Bias cahaya matahari pukul sembilan pagi menerobos masuk ke dalam ruangan kamar yang semua dindingnya bernuansa putih, seputih susu. Bukan lagi alarm yang berbunyi, melainkan perut yang memberontak meminta sang pemilik segara bangun dari tidur lelapnya dan segera memberi asupan untuk tubuh yang sejak beberapa jam yang lalu kurang asupan makanan.Tangan panjangnya meraba sisi, dahi berkerut ketika tak menemukan benda yang semalam suntuk berada di pelukannya, ia pun segera membuka mata, dengan terkejut, tak menemukan siapapun di sebelahnya. Sontak tubuhnya segara terduduk, dengan muka bantal yang masih mengantuk ia mengedar pandang, kosong, tidak ada siapapun di dalam ruangan itu.
Mungkin di dapur, ia mengangguk akan pendapatnya sendiri. Lantas segera meregangkan otot tubuhnya yang kaku, tidur selama berjam-jam ternyata melelahkan juga. Ia membawa tubuhnya bangkit, pergi ke kamar mandi untuk sekedar buang air kecil, cuci muka dan sikat gigi, dan setelah itu ia bisa melihat 'bocah' kesayangannya.
🔞
Sunggingan bibir terpatri ketika ia melihat sosok kecil tengah berdiri di depan wastafel, sedang kedua tangannya tengah sibuk mengusap benda-benda kotor disana. Ah, si bocah sepertinya tengah belajar menjadi pasangan yang baik. Hanya dengan membayangkan saja, degupnya bukan main. Gila.
"Sedang belajar menjadi pasangan yang sempurna untukku?" Kedua lengannya melingkar pada pinggang yang tertutupi kemeja putih oversize miliknya, dengan hanya memakai bawahan celana super pendek yang bersembunyi di balik kemeja kebesaran itu, he's look so damn delicious.
"Lebih tepatnya sedang belajar menjadi asisten rumah tangga yang sempurna." Pria itu terkekeh, menopang dagunya pada perpotongan leher yang lebih pendek, mengecup pelan pada permukaan kulit itu. "Bagus, cukup tahu diri. Pertahankan itu."
"Kau tidak pergi kerja? Sejak tadi ponsel mu berbunyi, dari tuan Hwang." Kepalanya menggeleng, membuat tubuh yang ia peluk itu turut bergerak mengikuti dirinya, "Aku sudah terlalu kaya. Biarkan Hyunjin yang melakukan semuanya. Itu sanksi dariku."
Yang lebih muda mencibir, ia selesai dengan pekerjaannya, segera mematikan air keran, dan melepaskan sarung tangan yang tadi ia gunakan.
"Lalu hari ini apa yang akan kau lakukan?" Tubuh itu berbalik, menghadap sang tuan yang ia akui sangat-sangat rupawan, meski bangun tidur, rambut yang hampir menutupi kedua mata yang tampak berantakan itu membuat Kim Seungmin, terlihat sangat menakjubkan. Jangan lupakan sang tuan yang hanya menggunakan boxer selututnya tanpa atasan apapun. Ini masih pagi."Membelikan mu beberapa pakaian." Seungmin menudingnya dengan dagu, membuat Changbin menunduk untuk memperhatikan tubuhnya yang memakai pakaian Seungmin.
"Kau keberatan aku memakai pakaian mu?"
"Aku? Melihatmu memakai pakaian ku seperti ini? Keberatan? Jelas tidak." Seungmin kembali menuding dada Changbin yang terekspos bebas sebab kancing kemeja itu tak semuanya ia kancingkan, lalu pada kedua paha Changbin yang benar-benar terpampang jelas. "Tapi temanku yang ini, sangat tersiksa melihat paha mu, bocah. Jangan membuatku ingin melumpuhkan mu, selamanya." Sambung Seungmin, ia menuding bagian bawah tubuhnya, ewh mesum.
"Apa yang ada di pikiran mu hanya pantatku, tuan?" Changbin mengarahkan telunjuknya tepat di tengah dada Seungmin, lantas membuat jalan ke atas hingga sampai ke bibir sang tuan. Changbin mengulas senyum tipis, ia kemudian melingkarkan kedua tangannya di leher Seungmin dengan sedikit berjingkat. Memberi sebuah ciuman ringan pada bibir kering Seungmin.
"Seluruh tubuhmu." Seungmin membungkukkan tubuhnya, memberi kemudahan Changbin untuk menggapainya. Keduanya tangan itu menjalari punggung Changbin, turun hingga berhenti pada dua bokong sintal yang selalu mencuri perhatian.
KAMU SEDANG MEMBACA
[15]Mr Kim [Kim Seungmin & Seo Changbin] Short Story | 18+✔
Fanfiction[COMPLETE] Seungmin kira sikap heroiknya berujung sia-sia. Namun kalau dipikir-pikir, boleh juga. . Warning ⚠ BXB berisi mature content Changbin bottom!! Seungmin top! crack pair! 🔞 percayalah! Age exchanged