15. Burning the past

300 53 0
                                    

'Aku tak akan berkoar-koar di sosial media untuk menegaskan aku adalah korban. Sulit memahami diri sendiri jika tak bisa dijelaskan. Seribu sakit akan terpendam seperti biasa. Pada akhirnya aku lah yang akan memenangkan diri ku.'
Selena, 2014.

Di sinilah Selena berada, duduk memeluk lutut disudut temaram. Hal yang akan sering ia lakukan jika berfikir mengenai segalanya. Apa yang telah ia lalui, apa yang salah, dan bagaimana kedepannya. Kesendirian selalu bisa diandalkan, nyatanya rasa sakit itu masih ada. Ya, dulu ia hanya bocah yang duduk dibangku junior high school. Seorang bocah lelaki mencoba mengajarkannya akan kepercayaan. Selena membangun kepercayaan untuknya, nyatanya tak ada sakit yang lebih sakit dari sebuah pengkhianatan. Bocah itu mengajari Selena kepercayaan yang dia bangun hanya untuk dihancurkan. Dinding-dinding kamar seperti sebuah layar menampilkan kembali masa lalunya.

Pikirkan,putuskan! Bakar masa lalu itu seperti sampah.

Tidak berguna.

Selena sudah biasa seperti ini. Orang-orang silih berganti dalam hidupnya namun ia tak percaya akan satu pun yang ada disana. Maxcel? kepercayaan seperti apa yang pantas untuknya.

Jika seseorang menyakitinya, Selena hanya perlu melupakannya. Jika ia tidak diperdulikan, ia pun tak akan memperdulikan. Maxcel mengingatkannya pada serpihan arang yang telah lama legam, haruskah Selena juga membakarnya. Sedang yang gadis itu benar-benar butuhkan adalah pembicaraan diantara mereka, berisi beberapa pertanyaan untuk dijawab. Percayalah Selena akan jujur, ia hanya ingin diterima dengan jiwa yang seperti ini sejak dulu.

Namun pria itu pergi, membuatnya terdampar disudut sepi kembali untuk berfikir akan tingkahnya beberapa saat yang lalu.

.

"Apa kita harus pergi?" Maxcel bertanya tanpa mengurangi ketajaman tatapannya. Selena tahu Maxcel tak mampu mengendalikan dirinya.

"Tak apa, itu bukan polisi. Itu sirine Lussy. Itu termasuk bagian rencana ku."

Selena maju satu langkah di hadapan Maxcel yang enggan bergerak.

"Ada yang ingin kau katakan?" Tanya Selena.

"Kau pernah berkata tidak boleh ada rahasia diantara kita mungkin karena kita adalah pasangan. Tapi apa ini? Kau terlalu banyak menyimpan rahasia. Apa kau menganggap ku sebagai pasangan?"

"Pardon me?" Selena sedikit bingung.

"Kau pikir aku tidak mengusut latar belakang mu? Dari riwayat mu tak ada ceritanya kau bisa bela diri seperti itu. Bahkan kau memalsukan semuanya. Iya kan?"

Tak perlu Maxcel bertanya jawabannya telah jelas. Diperkuat oleh kebungkaman Selena, ia tak tahu harus berkata apa.

.

Di dalam mobil, Lussy yang menyetir sesekali mengintip ke kursi belakang dari kaca depan.

"Kenapa kalian diam-diaman seperti itu? Kalian seperti habis bertengkar!"

Tak ada yang menjawab, Lussy hanya bisa menghela napas. Bukankah semuanya sesuai rencana? Setelah dua puluh menit jika Selena tak keluar dari gedung tak terpakai itu Lussy boleh menyalakan sirine polisi.
Dan hasilnya si peneror itu melarikan diri dan Maxcel selamat. Lucu rasanya jika Maxcel diselamatkan dengan cara seperti itu dan oleh dua wanita. Selena atau pun Lussy sangat tahu Maxcel bisa menyelamatkan dirinya sendiri.

Setelah Selena dan Maxcel sampai mansion, Maxcel tetap mengacuhkan Selena. Selena tidak bisa diperlakukan seperti itu. Jika ia diacuhkan berarti ia harus mengacuhkan, jika orang lain tak peduli maka tak ada alasan untuknya perduli. Apa Maxcel akan sama seperti mereka? Masa lalu yang harus ia bakar.

My Knight (Complete)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang