Sore tadi, ketika mendung mulai berkelana di angkasa
Entah mengapa diri ini mengulang kisah yang pernah ada
Dimana aku dan kamu masih menjadi kita
Dimana aku dan kamu masih berbagi suka dan duka
Hingga banyak mata yang tak suka
Banyak dari mereka bertanya, mengapa kamu?
Aku mulai menyelami hati ini
Mengais jawaban diantara tumpukan ingatan
Tapi mengapa, yang kutemukan hanyalah bayang-bayang kosong
Tanpa alasan jelas aku memilihmu
Ya, memang harus kamu
Untuk kita, biarkan tanda seru mengutarakannya
Tanpa koma sebagai jeda yang membentangkan jarak diantara kita
Juga tanpa titik yang mengakhiri semuanya
Setelahnya aku tersadar
Kini kisah itu telah pudar
Kisah meriah yang kini kembali datar
Bagaikan kapal yang tak tahu kemana akan berlayar
Untuk kita
Izinkan aku untuk berkata
Terima kasih telah menemani tangis dan tawa
Walau kini aku dan kamu bukan kita
Akan ku kenang kisah ini hingga usia menua
Agar aku bisa banyak bercerita kepada buah hati
Bahwa ada seorang pria yang pernah bertingkah konyol hanya untuk kembali ceria
-Han-
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain and Coffee
PuisiYaa.. Hujan dan Kopi. Dua hal yang tak dapat dipisahkan dari kegiatanku. Saat hujan, sudah tentunya aku menyesap kopi kesukaanku. Dua hal inipun, alasanku membuat sajak puisi ini. Selamat menikmati