Saat ini Choco sedang menikmati kenyamanan kasur adik nya yang berukuran king size. Ia masih enggan membuka mata nya, walaupun ia sudah terbangun sejak tiga puluh menit yang lalu. Suhu badan nya Lumayan cukup tinggi tadi malam, membuat sang adik Minhee cemas. Sedang kan kedua orang tua Choco sedang pergi ke luar kota.
Memenuhi undangan pernikahan anak teman mereka. Jadi lah, ia berakhir di kamar adik nya itu, dengan bye bye fever di dahi nya. Choco sedikit merengek karna Minhee memaksa memasangkan penurun panas untuk balita itu di dahi nya. Ajaib nya itu bekerja untuk Choco,gadis yang sudah berusia dua puluh tahun.
Suara dering ponsel, memaksa Choco untuk mengambil nya di atas nakas, di samping tempat tidur. Ia mengerjap, mengedipkan mata nya untuk melihat siapa yang menganggu waktu rebahan nya. Ia mendesah pelan sebelum menarik tombol hijau untuk menjawab panggilan itu.
"Haloo ke-,.."
Belum sempat Choco menyelesaikan ucap nya, suara orang di seberang sana membuat dia menjauhkan ponsel dari telinga, dan mendekatkan nya kembali dan menjawab,
"Gue dirumah. Lo ga usah rusuh gitu ah. Kan udah gue kasih kabar." Jawab Choco santai.
Choco terbelalak saat tau orang itu sudah ada di depan rumah nya. Ia segera menatap jam dinding, yang sudah menunjukkan pukul 1 siang.
"ambil aja, kunci cadangan di bawah pot bunga yang ada di teras. Gue ada di kamar Minhee ya."
Setelah itu Choco segera menutup telpon secara sepihak. Mengecek isi chattan yang ternyata tidak terkirim, karna ia lupa menghidupkan data seluler nya. Tak lama terdengar suara derap kaki, dan teriakkan, Choco terkikik mendengar nya. Tau apa yang terjadi di luar. Ketukkan pintu, terdengar setelah itu.
" Masuk aja, ga dikunci. " Teriak Choco.
Pintu pun terbuka dan tampaklah Lisa, Yeji, dan Jihoon disana. Lisa dan Yeji segera berlari menghampiri Choco. Memeluk nya secara brutal, seperti teman lama yang baru bertemu lagi. Jihoon menutup pintu kamar, dan menarik kursi belajar punya nya si Minhee.
" Kenapa ga ngabarin kita sihh." Omel Lisa setelah pelukan mereka Selasai dan di sambut anggukan oleh Yeji.
" Tiba-tiba ngilang aja, ga ada kabar." Yeji menimbrung.
" Gue udah ngasih kabar. Serius deh. Tapi, gue lupa ngidupin data nya." Ujar Choco , yang menunjukkan layar ponsel nya.
" Om sama Tante kemana? ." Jihoon membuka suara membuat ketiga gadis yang ada diruangan itu menoleh pada nya.
" Ke luar kota, anak temen bonyok wedding." Jawab Choco
Jihoon mengangguk dan ber oh ria. Ia lalu menyenderkan badan nya pada kursi dengan nyaman. Hampir setengah jam mereka bertiga sampai, ga lama kemudian, ada suara bel dari luar, menandakan ada yang baru datang.
" Bukain Gih Ji. " Titah Lisa
" Lo nyuruh siapa. Gue atau Jihoon." Sahut Yeji, yang baru aja keluar dari kamar mandi, mengambil tempat di sebelah Choco yang lagi senderan.
" Yang mau aja. " Jawab Lisa.
" Berhubung gue udah mager, jadi Lo aja ya Hoon. Bukain gih."
" Enak banget ya, jadi kek kanjeng ratu." Cibir Jihoon, tapi tetap beranjak dan membuka kan pintu.
Suara teriakan Jihoon terdengar, setelah tak lama ia membuka pintu. Biasanya kalau Jihoon udah teriak teriak histeris gini sih, ga jauh-jauh dari makanan penyebab nya. Choco, Yeji, dan Lisa yang mendengar nya pun tidak aneh lagi dengan sifat cowok yang diberi julukan gembul itu.
Minhee masuk ke dalam kamar dengan santai nya, meletakkan tas dan melepaskan kaus kaki nya ke atas meja belajar kesayangan nya. Choco menegurnya karna kebiasaan buruk Minhee.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me Tight - Han Seungwoo
Hayran Kurgu" Ada istilah yang mengatakan....Kamu berhak memilih mencintai dia, dan dia juga berhak mencintai orang lain. Finally,itu semua karna Lo harus rela, melepaskan dia dengan orang lain ". Lisa tersenyum hangat sambil menggenggam tangan sahabatnya erat...