Dia?

2 0 0
                                    

Drtttt..drtttt.. dering ponsel Alana berbunyi
Alana fikir siapa Yang rajin sekali menghubunginya tengah Malam begini
Tanpa fikir panjang Alana segera mengangkatnya

"Halo? Al "

Deg.. Alana sangat kenal dengan suara itu suara Yang sudah lama tak terdengar suara Yang Alana rindukan
Tiba tiba seluruh tubuh Alana bergetar
Air Mata Alana Luruh begitu Saja
Batang bayang Akan masa lalu tiba tiba berputar seperti kaset rusak ponselnya terjatuh dan

Cekrek... Suara kenop pintu berbunyi

Disana, Ada Riyan berdiri menatap tubuh Alana Yang bergetar

Alana berbalik Arah memandangi Riyan dengan keadaan Yang sangat kacau Dan tatapan Mata Yang kosong

Riyan melihat tatapan itu, tatapan Yang Sama seperti 5 tahun Yang lalu segera Saja Rian menghampiri Alana Dan memeluk Alana

Riyan menenangkan Alana, tubuh Alana Masih bergetar, hanya Karena mendengar satu kata mampu membuat Alana terguncang

Riyan sangat khawatir Akan kondisi Alana Yang seperti ini

"Stt.. Al.. tenangin Diri lo Al, sttt cerita Sama gue Al apa Yang terjadi Al " sambil mengusap rambut Alana dengan penuh kasih sayang Riyan pun memeluk Alana

Alana semakin terisak , tubuhnya lemas bagaikan tidak Ada pijakan untung Saja Riyan menahannya kalau tidak pasti Alana sudah terjatuh

"Dddiaa..Diaa.. Dia nelfon gue Ri.. dia kembali Diaa.. " bibir Alana bergetar bahkan untuk menyebut namanya Saja Alana tidak mampu

Luka Yang dia tancapkan sudah terlalu Dalam bagi Alana

Jelas Riyan tau siapa Yang dimaksud Alana, rasanya Riyan ingin membunuh dia Yang membuat Alananya tidak seperti Alananya Yang dulu

"Sttt.. tenang Al gue tau, udah ya jangan Di tanggepin sekarang lo tidur biar dia gue Yang urus oke, anggap ini ngga pernah terjadi"

Alana Yang pasrah pun segera beranjak ke tempat tidur menuruti perkataan Riyan, dia sungguh lelah dengan semua Yang terjadi

Riyan mengusap usap kepala Alana lembut, menyelimbuti Alana Dan mengecup dahi Alana , Dia menemani Alana sampai Alana tertidur

Riyan mengambil Ponsel Alana Yang terjatuh, dia menatap benci kepada Ponsel itu seolah Ponsel itu adalah dia , dia orang Yang telah menyakiti Alananya

Riyan bersumpah Akan menjaga Alananya agar tidak terjatuh kembali pada lubang Yang Sama

Alananya sangat berharga bagi Riyan
Riyan sangat menyayangi Alana sebegitunya

------------------::--------

"Tok..Tok..Tokk.. Alana Bangun mau sekolah nggak Kamu??" Alana memang sangat Susah sekali Jika dibangunkan butuh kesabaran ekstra bagi sang bunda untuk membangunkan sang putri tidur itu

"Enggak bun.. Alana enggak mau sekolah dulu"

Alana Masih terpejam, Kepalanya sangat pening rasanya dia ingin tertidur sepanjang Hari

Ceklekk.. Bundanya membuka pintu kamar Alana

"Kamu kenapa? Sakit? "

"Hmmm..kepala Alana pusing bun , Alana ngga usah sekolah dulu ya " Alana Bangun Dan menatap Bundanya

"Yaudah Kamu istirahat dulu, nanti bunda izin ke wali kelas Kamu bahwa Kamu nggak masuk dulu Hari Ini "

"Makasih bun"

Alana menatap ponselnya yang berada disebelahnya banyak notifikasi Yang masuk

Alana terpaku dengan Salah satu chat Yang masuk

Reihan Adibrata

"Halo Al, ini gue Rei Masih Inget gue nggak? Apa kabar Al?"

Sialan sungguh sunggu sialan , Alana sangat membenci orang itu

Alana mengabaikan pesan itu Dan beralih ke chat lain

Riyan ketcheh
"Al lo kemana? Nggak masuk ? Kenapa sakit?"


Alanatalia
"Ya , gue nggak masuk dulu sakit, jangan kangen lo Sama gue"

Alana membalas pesan Dari Riyan , Alana mendengus Kala melihat username Riyan Di hp Alana
Percayalah Yang menamai kontak Rian Di hp Alana adalah Riyan sendiri

Pernah Alana menggantinya, Dan Riyan ngambek kepada Alana Karena hal itu

Sungguh kekanak kanakan sekali bukan?

tingnong bunyi notifikasi line, Dan  Alana segera membukanya

Riyan ketcheh
"Pede banget, gue cuman mau bilang sekolah Tu rasanya Adem tenang Aman Dan damai ngga Ada lo hehehehe"

Alanatalia
"Awas ya lo, Liat aja lo besok Kalo gue masuk abis lo Sama gue "


Riyan ketcheh
"Hih takuttt, aduh jangan galak galak dong Manis nanti cantiknya hilang "


Alanatalia
"Najis lo jijik gue bacanya, udah ah gue mau tidur dulu, males gue ngeladenin lo GAK PENTING"


Alana mematikan hp nya sungguh berbicara dengan Rian itu sangat menguras emosinya

Sedangkan disana Rian tertawa membayangkan Wajah Alana Yang pastinya sudah sangat kesal

Sungguh membuat Alana kesal adalah kebahagiaan tersendiri buat Riyan

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang