Adakah yg nunggu cerita ini? 😁😁
Mianhae, lama update. Lagi banyak kerjaan 😌
Btw, ini cuma cerita fikif ya. Bukan berarti aku membenarkan perbuatan Dhira-Dirga. Hamil dulu, baru nikah.Oke?? 👌
* * *
Aku keluar dari kamar mandi, dan refleks melirik angka yang terbaca dari jam dinding. Huh! Masih subuh. Dan aku sudah terbangun karena serangan morning sickness.Tidak tahu bagaimana kondisi wanita hamil lainnya, tapi aku hampir tiap pagi memuntahkan isi perut meskipun sudah melewati trisemester pertama. Hanya berupa cairan karena perutku masih kosong dan hanya saat pagi saja. Tapi itu sukses membuat tubuhku lemas.
Ting!
Bunyi notifikasi dari ponselku terdengar. Kuraih benda itu yang tergeletak di nakas samping tempat tidur. Siapa juga yang ngirim pesan pagi buta gini, sungutku.
Dhir, masih muntah? Sabar ya Sayang.
Tetep sehat buat bayi kita. Udah coba bikin jahe anget? Katanya bisa ngurangin mual.Pesan singkat itu membuatku tak bisa menahan senyum. Tahu dari mana dia kalau aku masih suka mual dan muntah? Seingatku, aku tak pernah bilang. Bahkan, tak pernah membalas satu pun pesannya.
Setiap hari, Dirga selalu mengirim pesan. Menanyakan kabar, bagaimana kondisiku, kadang juga mengingatkanku tentang menjaga kehamilan. Ya ampun, dia seperti dokter kandungan saja. Bohong kalau aku tidak tersentuh dengan perhatian pria itu. Tapi, aku masih belum mau membalas satu pun pesannya.
Nanti. Aku ingin menyelesaikan proyek film yang sudah setengah jalan ini. Begitu semua beres, aku akan kembali ke Solo. Lalu menerima Dirga. Tentu saja aku akan menerimanya. Karena aku menyukainya. Dan karena Dirga adalah ayah dari bayi dalam rahimku. Mana mungkin aku mau membiarkan dia menikahi perempuan lain.
Tapi sebelum itu kulakukan, aku harus memastikan bahwa kehidupan pernikahan kami nanti, tidak ada lagi bayang-bayang mantan. Bagaimanapun, Fira sudah begitu lama mengisi hidup Dirga. Tentu banyak kenangan mereka bersama. Dibandingkan aku yang baru hitungan bulan masuk dalam hidup pria itu.
* * *
"Udah, jangan nangis terus. Kasihan keponakanku, nanti ikut sedih."
Aku tahu kakakku itu ingin menghibur. Tapi, aku tidak bisa berhenti menangis. Sejak di bandara tadi, begitu melihat Kak Satria, tangis yang sudah kutahan akhirnya tumpah. Dalam pelukan hangatnya, aku terisak lama, membuat kemejanya basah. Hingga hampir tiba di rumah pun, air mataku tak juga berhenti mengalir.
"Gimana kalau Dirga..."
"Jangan mikir jelek." Potong Kak Satria saat aku baru ingin mengatakan ketakutanku.
Ini sudah hari kedua sejak kabar gempa itu. Tapi, hingga kini belum ada kabar tentang Dirga dan rombongannya. Padahal sebagian beaar pendaki di Rinjani sudah berhasil di evakuasi.
"Temenku yang di SAR ikut tugas di sana. Begitu ada kabar tentang Dirga, dia pasti langsung ngabarin."
"Dirga bakal selamat kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE - Book Of Romance Stories
NouvellesBerisi kumpulan short story bergenre mature-romance. Dan semuanya happy ending. Setiap cerita tidak saling berkaitan. ✔️ Cerita lengkap: Unexpected Couple The Sweetest Scenario One Day With You Unless We're Fated After The Light Goes Down A Woman a...