STAiRWAY to darkness below

47 1 0
                                    

Aku bermimpi sedang berdiri di sebuah kegelapan. Tak ada yang bisa kulihat karena di sini hanyalah warna hitam yang pekat, sepekat semua yang kurasakan. Tiba-tiba sebuah suara terdengar. Suara itu pelan sekali hingga membuatku tidak mengenali suara apakah itu. Aku mencarinya di kegelapan ini. Tapi percuma, ternyata suara itu dengan sendirinya memeritahukan tempatnya berasal. Yaitu di bawah permukaan, tempatku berdiri. Lalu sebuah cahaya putih keperakan tiba-tiba muncul dari bawah. Sinarnya seperti geiser di tengah gurun. Menyembur hingga ke langit-langit yang tinggi. Tempat ini tidak lagi gelap, tapi tidak dengan perasaanku.

Lama aku menunggu apakah cahaya dari bawah itu akan redup lalu menghilang. Ternyata tidak, cahaya itu tetap bersinar, tapi bukan untukku. Seolah-olah cahaya ini hanya ingin menerangi tempat ini. Bersamaan dengan banyaknya cahaya yang menyembur, terdengarlah suara itu lagi. Suara yang entah apa itu akhirnya muncul ke permukaan. Ketika aku mendengarnya, indah sekali dan membuatku melayang ke atas. Tidak, bukan melayang ke atas kegelapan di sana. Tapi aku sedang melayang menuju cahaya itu. Suara itu seolah-olah adalah seseorang yang mengangkatku. Hingga aku diterjunkan ke cahaya perak ini.

Aku merasa seperti melayang jatuh ke bawah sementara cahaya perak mengelilingiku. Aku bermandikan cahaya perak sedang bersiap untuk mendarat ke bawah. Semula aku mengira aku akan merasakan kesakitan ketika terhempas ke permukaan, namun ternyata secara otomatis tubuhku membuat kakiku yang pertama kali mendarat, dengan sempurna seperti kucing ketika dijatuhkan. Setelah itu aku berdiri diam sementara cahaya perah perlahan menghilang. Kegelapan lagi yang kulihat. Dan sesuatu melintasiku dari arah belakang. Tidak, bukan melintasi. Tapi seperti sesuatu telah keluar dari tubuhku. Entah apa itu. Terdengarlah suara itu lagi. Dan lagi-lagi berasal dari bawah. Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi aku berjalan menuju ke bawah.

Aku baru menyadarinya bahwa sedari tadi aku sedang berdiri di tangga besi. Tangga besi ini bersuara ketika aku menginjakkan kaki kepadanya. Aku tahu itu hanyalah suara langkah kakiku, tapi bahkan ketika aku belum menginjakkan kaki tangga besi ini juga bersuara, seolah-olah ada yang menginjakkan kaki kepadanya selain aku. Aku tidak mempedulikan hal itu dan tetap berjalan. Terus berjalan ke bawah dimana adalah tempat berasalnya kegelapan.

Aku baru menyadarinya lagi sekarang aku sedang berlari. Entah kenapa aku malah berlari. Entah juga aku beralari untuk suara dari bawah atau lari dari sesuatu di belakang, pokoknya sekarang aku berlari. Terus ke bawah dan terus lagi ke bawah. Hingga suara tangga besi ini semakin kencang. Aku mulai memikirkan bahwa sebenarnya aku berlari karena sedang dikejar oleh sesuatu di belakang. Itu karena aku merasakan ketakutan alih-alih merasa penasaran dengan suara di bawah. Terus berlari dan terus berlari menuju ke bawah. Tangga besi sama sekali tidak memiliki ujung di bawah, karena itu aku terus berlari. Tanpa merasakan kelelehan dan sama sekali tidak ada keringat yang mengucur. Aku terus berlari. Berlari kabur mungkin, dari sesuatu di belakang.

Oh, aku ingin merasakan kelelehan agar aku bisa berhenti dan menyambut sesuatu di belakang. Terserah apabila sesuatu itu akan membahayakanku. Toh ini adalah dunia dimana "kenyataan" adalah impian yang sebenarnya.

Namun percuma, aku masih terus berlari. Ke bawah dan ke bawah lagi.

Ini terasa seperti aku sedang berputar-putar. Karena ternyata tangga besi ini adalah tangga spiral yang menuju ke bawah. Dan karena itu yang kurasakan bukanlah kelelahan, tapi adalah pusing. Rasa pusing ini tidak ada bedanya dengan yang kurasakan di "kenyataan". Sangat menyiksa dan menghina. Menyiksaku dengan penderitaan dan menghinaku dengan usahaku untuk tidak merasa kesakitan. Tapi aku tetap berlari dan tidak mempedulikan dua hal itu, malah mempedulikan ketakutan akan sesuatu di belakang. Seperti biasa, rasa sakit selalu kalah oleh ketakutan yang mengejar.

Hingga akhirnya tempat aku berlari bukan lagi sebuah tangga. Tanah lapang kegelapan. Aku sekarang berdiri di sini. Seharusnya aku tahu bahwa semakin ke bawah, hanyalah kegelapan yang ada. Jadi aku akan menikmatinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Yang Tak TerjelaskanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang