Cerita Kita [Neo Culture Technology]✔

Bagian [Renjun]

Di salah satu sisi, disitulah dirinya berada. Ditengah gelap, terbelenggu dalam tali tak kasat mata. Tertidur lelap tetapi tetap awas dengan keadaan. Siap mengambil alih di setiap celah yang ada. Ucapkanlah salam perkenalanmu, dengan dirimu yang lain.

***********

Renjun menatap pemandangan di depannya dengan senyuman lebar.

Ada orangtua dan adiknya. Begitu bahagia saling melempar canda dan tawa. Sedangkan ia disini, melihat dari jauh kebahagian itu.

Duduk diatas tikar dengan barang bawaan mereka yang banyak. Dengan kedua tangan yang memainkan benda lucu yang ia dapatkan tadi.

"Lihat anak disana, sedang apa dia?"

"Apa yang ia pegang?"

Hmm?

Renjun mengalihkan pandangannya pada kedua tangannya.

"Oh~~  maafkan aku Gary~ Rumah keongmu hancur-Oh astaga, tubuhmu juga ya~"

Renjun menatap keong laut ditangannya yang sudah tak terbentuk. Ia cemberut lalu menggali pasir di depannya.

Pasir itu lengket memenuhi tangannya membuat Renjun jengkel.

"Hng~ Gary, kau lengket. Menyusahkan~ Seperti Renjunie~~~"

Tangan itu dengan cekatan mengubur bangkai keong itu dan segera membersihkan tangannya.

"Hyung!"

Renjun menoleh dan mendapati adiknya berdiri dengan senyum lebar.

"Aku ingin makan seafood! Kata ayah, hyung saja yang pesan dan bawa kesini! Cepat sana hyung! Aku lapar!"

Renjum tersenyum lalu bangkit dari duduknya, "Baiklah, tunggu disini ya adiknya Renjun."

Tubuh Renjun berbalik dan meninggalkan tempatnya tadi.

Para pengunjung lain di pantai itu, yang tak sengaja menatapnya sedari tadi sontak menundukkan pandangan mereka.

"Ibu, oppa itu menakutkan!"

Renjun menatap gadis kecil di depannya yang kini di dekap ibunya dengan erat.

"Hama, berisik!" gumam Renjun rendah.

"Hyung?! Tunggu apa lagi? Sana!"

Dorongan dapat tubuh Renjun rasakan pada pundaknya. Ia hanya mengangguk dan beranjak pergi.

Matanya menyorot dingin penuh intimidasi.

'Kau dengar itu? Kau diperlakukan layaknya pembantu, dasar lemah!'

'Tidak! Berhenti berbicara dan kembali ke tempatmu!'

'Tidurlah Renjun, biarkan aku yan-'

'Tidak!'

"Akh!"

Tubuh Renjun jatuh terduduk. Kedua tangannya menutup telinganya erat. Sementara orang orang mulai panik melihatnya.