Dihukum?

2 0 0
                                    

"Al.. Liat tugas dong belom ngerjain nih gue " Rain membangunkan Alana Yang sedang terlelap dikelas

"Duh apaan si , berisik Lu, tugas apaan lagi? Emangnya Ada tugas apa" Ucap Alana Yang Masih mengumpulkan nyawanya Dan menelungkupkan kepalanya ke meja lagi untuk melanjutkan tidurnya

Bagi Alana tempat tidur ternyaman selain Di kamarnya yaitu dikelas, Alana sangat suka sekali tidur, sekali dia menemukan tempat senderan disitu dia Akan terpejam Dan tertidur

"Bego lo Al ..Hari ini tugas Fisika dikumpulin mampus lo Al siap siap aja pertebal kuping buat dengerin ocehan si Budi" Ucap Rain kepada Alana

"ANJIRRR.. WOY GUE LUPA..BAGI CONTEKAN DONG GUE BLOM NGERJAIN SAMA SEKALI" Alana panik langsung terbangkit Dari tidurnya Dan merebut buku si Dewi , anak terpintar Di kelasnya

"Lo Rain Minta Contekan ke Alana, Inget Ada tugas aja Boro boro dia mahh hahahaaha"

Attala menertawakan kebodohan Rain sudah tau Alana itu Di cap sebagai murid paling Terajin untuk telat mengumpulkan tugasnya

"Alana mau Liat tugas gue nggak? Tapi lo jadi cewe gue dulu ya " kata briyan

Briyan sudah lama mengejar ngejar Alana tapi Alana menolak Briyan padahal Briyan itu tampan Dan pintar

"Dih ogah mending gue dihukum Sama si Budi Dari pada gue jadi cewek lo "

"Awas lo ya nanti gue kutuk lo jadi suka Sama gue tau Rasa lo " sambil menaikkan Kedua alisnya dia terus menggoda Alana

"Pede Gila, dihhh " Alana sinis menatap Briyan

"Hahaahaha udah lah Al terima Aja si Briyan kesian tuh cintanya bertepuk sebelah tangan Sama lo" Aldo tertawa terbahak bahak saat melihat Briyan Yang ditolak Alana LAGI hahahaa

Melihat muka Briyan Yang memelas membuat Hati Aldo senang, Aldo senang tertawa Di atas penderitaan orang lain ahahaahaha

"Assalamualaikum Anak anak "

Tiba tiba Pak Budi guru Fisika itu datang membuat anak anak sibuk duduk ke tempatnya masing lain Pula dengan Alana Yang panik memikirkan nasibnya

"Anjir lah pasrah gue rain , Bodo amat lah dihukum si Budi juga gabakalan bikin gue mati " Alana tertunduk lesu memasrahkan keadaan

"Gue si Cuman bisa bilang Yang sabar ya , pertebal kuping ya Al " sambil mengusap usap bahu Alana, Rain menahan tawanya Karena melihat muka pasrah di Wajah Alana

"Sialan lo Rain "

"Hei sudah sudah kalian ini kerjaannya ribut terus, sekarang bapak mau Tugas Yang bapak berikan dikumpulkan sekarang juga " Ucap Pak Budi sambil mengeluarkan tatapan mautnya

Semua mengumpulkan tugasnya kecuali Alana

"Alanaaa... Cepat kedepan " Pak Budi itu sudah geram dengan sikap Alana Yang semakin Hari semakin menjadi jadi

"Eh bapak, Hari ini bapak ganteng deh lebih ganteng lagi Kalo bapak jangan marah marah , nanti Sarah tingginya Naik gimana Pak" Murid Yang lain Yang mendengar ucapan Alana pun menahan tawanya sebisa mungkin

Sedangkan Pak Budi Yang mendengar hal itu pun melotot ke arah Alana, Murid Yang Ada Di kelas itu pun bergidik ngeri melihat tatapan si Budi itu

"Sekarang saya mau Tanya Sama Kamu, tugas Kamu mana? Kenapa tidak Ada disini" Pak Budi sudah berdecak pinggang menghadap Alana

"Ehmm .. Anu Pak.. saya lupa Kalo Ada tugas Dari bapak ehehehe jadinya saya nggak ngerjain deh Pak "

"Hmmm.. bagus ya Alana , sekarang Kamu keluar dan kelapangan hormat disana sampai Bel istirahat berbunyi"  Ujar Pak Budi

"Iya Pak iyaa, ini saya mau keluar Pak "

"Baguss.. cepat Sana.."

"Iya bapakk" Alana melangkah keluar kelas , ia berfikir Dari pada dia dilapangan lebih baik dia pergi ke kantin

"Woy mercon lo ngapain disini " Sambil meminum minuman milik Alana Riyan duduk Di samping Alana

Alana menatap malas Riyan sambil melanjutkan acara makannya

"Yeh.. ditanya Diem aja Lu " lagi lagi Riyan mencomot siomay milik Alana  Dan

"Plakk.. Aduhhhh , pukulan Lu pedes bener si Al, gua kan Cuman Minta satu biji, elah "

"Bisa ga sih lo tuh Diem jangan berisik jangan ganggu gue sehari ajaaa riyann " sambil menusuk nusuk siomay dengan garpunya, menganggap bahwa siomay itu adalah Riyan

"Kan gue nanya bae bae Lu nya ngga jawab , gimana sih Al "

"Hmm.. gue lagi dihukum " kata Alana sambil mengunyah siomay nya

"Kenapa lagi Lu? Nyari masalah lagi? "

"Cuman gara gara gue nggak ngerjain tugas doang gue disuruh berjemur Di lapangan Sama si Budi , kan mending gue Di kantin, enak Adem udah gitu kenyang lagi "

"Hahahahaha kesian deh lo dihukum Sama si Budi, lo nya si terlalu males " Ucap Riyan sambil mengambil satu batang  rokok di sakunya

"Ri "

"Hmm??"  Riyan menatap Alana

"Cabut yu , bete gue Ri "

"Cabut kemana? " Tanya Riyan sambil menghembuskan asap rokoknya

" Nggak tau deh, gue mager sekolah ri, hmm.. Ri .. bagi dong"  Alana menggoyang goyangkan tangan Riyan

Riyan menatap Alana sambil menaikkan satu Alisnya Dan bertanya

"Bagi apaan?"

"Itu, Yang lo pegang" Alana menjatuhkan pandangannya kepada rokok Yang Riyan pegang  Riyan mengikuti arah pandangan Alana Dan

"GAK" sesimpel itu jawaban Riyan menolak permintaan Alana

"Lo aja boleh masa gue enggak Ri" Alana merengek kepada Riyan tapi Riyan menulikan pendengarannya

Riyan sangat tidak suka Jika Alana merokok, mabuk mabukan, bagi Riyan Yang boleh nakal itu hanya dirinya namun Jika Riyan melihat Alana melakukan itu Riyan Akan sangat murka

"Gue bilang enggak ya enggak , daripada lo ngisep ni rokok mending lo ngisep bibir gue gimana? "

"Najiss " Ucap Alana sambil memajukan bibirnya Karena kesal

" Lagi lo Tu perempuan nggak baik ngerokok al " Riyan menatap Alana serius

Alana Yang diceramahi seperti itu hanya menjawab dengan jawaban singkat

"Hmm.. bawel lo"

Dulu Alana adalah anak Yang rajin, pintar, gadis Yang Manis , Alana tidak pernah berkata kasar, Alana adalah gadis baik baik kebanggaan Kedua orang tuanya sampai pada akhirnya Alana bertemu dengan dia
dia mengubah hidup Alana, semenjak kepergian dia Alana berubah menjadi urak urakan tidak karuan, berbanding terbalik dengan keadaan dahulu

Pengaruh dia terlalu besar kehidup Alana
Bahkan Alana pernah merasakan depresi Karena dia




DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang