Hai hai semuaa 🙌
mon maap 🙏 ni aku baru bisa update lagi bcs baru sempet karena tugas kuliah lagi banyak - banyaknya 😭yaudah yuk capcus gk usah banyak cincong 👇
🍓🍓🍓🍓🍓
“Jika kau berteriak, aku akan membekap mulutmu,” ujar Bara untuk mencegah Karin berteriak.
“Kalau tangan dan kakimu menahanku, dengan apa kau akan membekap mulutku?” ujar Karin menantang.
Lalu tiba-tiba dengan perlahan Bara mendekatkan wajahnya pada Karin dan membuat Karin terkejut dan menerka apa yang akan dilakukan oleh Bara.
Karena Bara semakin mendekat, Karin pun memalingkan wajahnya sambil memejamkan mata.
“Bukankah kakImu terluka?” ujar Bara masih dengan posisi di atas Karin. Mendengar itupun Karin langsung membuka matanya karena ia merasa malu sebab sudah salah paham pada Bara.
Sekarang Bara sedang menempelkan plester luka di lutut Karin akibat kejadian sebelumnya. Keaadanpun menjadi canggung diantara mereka berdua.
Sekarang ini, sedang ada sedikit keributan kecil antara Ryan dan Pak Ali di dapur restoran. Ryan membeli kupon undian dan berharap bisa memenangkan sejumlah uang. Dan itu sedikit membuat Pak Ali kesal karena ia berpikir Ryan sudah menghambur-hamburkan uang.
“Ryan, ayah sudah sering memberi tahu padamu dan kakakmu sejak kalian kecil, bahwa kita harus rendah hati dan tidak melulu berpikir untuk menjadi kaya,” ujar Ali sambil memegang kupon tersebut dan Ryan hanya menunduk cemberut.
“Aku berpikir, aku akan bisa pergi keluar negeri dan belajar menyeduh kopi jika aku memenangkan sejumlah uang,” ujar Ryan membela dirinya.
“Bagiamana mungkin kau bisa menang? Kesempatannya sangat kecil,” ujar Ali lagi sedangkan Ryan hanya terdiam.
“Aku akan menggosoknya dan menunjukkannya padamu,” ujar Ali lalu menggosok kupon tersebut dan Ryan ikut mengintip.
Tiba-tiba, Karin juga sampai dirumah dan langsung duduk di kursi restoran saat Ali dan Ryan sedang sibuk menggosok kupon tersebut.
“Mbak Karin? Apa jenis kelaminmu berubah? Kenapa kau memakai pakaian pria?” ujar Ryan. Sementara itu, Ali yang sudah selesai menggosok kupon itu pun terkejut karena ia ternyata mendapat sejumlah uang, tapi ia masih diam dan tidak memberitahukan pada Ryan. Ia pun mencoba mengalihkan perhatian Ryan dengan ikut bertanya pada Karin.
“Benar, Karin, kau terlalu banyak bekerja atau ke sedang tidak enak badan, sehingga kau berpakaian seperti itu?” ujar Ali.
“Hah…bukan kedua-keduanya. Hanya saja beberapa hal tidak berjalan lancer akhir-akhir ini, jadi aku pikir dengan memakai pakaian yang lebih gagah dapat menyingkirkan kesialan dalam hidup ini,” ujar Karin masih bersandar di sofa.
“Ayah! Sepertinya kakak sedang demam dan otaknya tergoreng,” ujar Ryan pada Ali.
“Ya, kau benar,” ujar Ali. Lalu ia pun bangkit dari kursi.
“Aku akan membuatkanmu sup kacang merah. Mari hangatkan badanmu dan mengusir kesialan itu,” ujar Ali. Saat ia akan berlalu dengan membawa kupon tadi, Ryan tiba-tiba mencegahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss to My Boyfriend
Teen FictionBagaimana rasanya bertemu dengan teman lama yang sering kita remehin dulu, tapi sekarang jadi bos kita? Takdir tidak ada yang tahu, maka jangan menyepelekan siapapun.