tidak suci lagi kau, Dik."

Ayesha terkejut dan hampir tertawa kalau saja ia tidak melihat tatapan Johan yang sudah seperti bujang ditolak cintanya.

"Tidak, Bang. Aku tadi reflek menutup wajah dengan kedua tanganku ini," Ayesha menjelaskan. "Lagipula abang sudah menarik kerah Si Putra sebelum dia kecup tanganku yang bau sampah." alis Johan bertaut.

"Memang kau habis ngapain?"

"Dihukum bersihkan lapangan bola belakang sekolah itu, Bang."

"Kau sendiri?"

Ayesha menggeleng. "Tidak. Aku dengan satu kawanku. Sama-sama tidak kerjakan tugas rumah." gadis itu menyeringai membuat Johan tambah kesal.

"Yasudah. Setelah ini kau bersih diri dan makan dengan abang. Abang hendak menunjukkan kau sesuatu."

"Terimakasih, Abang!" pekik Ayesha girang sambil memeluk Johan erat. Ia bersyukur mendapat kakak yang perhatian dan sangat mengerti dirinya itu.

Johan melepas pelukan adiknya dengan kasar. "Bau sampah! Hus! Pergi!"

Ayesha hanya tertawa keras. Sudah seperti orang gila. Kan rugi kalau cantik-cantik tapi tidak waras?

Rescuing My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang