Aku melihatnya dipengujung jalan, dia keluar dari gang kos-kosan hendak pergi menuju sekolahnya dengan wajah yang tak bisa dideskripsikan. Seragam warna coklat yang pas ditubuh tegapnya, dengan tas warna hitam yang bertengger di bahunya. Aku selalu melihatnya setiap pagi seberangkatku sekolah. Dia tak mengenalku namun entah mengapa aku menyukainya. Aku suka wajah datarnya, tanpa ada seurat senyum pun diwajahnya. Andai aku bisa memberanikan diri untuk berkenalan terlebih dahulu namun aku hanya seorang gadis pengecut yang bisa melihatnya dari jauh.
Hari demi hari berlalu, dan tak terasa sudah 3 tahun aku hanya bisa menatapnya disetiap berangkat sekolah dan pulang sekolah tanpa tau namanya. Sepulang sekolah aku melihatnya mengayuh sepeda dengan jalan tanjakan, betapa lelahnya dia, keringat mengucur dipelipisnya. Andai saja aku bisa memberikannya sebuah air mineral namun itu hanya khayalanku saja. Sampai kapan aku memendam rasa terhadapnya tanpa tau namanya. Sudah 3 tahun aku memperhatikannya tanpa tau jelas dia siapa identitasnya bagaimana. Sudah 3 tahun juga aku menutup perasaan dengan lelaki lain demi dia.
Juli 2018
Aku pergi ke alfamart dan berpapasan dengannya, rasanya begitu senang karna melihatnya dari dekat, sayangnya aku tak berani untuk menyapanya. Sampai akhirnya aku memberanikan diri untuk stalking teman temannya dan mencari identitasnya, bagiku itu tak mudah butuh sekitar 3 hari baru aku mendapatkan akun instagramnya. Sampai akhirnya aku mendapatkannya dan aku memfollow akunnya. Di acc dan aku memberanikan diri untuk mengawali percakapan di instagram. Betapa senangnya aku dia membalas pesanku dan aku tak menyangka aku bisa berkomunikasian lewat akun instagram meskipun tidak bisa langsung namun itu sudah lebih dari cukup bagiku.Hari demi hari aku sudah tak lagi berkomunikasian dengannya, dan aku juga sudah tak melihatnya lagi di penghujung jalan. Aku bertanya tanya, dia kemana? Apa dia sudah lulus? Dia sekarang sedang dimana?.
Rasanya sedih sudah tak bisa bertemu dengannya. 3 tahun aku terbiasa melihatnya setiap hari, namun sekarang hampa rasanya tanpa adanya dia.Januari 2019
Aku melihatnya di instagram dia memakai seragam, kaget? Pasti. dia sudah jadi polisi. Dan aku terus berpikir, dia terlalu jauh denganku. Aku bahagia karna dia sudah sukses, namun aku sudah tak bisa menggapainya karna dia pasti banyak yg mencintainya dan aku seperti semut, tidak ada apa-apanya.Aku melihat DM, dan dia dm aku dia meminta nomer whatssappku, rasanya seperti mimpi. Pingin nangis karna terlalu bahagia. Kita wa ketika dia pegang hp dan dia vc setiap dia pegang hp. Aku slalu menunggu kabarnya tanpa henti. Sampai akhirnya dia dilantik namun aku tak bisa datang karna jadwal kuliah.
maret 2019
Dia sudah resmi menjadi polisi, aku berharap dia ditempatkan dimalang ternyata di tangerang, mau bagaimana harus siap untuk hal itu. Setelah pelantikan dia pergi kemalang. Dan mengajakku nonton, awalnya aku tak bisa namun aku berusaha untuk bisa. Tak pernah terbesit difikiranku aku bisa sampai jalan bersama dia, berawal dari menatapnya dari jauh dipenghujung jalan selama 3 tahun lamanya. Rasanya seperti mimpi, kehujanan bareng, ketawa bareng. Intinya hari itu hari yg tak bisa dilupakan.Sekarang dia di tangerang aku dimalang, kita masih berkomukasian. Berdoa yg terbaik untuknya itu sudah lebih dari cukup bagiku.