Rindu

71 16 26
                                    

"Ayo Ta, pulang sama gue." Dirga menarik lengan Dista menuju parkiran.

Sesampainya di parkiran, ternyata ada Defran juga yang sedang menunggu Dista.

"Eh Ta? Kok sama dia?" tanya Defran.

"Hmm, anu kak gue--" ucapan Dista langsung dipotong oleh Dirga.

"Kita ada kerja kelompok, jadinya Dista pulang sama gue." ucap Dirga dingin.

"Gue gak bodoh bro. Hari pertama sekolah gak ada yang namanya kerja kelompok." Defran mendorong bahu Dirga dan segera menarik Dista.

"Kita bersaing sehat aja deh kalo kaya gini mainnya." kata Dirga.

"Oke, kita tanya langsung sama Dista nya. Ta, jadi lo pulang sama siapa? Gue atau dia? Defran menunjuk Dirga.

"Kak, gue pulang sendiri aja deh." ucap Dista.

"Jangan Ta, bahaya." sela Defran.

"Zee. Dengerin gue, disini bahaya. Gak baik anak cewe pulang sendirian." ucap Dirga.

"Zee lagi? Sebenernya, Dirga ini siapa?" batin Dista.

Dista yang sudah tak bisa mengontrol emosi karena Dirga telah membuat dia ingat masa lalunya.

"Sebenernya lo siapa ha?!" Dista berteriak sambil menangis, dia mendorong tubuh Dirga.

"Gue gak mau dia datang lagi." ucap Dista terisak.

Defran pun langsung memeluk tubuh Dista.

"Ta. Ini gue Dirga, maafin gue." ucap Dirga yang ingin mendekati Dista.

"Pergi sana lo." usir Defran dengan nada dingin.

Dirga pun pergi meninggalkan sekolah dengan motor ninja saga hijau nya.

"Ta, tenang. Ini gue Defran, dia udah pergi." Defran mencoba menenangkan diri Dista.

"Ayo, gue anterin lo pulang." ucap Defran.

Dista pun mengikuti Defran ke arah motornya.

"Naik Ta."
"Kak, gue ga bisa naik."

"Lo pegang tangan gue." Ucap Defran.

Dista pun mencoba dan akhirnya bisa.

"Pegangan ntar jatoh."

Dista berpegangan ke tas Defran.

Defran pun mengambil tangan Dista, di lingkarkan ke perutnya.

"Nah, besok besok gini ya Ta."

Dista mengangguk pelan.

Defran pun langsung tancap gas, meninggalkan parkiran sekolah.

"Rumah lo dimana Ta?" Tanya Defran.

Tak ada sahutan dari Dista, ternyata ia terlelap di bahu Defran.

"Pantesan dari tadi diem aja ternyata tidur." gumam Defran, tanpa sadar dia tersenyum tipis dibalik helm full face nya.

Defran menepikan motornya ke depan minimarket.

"Ta, bangun bentar gih. Gue mau beli minuman." Defran menepuk pelan pipi Dista.

"Kita dimana kak? Lo gak apa apa ini gue kan?" ucap Dista dengan wajah cemas.

"Kita di depan minimarket. Tenang lo aman sama gue." jawab Defran memastikan.

"Tenang lo aman sama gue." batin Dista.
"Itu kata yang selalu buat gue tenang kalo dia ngomong gitu." sambungnya.

"Hei, jangan ngelamun. Kesambet ntar." Defran menempelkan air mineral yang dingin ke pipi Dista.

"Apaan sih lo kak, ayo cepet pulang." kata Dista.

"Iya bawel. Rumah lo dimana?"

Dista segera memberi tahu alamatnya, dan itu searah dengan rumah Defran. Defran langsung mengantarkan Dista kerumahnya.

"Makasih kak, maaf udah ngerepotin." ucap Dista setelah turun dari motor Defran.

Dibalas anggukan singkat oleh Defran, lalu ia melajukan motornya menuju rumahnya.

Dista segera memasuki kamarnya dan berbaring diatas kasur. Ia pun memikirkan kejadian-kejadian aneh seharian ini.

Dista bangkit, lalu mengambil buku diary didalam laci meja belajarnya. Sudah lama ia tak membuka diary itu.

Dista membolak-balik halaman diary nya, ia membaca satu persatu goresan pena tentang dia. Hingga Dista membuka halaman yang berisikan fotonya dengan seseorang, dan dibawahnya ada tulisan tangan Dista.

I love you❤️
-Derz.

"Jujur, gue rindu lo." Dista mengusap foto itu dan menutup diary nya.

Banyak kenangan dari dia yang disembunyikan Dista di dalam laci meja belajarnya.

Dista pun membersihkan diri, lalu langsung tidur. Mood makannya saat ini sudah tak ada.

Heyoo gaess!!! Kira-kira siapa ya Derz? Sedikit ngasi bocoran nih hehe:v jadiiii, Derz itu adalah singkatan yaw.

Jadi kek main tebak tebakan, nih wkwk.

Kalian team siapa?

DistaDefran?
DistaDirga?

Jangan lupa vote & comment:)

TBC.

Memories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang