Alex tersenyum senang akhirnya ia sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Dengan dibantu Salsa ia masuk ke dalam kamarnya, sang abang masih menjaga ratunya di rumah sakit. Fina belum diperbolehkan pulang karena masih takut apabila luka jahitannya akan terbuka kembali.
"Tidur! Aku mau pulang dulu," Alex memegang tangan Salsa, ia menatap Salsa dengan wajah polosnya.
"Temenin aku," Salsa mendesah pasrah, ia sudah bersama Alex dan Alex masih belum mau pisah juga, padahal Salsa hanya akan pulang ke rumahnya bukan kemana-mana.
Alex yang melihat Salsa memutar bola matanya malas itu menarik Salsa untuk duduk di tepi ranjangnya. Alex mengubah posisinya, sekarang ia kepalanya ia letakkan di paha Salsa. Tanpa disuruh Salsa mengelus rambut Alex.
"Besok aku udah sekolah, kamu besok siap-siap aku jemput."
"Kamu masih sakit dan mau bawa mobil sendiri? Gila aja! Besok kamu tunggu aku, aku yang bakalan jemput kamu!"
"Tapi kan aku cowok Sal."
"Gak selamanya di hubungan itu salah satu yang selalu berkorban, kalau cuma salah satu aja yang berkorban namanya bukan hubungan. Kita gantian, kamu pernah jemput aku dan sekarang aku yang bakalan jemput kamu karena kamu masih belum sembuh total. Gak ada penolakan!" Alex tersenyum, ia memegang tangan Salsa dan mengecup punggung tangan gadisnya itu.
"Gak salah aku tobat demi kamu," Salsa tersenyum, ia mengelus pipi Alex.
"Mantan aku kembali," tiga kata itu membuat elusan Salsa berhenti, ia menatap Alex yang saat ini menenggelamkan wajahnya di perutnya.
"Terus kenapa? Kamu masih sayang sama dia? Kamu mau balikan lagi sama dia? Ka-" Alex dengan cepat mengecup sudut bibir Salsa dan akhirnya kicauan itu berhenti.
"Bising kali, aku cuma ngasih tau kamu, aku berharap semoga mantan aku gak kayak mantan Alan yang gila itu."
Merasa tidak dapat jawaban Alex mendongak untuk menatap Salsa. Ia tersenyum geli ternyata hasilnya ini sedang memerah malu.
"Sa balik lagi ke daratan!" Perkataan itu langsung menyentak Salsa, dengan wajah memerahnya ia memukul-mukul kepala Alex.
"Alex kampret, anjirrrr!" Alex terkekeh. Ia dan Salsa kompak melihat ke arah pintu yang terbuka sedikit dan kemudian suara imut itu terdengar.
"Abang," dengan cepat Alex bangun dari tidurannya dan menatap Cia langsung. Cia dengan perlahan berjalan ke arah Alex dan Salsa itu. Cia menunduk setelah sampai di hadapan kedua orang itu.
"Au es kim,"
"Enggak, kamu masih sakit!" Cia semakin menundukkan kepalanya, ia memang sakit sejak 2 hari yang lalu. Sejak menjenguk Alex dan Fina kemaren Cia langsung terserang flu.
"Tapi au," Salsa yang tidak tega melihat wajah memelas Cia itu langsung menggendong Cia dan menepuk-nepuk punggung Cia pelan.
"Nanti kalau Cia sakit lagi gimana? Kemaren waktu pilek kepalanya pusing kan? Emang mau kepalanya pusing lagi?" Cia menggeleng di pelukan Salsa.
"Tapi Cia au."
Alex menghemuskan"Iya, tapi nanti aja kalau kamu udah sembuh bener."
"Kak Caa, Cia au es kim," Salsa menatap Alex, ia tidak tega melihat Cia yang seperti ini. Tetapi, kalau dibelikan es krim flu Cia akan kembali lagi dan menyebabkan gadis kecil ini nangis lagi.
"Abang tanya mama dulu kalau dibolehin baru kita pergi beli," Cia langsung menegakkan tubuhnya dan langsung berbinar mendengarnya. Dengan cepat ia mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD TWINS [Selesai]
Teen FictionSaudara kembar yang berbeda sifat tetapi memiliki kenakalan yang sama? Itulah Alan Alfian Lemos dan Alex Alfian Lemos, saudara kembar yang perilakunya membuat orang geleng-geleng kepala melihatnya, saudara kembar yang dijuluki dengan 'BAD TWINS' ole...