bagian 1

6 1 0
                                    


☕☕☕

Dibawah guyuran hujan deras, sepasang mata indah yang mampu menghentikan sejenak waktu. Gadis berjilbab cream, dengan pin jilbab berbentuk pita yang terlihat sangat pas dengan rupa menawannya. Berteduh tidak jauh dari tempat nya duduk saat ini. Gadis dengan jilbab cream itu terlihat berbicara dengan salah seorang pelayan cafe. Masih betah memandang dari kejauhan, tak lama kemudian dia mengangkat tangan.

"Bisa kau buat kan original coffe, antar ke bangku no 20." Katanya. Sesaat sang pelayan cafe menatap meja no 20, dimana gadis berjilbab cream tengah duduk menunggu pesanan sembari membaca buku.

Diwaktu yang sama, gadis berjilbab cream tengah membaca novel dengan sesekali membenahi letak kacamatanya.

"Ini pesanan nya mbak, silahkan dinikmati?" Ucap seorang pelayan.

"Oh.. terimakasih. Loh mas maaf?" Panggil gadis jilbab cream itu sesaat setelah melihat diantara pesanan itu ada secangkir original coffe.

"Iya mba, ada yang bisa saya bantu lagi?" Tanya pelayan itu ramah.

"Maaf mas, ini gak salah. Saya tidak memesan original coffe loh?" Ucap gadis jilbab cream itu sedikit kebingungan.

Sang pelayan melihat meja no 25, dimana seorang pria tengah duduk sambil memainkan ponselnya. Orang yang sama, yang memesan original coffe khusus untuk gadis dihadapannya ini.

"Maaf mba, coffe ini dipesankan oleh pelanggan meja no 25 khusus untuk mba." Ucap pelayan pria itu sembari menunjuk seorang pria di meja no 25 yang masih setia memainkan ponselnya.

Gadis jilbab cream itu menatap pria itu, lalu membungkuk dan mengucapkan terima kasih kepada pelayan cafe. Gadis itu mulai menyantap pesanannya, termasuk mencicipi original coffe yang katanya dibuat khusus untuknya. Tanpa gadis itu sadari, sepasang mata memperhatikan semuanya. Hingga pandangan mereka saling bertemu. Seulas senyum hangat diberikan si pria untuk gadis jilbab cream. Sedangkan si gadis dengan sopan menunduk sedikit, guna memberi ucapan terima kasih atas kopinya. Dan dibalas anggukan kepala pula oleh si pria.

☕☕☕

Hujan sedikit reda, gadis itu keluar dari cafe dan disusul pria meja no 25. Mereka berdiri bersebelahan.

"Terima kasih." Ucap gadis itu.

"Tidak masalah, ku rasa anda membutuhkannya. Mengingat tadi anda terlihat sedikit kedinginan karena menerjang hujan lebat." Ucap pria itu tenang.

Mereka menatap jalanan dihadapan mereka, memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang hendak pulang ke rumah masing-masing setelah sempat terjebak hujan.

"Ahhh boleh saya tahu nama anda? Tidak sopan rasanya saya memberi anda kopi tanpa tahu nama anda?" Ucap pria itu basa basi dan sedikit melirik gadis disampingnya.

"Nama saya Naura. Siapa nama mas?" Ucap gadis yang bernama Naura.

"Nama saya Fajar. Kau seorang mahasiswi?" Tanya pria yang menyebut dirinya Fajar.

"Ya, saya mahasiswi tingkat akhir." Ucap Naura.

"Jurusan apa?" Tanya Fajar.

"Sastra Indonesia." Jawab Naura sembari sesekali melirik jam tangan yang melingkar indah ditangan kirinya.

Mereka terlalu asyik berbincang sampai tanpa sadar waktu Maghrib telah tiba. Suara adzan Maghrib menyadarkan Naura jika waktu sudah petang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

secangkir original coffeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang