"Sar, temenin gue ke mall, ya?!"
"Ngapain? Nggak bisa sendiri?" tanya Sarina sambil terus merapikan buku-bukunya.
"Gue bisa sendiri."
Sarina menyandang tasnya. "Lah terus?"
"Ya kan gue mau beli kalung, gue nggak tahu kalung apa yang bagus buat cewek. Jadi gue mau minta pendapat lo."
Sarina tersenyum smirk. "Gue cowok."
"Gue serius, Sar."
"Lo harus traktir gue. Kalau nggak, gue nggak mau."
Third mengangguk, bukan hal yang susah. "Oke."
Sarina tersenyum puas. Ternyata membujuk Third itu mudah.
"Sekarang?" Sarina menatap Third.
Third mengangkat tangannya, dan menyatukan ibu jarinya dengan jari telunjuk. Membentuk huruf o.
"Ya udah yuk!"
Sarina mengekor di belakang Third.
*****
Sarina memakan pizza di piringnya dengan cepat. Bibirnya belepotan saus pizza yang dibelikan Third.
"Enak banget, makasih ya." Sarina mengelap bibirnya.
Third yang asik memainkan ponselnya menoleh. Padahal sedari tadi ia sibuk memperhatikan Sarina. "Enak karena gue yang beliin."
"Dih, emang dari sononya enak kali."
Third tertawa. "Udah makannya? Kapan nih buat beli kalungnya?""
"Udah selesai kok." Sarina membuang kotak pizza ke tempat sampah yang ada di dekatnya. Sarina berdiri. "Yuk."
Sarina berjalan mendahului Third. Sedangkan Third mengekor di belakang.
Sarina berjalan ke salah satu stand perhiasan. Matanya menangkap satu kalung berbandul bulan sabit yang memikat hatinya.
"Third ini bagus deh." Sarina menyentuh bandul bulan sabit bewarna zambrut itu.
Third mendekat, matanya ikut melihat apa yang dilihat Sarina. "Iya bagus. Menurut lo kalau gue kasih ini ke seseorang ini bagus?"
Sarina menoleh. "Untuk seseorang? Bukannya ini untuk keluarga lo ya?"
Third tersenyum miring. "Tadinya iya, tapi lebih bagus untuk seseorang."
Untuk seseorang? Ada rasa kecewa di hati Sarina saat Third mengatakan dua kata itu. Tapi, ia sendiri tidak berhak untuk kecewa apa lagi marah. Ia pun tak tahu siapa seseorang yang dimaksud Third. Biarlah Third yang tahu.
"Hmm ... jadi maunya yang ini?" tanya Sarina.
Third mengambil kalung yang dipengang Sarina. "Iya, kalungnya keren."
Third berjalan ke arah meja kasir. "Ini aja satu Mbak."
"Oke Mas, jadi totalnya Rp. 135.000."
Third memberikan uang yang cukup dan mengambil kalungnya yang sudah dibungkus oleh Mbak Kasir.
"Thanks."
Sarina berdiri dengan tangan terlipat di dada. Third tertawa melihatnya.
"Udah?"
Third tersenyum dan merangkul pundak Sarina. "Udah, kenapa? Bosan?"
"Iya, jalan-jalan yuk?" Sarina memandang tepat ke iris mata Third. Third kaget.
"Ehm, boleh. Yuk!"
Mereka berjalan ke luar mall. Tujuan mereka sekarang adalah pasar malam yang akan segera dibuka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Warning [Completed]✓
Fiksi Remaja❝Gue sebenarnya suka sama lo, tapi karena mereka semuanya berubah.❞ Sarina siswi baru di SMA Airlangga. Gayanya yang cupu, dan sifatnya yang kadang kekanak-kanakan, mengakibatkan ia menjadi sasaran pembulian. Tapi, di mata Third, Sarina berbeda. ***...