Chapter 28

4.4K 176 14
                                    

Adam pov on

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adam pov on

"Adam kau dimana...." suara Rama di balik telfon.

"Ada apa? Aku sedang di play group menjeput Arial dan Eriol."

"Cepatlah ke rumah sakit. Terjadi sesuatu pada Tasya, rombongan dokter baru saja memasuki ruangan Tasya dengan buru-buru."

Deg

Ada apa?

Jangan-jangan Tasya. Astagfirullah tidak ya Allah jangan ambil Tasya, aku belum siap.

"Dam! Kenapa kau diam saja! Cepatlah kesini, makin banyak dokter memasuki ruangan Tasya"

"Aku kesana, kabari aku jika terjadi sesuatu."

Tut

Ku langkah kah kaki ku percepat memasuki ruangan Arial dan Eriol, ku lihat mereka sedang bersaliman dengan guru-gurunya.

"Ayah!" teriak Eriol saat melihat ku.

Ku percepat langkah ku mendekati mereka, mereka pun sama berjalan cepat mendekati ku.

"Ayah, ayah kenapa? Kok kelingatan gitu?" ujar Eriol.

Ah benar aku keringatan, ya keringat dingin. Sungguh aku terlalu panik sekarang. Tanpa menjawab pertanyaan Eriol, ku raih Arial dan Eriol dalam gendongan ku. Ku bawa mereka memasuki mobil.

"Ayah kok lali-lali?" tanya Arial saat aku selesai memasang safe beltnya.

"Tidak papa..." jawab ku sedikit ku pasang senyum walau itu sangat susah. "Sini ayah bantu pasang safe beltnya." ujarku membantu Eriol.

"Kita mau kemana yah?" tanya Eriol.

"Kita kunjungi bunda ya.. "

Setelahnya Arial dan Eriol asik bercerita tentang kegiatanya hari ini. Sungguh aku tidak fokus, pikiran ku kosong..

Oke..

Relaxs Adam.. Kau membawa dua jagoan mu. Kau tidak ingin mereka kenapa-kenapa bukan? Perlahan ku kendarai mobil dengan kecepatan sedang.

Ku lihat ponsel, tak ada panggilan atau pesan dari Rama. Sungguh apa Tasya akan baik-baik saja. Apa Tasya akan pergi sekarang juga?.









¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Ku langkah kan kaki ku cepat menuju Rama yang terlihat modar-madir di depan ruangan Tasya.

"Rama.. " panggilku menyadarkannya. "Bagaimana Tasya? Dia baik-baik saja kan. Kenapa bisa begini? Apa dokter sudah keluar."

Rama menghela nafasnya kasar, tangannya memijit keningnya. Ia terlihat panik dan ketakutan. "Aku tidak tahu kejadian lengkapnya. Saat aku masuk aku menemukan Rio disana dengan wajah penuh keringat, tiba-tiba saudara mu itu mendorong ku keluar tanpa penjelasan apapun. Setelah itu ku lihat berbondong-bodong dokter masuk, selang beberapa menit tiga perawat datang membawa banyak sekali alat medis. Tehitung 1 jam lebih mereka belum juga keuar. Dam sungguh aku belum bisa melepas Tasya, sebelumnya aku kira aku siap.. Tapi.. "

Bukan wanita sempurna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang