Aku tahu telah membuat kalian lama menunggu... maaf untuk itu. Semoga kalian menyukai part ini. Anggap saja sebagai pengganti yg membuat kalian lama menunggu. Happy reading guys... jangan lupa vote yah 🥰🥰
*****
Seline masih berdiri kaku setelah Alcan menjauhkan kepalanya, bukan dikarenakan ciuman yang pria itu berikan kepadanya, melainkan karena sebuah suara yang terdengar dari dalam kepalanya. Apa ia sudah mulai tidak waras? Bagaimana bisa ia mendengar sebuah suara dalam kepalanya.
Bukan, ini bukan suara dari apa yang ia pikirkan, ini berbeda... Suara ini terdengar begitu jelas hingga Seline tahu bahwa suara ini bukanlah hasil dari apa yang pikirkan, ia seperti pernah mendengar suara itu, tapi entah kapan dan dimana?
"Seline?"
"Huh?"
"Apa yang kamu pikirkan?"
Seline mengerjap-ngerjap dan baru tersadar bahwa saat ini ia masih bersama Alcan di dalam ruang kerjanya.
"Tidak, tidak ada..."
"Jangan bohong Sel, aku tahu ada yang mengganggu pikiranmu. Katakan!"
Seline menatap Alcan gugup, dia tak ingin pria di depannya menilai dirinya telah menjadi tidak waras akibat sebuah suara yang ia dengar, suara yang belum tentu didengar oleh pria itu.
"Tidak ada. Aku akan keluar sekarang," jawab Seline cepat, menghindari pertanyaan pria tersebut.
Tapi Alcan menahan tangannya sebelum ia beranjak jauh. "Mau kemana?"
"Perpustakaan. Aku bosan tidak melakukan apa-apa seharian"
Alcan melepaskan tangan Seline sedikit tak rela, "Suruh Hana menemanimu."
"Tidak perlu, aku bisa..."
"Suruh Hana menemanimu Seline!" Ucapnya tak terbantahkan. "Dan aku akan membiarkanmu bekerja minggu depan."
"Apa? Tapi kenapa harus minggu depan? Aku tidak ingin absensiku memiliki banyak tanda merah untuk alasan yang—"
"Tiga hari lagi akan diadakan pesta," sela Alcan. "Setelah pesta berlalu kamu bisa kembali bekerja."
"Lalu apa yang aku akan lakukan di sini selama seminggu?"
"Apapun, tak akan ada yang melarangmu. Ah... Perpustakaan itu tidak akan terasa sepi karena seorang wanita cantik selalu berada di dalamnya," godanya. "Dan ingat, jangan berani-berani meninggalkan wilayah mansion tanpa seizinku. Mengerti?"
"Tck..." Seline mendengus sebal. "Aku tunanganmu, bukan tahanan."
"Ohh... Jadi kau sudah mengakui dirimu sebagai tunanganku?" Sudut bibirnya terangkat.
"Huh... Umm... Aku akan ke perpustakaan sekarang," Seline melangkah keluar dengan salah tingkah, diiringi dengan senyuman tipis milik Alcan yang menatapnya hingga menghilang dari balik pintu.
Seline segera mendekati pintu bercat hitam yang terdapat di sebelah pintu ruang kerja Alcan, dia mengingat ucapan Hana bahwa perpustakaan terletak berdampingan dengan ruang kerja Alcan, tepat di depan pintu perpustakaan Hana telah berdiri menunggunya, membuat ia mengerutkan kening. "Kau menungguku?" Tanyanya langsung.
"Ya Luna," jawab Hana.
"Tapi bagaimana bisa kau tahu aku ingin ke perpustakaan?"
"Eh... Itu... Emm... Saya ingat saat Luna bertanya tentang perpustakaan mansion ini," dengan cepat Hana membuka pintu perpustakaan untuk menghindari kecurigaan Seline. "Ayo Luna, kita masuk!" Ajaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of The OffSpring
LobisomemAku terjebak, tak ada jalan lain untuk mundur dan aku tak akan pernah bebas dari ikatan takdir yang telah tertulis dalam catatan hidupku. Aku penggemar kisah fantasi, tapi tak pernah menyangka bahwa kisah itu akan terasa nyata saat ini. Saat ia berg...