Number one

59 46 15
                                    

Hati

Tempat yang paling lunak diantara yang lainya

Tempat bersarangnya suka dan duka

Tempat dimana kita bisa melukai atau dilukai

Tempat yang paling suci dan bisa juga tempat yang paling kotor

Aku tidak mengerti mengapa semua ini bisa terjadi 

Tapi yang ku tau,satu hal yang bisa membuat hati nan lembut ini terluka adalah omongan seseorang

Yang bahkan mungkin kita tidak menyadari bahwa kita telah menyakiti hati seseorang

Jika sudah sakit hati sulit untuk menemukan obatnya

Dan berhati-hatilah bagi yang telah menyakiti hati seseorang

Karena sakit hati bisa menyebabkan seseorang kehilangan akal sehatnya


           Asep adalah seorang manager di salah satu perusahaan swasta luar negeri yang ada di Jakarta, maka jangan heran jika dia bisa makan siang di mall kelas dunia yaitu Senayan City Mall, sedangkan temannya bernama Ridwan adalah seorang HRD di salah satu perusahaan swasta yang ada di Jakarta juga. Mereka berdua memanglah bukan seorang pengusaha melainkan seorang karyawan kantor yang ada di Jakarta. Namun bedanya keduannya sudah mempunyai kedudukan/ jabatan di masing-masing kantor tempat mereka bekerja. Jadi wajar saja mereka berdua bisa makan siang di tempat semewah itu bersama para pengunjung yang rata-rata adalah pengusaha sukses di bidangnya masing-masing.

          Sepekan yang lalu Asep dan temannya pergi ke sebuah toko buku, niat awalnya Asep ingin mencari sebuah novel yang berkaitan dengan fiksi sejarah dan temanku ingin mencari novel tentang fiksi sains. Pada saat aku tengah asyik mencari dan melihat-lihat buku, pencarian akupun terhenti pada sebuah novel karya Dhimas Wisnu dia juga salah satu penulis best seller book yang berjudul "The Jakarta Secret" Tetapi kali ini bukan novel the Jakarta Secret akan tetapi itu adalah karya beliau yang lain. Sebuah novel yang berjudul "Satrio Piningit". Asep pun membolak-balikan buku itu lalu Asep melihat sinopsis dari buku tersebut dan pada saat Asep baca sinopsis tersebut didalam benakku terbayang sebuah cerita yang sangat menegangkan dan kaya akan sejarah perpolitikan di Indonesia. Lalu Asep pun memutuskan untuk membeli buku itu dan memanggil temannya yang juga sudah mendapatkan buku yang ia cari-cari.

          Setelah Asep membayar buku yang ia beli, Asep pun beranjak pergi dari toko buku bersama temannya. Setelah keluar dari toko buku tersebut Asep dan temannya memutuskan untuk pergi makan siang di salah satu kafe yang ada di Mall Senayan City. Pesto Autentico menjadi pilihan Asep dan temannya untuk makan siang, restoran tersebut berasal dari negara Italia dan tentu saja makanan khas negara tersebut yang menjadi pilihan mereka. Ya itulah pizza dan pasta menjadi menu andalan mereka saat makan siang tiba. Mereka memang bukan orang bourjuis akan tetapi mereka adalah orang-orang yang ingin bergaya hidup layaknya orang-orang Pondok Indah.

          Asep dan Ridwan berbincang-bincang tentang pekerjaan mereka yang kebetulan bergerak di bidang yang sama yaitu Ekspor-Impor. Dan perusahaan tempat mereka berdua sedang ada proyek yang sama.

Asep :"Wan, proyek ekspor sawit ke Eropa gimana ?"

Ridwan :"Ya begitu, pihak Eropanya belum ngasih kepastian tentang sawit Indonesia yang masuk kesana"

Asep :"Oh gitu, iya sih emang. Soalnya kemaren saya juga pas ngurusin berkas buat masukin produk sawit perusahaan saya juga susah, alasannya sih katanya sawit Indonesia gak lolos uji kelayakan"

Ridwan :"Kelayakan gimana ? udah kaya kendaraan aja(sembari tertawa kecil)"

Asep :"Ya katanya sih kelayakan emisi yang bakal dikeluarin pas jadi bahan bakar gitu"

A journey to find lost wayWhere stories live. Discover now