"Nah, sekarang apa yang hendak abang tunjukkan?" Ayesha duduk di sebelah Johan sambil mengintip ponsel kakaknya.
Johan menunjukkan sebuah gambar. Seorang wanita cantik, rambutnya tergerai panjang. Apalagi, ia sedang tersenyum.
Geulis pisan, atuh.
"Iya? Kenapa?" tanya Ayesha setelah mengamati foto tersebut. Ia tidak tertarik. Toh, bagi Ayesha lebih cantik darinya.
Namun, pernyataan kakaknya membuat Ayesha menoleh cepat dan gadis itu langsung membuat sebuah keputusan. Tanpa pikir panjang.
"Dia mendekati abang. Cantik, 'kan?"
Perang dimulai.
***
"Muramnya wajah kau pagi ini," Ujang datang sambil bersedekap menatap Ayesha. "Ada apa? Akang Cilok depan sekolah menggoda kau lagi?" tebaknya lalu duduk di depan Ayesha, kawannya sejak SD.
Bukan Ujang. Melainkan Yeonjun. Choi Yeonjun. Seorang pemuda yang memiliki darah 100% Korea Selatan. Ia lahir di sana dan hidup 17 tahun di Indonesia.
"Bukan." Ayesha menceritakan semuanya pada Ujang. Mulai dari gadis yang mendekati kakaknya hingga dengan lancangnya, gadis itu merangkul kakaknya sendiri.
"Abang aku bilang dia baik hati, lembut, tinggi martabatnya. Aku hanya tak suka perempuan asing menyentuh abang aku."
"Possesive."
"Apa kau bilang?!"
Ujang tertawa sambil menghindari cubitan mematikan Ayesha. Karena tidak kena, gadis itu terus mengejar Ujang.
"Masa muda memang menyenangkan ya, Pak?" Ibu Siti selaku guru Biologi tengah berbincang dengan Bapak Bambang, tetua kebun sekolah.
"Betul, Bu. Dulu saya juga pernah lari-larian macam mereka. Tapi kalau sekarang, asam urat malah kambuh, Bu."
"Malah curhat." Bu Siti meninggalkan Pak Bambang yang akhirnya juga acuh dan kembali memotong tanaman yang kering.
"Sudahlah, aku lelah." Ayesha berjalan tertatih lalu duduk di bawah pohon besar ikon sekolahnya. Dari jarak jauh, Ujang tertawa puas. Padahal keringatnya paling banyak.
"Yeonjun. Apa kau tidak takut jika ia nanti mencampakkanmu sama seperti ia mencampakkan kami?" tiba-tiba dua orang lelaki mendatangi Yeonjun.
Yeonjun mendengus. "Cih, memang aku seperti kalian?" dua lelaki tadi terkejut.
"Disini kau rupanya." Ayesha menepuk tempat kosong di sampingnya. Mereka sama-sama diam menikmati sejuknya udara di bawah pohon.
"Ujang."
"Kenapa?"
"Kau tak takut aku tinggalkan begitu saja?" Yeonjun menoleh dan mendapati wajah tenang Ayesha.
"Mana berani kau."
Gadis itu tergelak. Ayesha mengiyakan pernyataan Yeonjun.
Hening sesaat.
"Mengenai abang kau itu.." Ayesha membuka mata, namun tatapannya kosong ke depan.
".. kau terlalu mengekang dia, Ayesha. Biarlah abang kau memilih tambatan hatinya. Lagipula, gadis yang mengejar abang kau itu cantik juga."
Ujang merasa ada hawa kurang mengenakkan. Dengan cepat, ia merubah perkatannya.
"Tapi, tetap cantik kau. Hehe."
Hawa aneh itu sirna.
"Aku tau, Jang. Tapi aku tau pula gadis macam dia itu seperti apa kedepannya."
"Memang, dia seperti apa?" Yeonjun menantang.
Ayesha terdiam. "Dia seperti aku.." lirih. Diamnya Yeonjun menunjukkan jika lelaki itu terkejut.
"Iya. Aku tau persis, Ujang. Kau pun tau, bukan? Pasti ada yang salah dengan gadis itu! Aku harus menyelamatkan abang aku!" tanpa sadar, Ayesha sudah berdiri sambil mengepalkan tangannya.
Yeonjun menatapnya sambil mengulum senyum.
Alamak, cantik benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rescuing My Brother
DiversosAdalah Ayesha Briliananda. Seorang adik, kawan, sekaligus boy killer. Ia bertekad untuk menjauhkan kakaknya dari seorang perempuan cantik, baik hatinya, lembut sikapnya. Semua terasa sempurna. Lantas mengapa Ayesha melakukanya?